Senin, Oktober 31, 2011

Adaptasi lingkungan



Hidup kita sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan hidup kita, seperti: keluarga ( orang tua, suami, istri anak-anak ), tetangga, teman sekolah, teman sekantor, teman setempat kost dan lain-lain.

Manusia hidup berkelompok artinya masih ada orang-orang lain yang hidup berdekatan dengan kita. Masing-masing saling mempengaruhi hidup kita.

Orang bijak pernah berkata “Kalau ingin pandai bergaullah dengan orang pandai, kalau mau kaya bergaullah dengan orang yang kaya. Benar juga perkataan beliau ini.

Berteman dengan orang pandai akan berdampak kepada kita. Kita juga ingin sepandai mereka, akibatnya memberi semangat kepada kita untuk berupaya agar kita juga bertambah pandai. Kalau berteman dengan orang yang kaya, maka suatu saat bila kita membutuhkan uluran tangan mereka maka akan lebih mudah.

Kalau kita hidup di dalam sebuah Asrama atau Panti, dimana disana ada peraturan yang harus ditaati, maka ini berarti untuk kepentigan bersama dan bukan untuk membuat hidup menjadi tidak nyaman.

Demian pula di Panti Wreda dimana saya melayani pemeriksaan kesehatan para warga Panti yang berusia lanjut. Para Lansia ini sering kali emosi dan kepribadiannya kembali seperti anak-anak. Para Pengurus Panti mesti lebih sabar menghadapi mereka. Kondisi keshetan yang sudah banyak menurun seperti penglihatan yang menurun ( akibat penyakit Katarak ), pendengaran yang sudah banyak mnurun ( sehingga kita perlu bicara dengan volume yang lebih besar ), waktu mandi lebih lama ( karena senang main air di dalam kamar mandi ), waktu makan yang lebih lama ( karena  banyak gigi yang sudah tanggal ) dan sebagainya.

Warga Panti yang sudah tinggal di Panti dan karena suatu alasan keluar atau meninggalkan Panti, maka tidak diijinkan  masuk kembali ke Panti ini. Regulasi ini pun sering dilanggar ( karena ada otoritas diatas Pengurus Panti yang meminta seseorang dapat tinggal kembali di Panti ) sehingga dapat saja warga Panti yang sudah keluar akan masuk kembali ke Panti. Keadaan ini  sering mebuat Pengurus tidak dapat menolak dan berbuat banyak selain harus menyesuaikan dengan keputusan tsb. Mestinya Peraturan itu untuk ditaati, tetapi dalam praktek sering kali peraturan dibuat untuk kemudian dilanggar.

Untuk menghadapi kejadian warga Panti yang ingin keluar dari Panti diberi waktu 1 minggu untuk berpikir dan merenungkan keputusan keluar dari Panti agar keputusannya diambil dengan bijaksana.

Saya sebagai salah satu orang yang melayani Panti Wreda ini berpendapat bahwa hidup di Panti Wreda ini cukup nyaman. Alasannya adalah:

  1. Besar biaya dari pihak Keluarga jumlahnya kecil ( sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi hidup saat ini yang perlu ada penyesuaian ). Itupun sering kali tidak ada dana yang diterima pihak Panti, kalau yang bersangkutan sudah tidak mempunyai keluarga lagi atau memang tidak mampu secara finasiil. Dana akan diberikan dari Gereja kami yang semuanya juga berasal dari para donatur

  1. Mau makan, sudah tersedia pada waktu makan. Kwalitas dan kwantitas makanan cukup baik.

  1. Mau mandi, cukup tersedia air  bersih / ledeng.

  1. Mau beribadah / pergi ke Gereja setiap hari Minggu pagi, sudah tersedia mobil antar jemput.

  1. Setiap minggu ada dokter yang memeriksa dan memberikan obat yang dibeli dari sebuah Apotik langganan.

  1. Pada saat-saat tertentu ada pihak tamu yang berkunjung dan memberikan bantuan / sumbangan makanan atau pakaian atau barang-baang lain yang dibutuhkan para warga Panti Wreda

  1. Setiap pagi diberikan Renungan Rohani oleh Ibu Panti.

  1. Pada Hari Ulang Tahun setiap warga Panti akan diperingati dan dirayakan bersama. Kami semua mendoakan semoga mereka panjang umur dan diberi kesehatan yang baik. Mereka tampak gembira memotong dan menikmati Birthday cake yang belum tentu akan dinikmati bila tinggal di luar Panti Wreda ini.

  1. Seminggu sekali dilakukan Senam Lansia  yang dipandu oleh tenaga yang berwenang.

  1. Diberikan kesempatan untuk menerima Keluarga yang ingin menengok warga Panti.

  1. Diberikan waktu untuk Rekreasi bersama setahun 1-2 kali, diluar lokasi Panti.

  1. Diberi kesempatan untuk bercocok tanam atau berkebun bagi warga Panti yang mempunyai hobi berkebun. Buah Pepaya, Singkong dan Buah Pisang  dapat dipanen dan dinikmati bersama.

  1. Setiap warga Panti dapat bergaul dan hidup bersama dengan teman-teman yang seusia dalam suasana yang  cukup nyaman.

Lalu mau apa lagi? Masih kurang apa lagi?

Meskipun demikian, masih saja ada yang merasa tidak puas dan ingin  meninggalkan Panti.

Kami tidak pernah memaksa seseorang Lansia untuk tinggal di Panti Wreda. Bila ada warga Panti yang ingin tinggal di Panti maka kami Pengurus Panti akan melayani mereka  karena kami bekerja di Panti ( secara nonprofit ) dengan prinsip melayani orang lain yang membutuhkan pelayanan kami. Peraturan yang dibuat semuanya bermaksud agar hidup di Panti dapat senyaman mungkin.

Pernah ada warga Panti yang menganggap peraturan Panti terlalu ketat ( padahal tidak demikian karena maksudnya adalah untuk kebaikan para warga  Panti sendiri  ) dan ia sering tidak sependapat dengan Ibu Panti. Yang bersangkutan akhirnya  meninggalkan Panti setelah hidup di Panti selama 10 bulan.

Ternyata untuk berbuat baikanpun tidak mudah. Ada batu sandungan di depan kita.

Jumat, Oktober 28, 2011

Sakit Perut



Membuat Diagnosa dari keluhan sakit di daerah Perut sering kali tidak mudah.
Di dalam rongga Perut ada banyak Organ tubuh seperti: Hati, Kandung Empedu, Lambung, Limpa, Usus Kecil, Usus Buntu, Usus Besar, Rahim, Indung Telur, Kandung Kencing, Kelenjar Prostat.

Rasa nyeri yang semula  di Ulu Hati setelah beberapa saat kemudian berpindah ke daerah Perut kanan bawah dan menetap disana  ( pada Radang Usus Buntu, Appendicitis acuta ) atau berpindah dan menetap didaerah Dada sebelah kiri ( pada Penyakit Jantung Koroner ).

Rasa tidak nyaman di daerah Ulu hati sering di Diagnosa sebagai Gangguan Lambung ( Maag ), Dispepsia. Diterapi sebagai Dispepsia tidak sembuh-sembuh, ternyata setelah dilakukan pemeriksaan penunjang ( pemeriksaan Darah ) ditemukan adanya gangguan Fungsi Hati, Hepatitis.

Rasa nyeri pada Perut Kanan bawah yang diduga sebagai Radang Usus Buntu ( Appendicitis acuta ) ternyata itu adalah Radang Ovarium, atau Kehamilan di luar Rahim.

Rasa mual dan muntah yang diduga sebagai penyakit Maag, ternyata itu adalah Batu Saluran Kencing.

Diagnosa pasti dari keluhan pada Perut dibuat setelah dilakukan pemeriksaan penunjang: pemeriksaan Darah, USG, Foto polos Perut ( BNO ) dll.

Akhirnya keluhan pasien tidak sembuh-sembuh.

Keadaan ini dipersulit apabila:
  1. Pasien menolak dilakukan pemeriksaan penununjang yang diminta dokter ( dengan alasan tidak ada  dana, rasa takut dsb ).
  2. Tidak tersedia Laboratorium Klinik dan Klinik Rontgen untuk membuat pemeriksaan penunjang.
  3. Informasi yang diberikan dokter tidak jelas sehingga pasien tidak mau melakukan pemeriksan penunjang.

---

Tiga hari yang lalu Ny. N, 50 tahun, datang berobat. Ia dapat berjalan dengan baik. Komunikasi antara dokter dan pasien berjalan baik.

Keluhan Ny. N adalah rasa nyeri di Perut terutama sebelah kiri, sejak 3 hari yang lalu. Ada rasa mual, tidak ada muntah. Sejak2 tahun yang lalu ia berhenti Haid ( Menopause ). Tidak ada perdarahan dari vagina.

Sudah minum tablet penghilang rasa nyeri, tablet Maag dll, tetapi keluhannya tidak berkurang.

Pada pemeriksaan didapat: Tekanan darah dalam batas normal. Pada Perabaan perut supel, tidak ada nyeri tekan. Pada Perkusi ( pemeriksaan Ketok ) perut kembung ( meteorismus ). Liver dan Limpa tidak membesar. Kandung Kencing dan Rahim tidak teraba.

Saya tidak dapat membuat Diagnosa hanya  berdasar pemeriksaan dalam Ruang Periksa saja. Keadaan pasien membutuhkan pemeriksaan penunjang yang saya sarankan kepada pasien, berupa:

  1. Pemeriksaan Darah atas fungsi Hati ( SGOT, SGPT, Kadar Bilirubin ( Total, Direct, Indirect ) dan Lipid profil.
  2. Pemeriksaan USG: Upper and Lower Abdomen.

Beruntung di kota kami berdomisili terdapat fasilitas untuk melakukan pemeriksaan tersebut.

Keesokan harinya Ny. N datang kembali membawa hasil pemeriksaan penunjang tersebut.

Hasil pemeriksaan Darah atas Liver Function Test: baik, dalam batas normal. Kadar asam Lemak ( Trigliseride: sedikit meninggi ), kadar Kolesterol: normal.

Hasil USG dinyatakan:
  1. Adanya Batu Kandung Empedu ( Cholelithiasis ).
  2. Adanya Batu ukuran 0,3 dan 0,4 mm dalam Ginjal Kiri.
  3. Lain-lain: normal.

Setelah didapat Diagnosa berdasar atas Anamnesa ( Tanya jawab riwayat penyakit ), Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang, saya memberikan resep Kapsul  untuk Batu Kandung Empedu, Kapsul untuk Batu Ginjal, tablet penurun Trigliseride dan advis hindari makanan yang terlalu berminyak.

---

Beberapa kali pada pasien-pasien  lain yang datang dengan keluhan yang sama dan diberikan Surat pengantar untuk dilakukan Pemeriksaan penunjang, pasien tidak datang kembali membawa hasil pemeriksaan.

Diagnosa tidak dapat dibuat, pasien tidak kembali dan pasti keluhan pasien tidak membaik.

Kemungkinan besar pasien berobat kepada dokter lain atau pengobatan alternatif dan berharap dengan minum obat yang diresepkan penyakitnya akan sembuh.

Rasanya  harapan seperti ini sukar terkabul. Selama Diagnosa penyakit tidak diketahui dengan pasti, maka pengobatan yang tepat sulit diberikan dan penyakit tidak sembuh.-

Jumat, Oktober 21, 2011

Sakit kepala



Kemarin sore datang berobat Pak S, 38 tahun. Ia seorang karyawan di sebuah kantor swasta. Tugasnya di bagian Stok barang. Sepanjang hari ia menghadapi layar monitor komputer di tempat kerjanya. Ia sudah bekerja disitu sejak 4 tahun yang lalu. Gaji yang diterimanya cukup untuk hidup berdua dengan isterinya. Mereka belum mempunyai anak.

Keluhan Pak S adalah sakit kepala. Kepalanya terasa cekot-cekot, tidak ada rasa mual, muntah atau diare. Tekanan darah: dalam batas normal, tidak ada gangguan fisik lain, tidak ada riwayat keluarga penyakit Kencing Manis, Darah Tinggi, benturan di kepala ( akibat terjatuh atau kecelakaan lalu lintas ).

Pak S sudah minum tablet pain killer yang dijual bebas di sebuah apotik, tetapi keluhannya masih belum membaik.

Sakit kepala merupakan gejala yang paling banyak dikeluhkan para pasien yang datang berobat, selain keluhan: demam, pegel linu dan diare.

Penyebab sakit kepala ada banyak, seperti:
  1. Belum gajian ( tanggung bulan )
  2. Buka cek mundur, tetapi Rekening Bank mereka belum diisi uang, padahal hari jatuh tempo adalah besok hari.
  3. Menderita demam karena penyakit lain.
  4. Mengalami kejadian yang tidak menyenangkan (  dimarahi oleh atasan, putus hubungan dengan pacar, tidak lulus ujian /saringan masuk suatu pekerjaan, mengalami pemutusan hubungan kerja, diejek orang dll ).
  5. Akibat dari penyakit lain, seperti: hipertensi ( tidak selalu ), Radang Otak, Tumor Otak dll.

Oleh karena ada begitu banyak penyebab Sakit kepala, tentu tidak mudah mencari penyebabnya dan memerlukan banyak waktu dan pemeriksaan penunjang ( pemeriksaan Laboratrium, Foto Rontgen, USG, MRI dll ).

Akhirnya kepada Pak S, saya memberikan resep 1 macam tablet saja yang berupa pain killer yang juga mengandung sedikit  minor tranquilizer untuk membuat lebih mudah tertidur. Bila keluhannya  belum membaik, maka perlu dipertimbangkan dilakukan pemeriksaan penunjang.

Setelah membaca resep yang saya buat, dengan nada tidak percaya Pak S bertanya “Hanya 1 macam obat saja, Dok.”

Saya menjawab “Benar. Saya pikir anda sangat sibuk bekerja di kantor sehingga perlu lebih banyak istirahat. Kalau handphone, perlu di strum dahulu agar  punya tenaga lebih baik. Dengan minum tablet ini anda akan enak tidur dan akan bangun dengan tubuh yang lebih segar. Percayalah.”

Saya berkata dengan meyakinkan untuk memberikan sugesti, bahwa tubuhnya baik-baik saja dan hanya perlu lebih banyak tidur malam hari.

Dua hari kemudian saat saya praktik sore, saya menerima telepon dari Pak S yang menyatakan bahwa sakit kepalanya sudah hilang dan tubuhnya menjadi lebih segar.

Saya menjawab”Syukurlah anda sudah baik. Selamat bekerja kembali ya.”

Rabu, Oktober 19, 2011

Angkat jahitan kulit



Hari Jum’at yag lalu ketika saya melakukan pemeriksaan kesehatan di Panti Wreda Kasih milik Gereja kami, Ibu Panti ( Ny. E ) melaporkan bahwa Oma S, 71 tahun harus  angkat jahitan hari Senin yang akan datang.

Oma S ini menderita sebuah tumor ( benjolan ) Kista Ateroma di Kepala dekat Telinga kanan sebesar butir Jagung. Ia dioperasi kecil di sebuah RS di kota kami. Oma S diminta datang kembali untuk angkat jahitan kulitnya sekitar 1 minggu kemudian.

Dari pada menunggu lama untuk antri di RS, saya pikir lebih baik angkat jahitan kulit itu di tempat praktik saya saja. Tindakan tsb tidak  sulit dan tidak makan waktu lama.

Kemarin sore Oma S diantar Ibu Panti dengan transportasi  mobil Gereja datang ke tempat praktik saya.

“Sakit tidak, Dok” tanya Oma S.

Saya menjawab “Tidak sakit Oma. Mari saya angkat jahitannya.”

Tindakan mencabut benang jahitan kulit sebanyak 5 helai tidak membutuhkan waktu lama. Luka bekas operasi kering, tidak ada nanah, tidak bengkak. Setelah operasi Dokter disana memberikan tablet antibiotka dan tablet pain killer yang tersisa 1 kali minum lagi.

Saya memberikan resep berupa tablet Multivitamin yang rutin diberikan kepada para Opa dan Oma di Panti ini dimana saya melayani dalam bidang kesehatan setiap hari Jum’at pagi.

Saya bersyukur sore itu saya dapat meneyelesaikan tugas dengan cepat dan baik.

Selamat sore.

Sembelit



Buang air besar ( b.a.b ) bagi usia anak dan dewasa merupakan hal yang biasa dan mudah. Minimal sehari 1 kali b.a.b.

Pada usia lanjut, diatas 60 tahun kebiasaan b.a.b. sering mengalami gangguan. Mungkin 2-3 hari sekali, bahkan pada Usia lanjut yang selalu berbaring diatas bed, maka b.a.b. bisa terjadi setiap 1 minggu sekali. Kurangnya aktifitas fisik, masukan makanan yang sedikit, dapat membuat gerakan peristaltik usus menjadi lemah sehingga proses b.a.b.  menjadi lebih lama terjadi.

Keadaan sembelit atau susah b.a.b. sering membuat perut tidak nyaman, terasa mules, tidak selera makan dll.

----

Seminggu yang lalu datang berobat Pak L, 82 tahun.
Ia mengeluh sembelit sejak 1 minggu yang lalu. B.a.b. sukar dan mesti mengeden dahulu. Menurut pengakuannya ia selalu makan  buah Pisang, Pepaya dll setiap hari. Ia sudah minum obat yang gencar diiklankan di TV, tetapi hasilnya kurang memuaskan.

Tidak ada keluhan b.a.k. Saya khawatir ada gangguan b.a.k. yang disebabkan oleh pembengkakan Kelenjar Prostat ( yang hanya ada pada Pria ). Kalau b.a.k. Pak L tidak harus mengeden dahulu, aliran urine bagus tidak tersenda-sendat.

Pada kunjungan pertama Pak L saya berikan resep tablet yang mengandung Enzym untuk membantu pencernaannya agar memudahkan b.a.b.  dan advis makan Pisang, Pepaya atau buah-buahan lainnya.

3 hari kemudian Pak L datang kembali dan melaporkan bahwa b.a.b. sudah dapat setiap hari tetapi  sekarang timbul rasa nyeri di daerah perut sebelah Kiri bawah.

Pada pemeriksaan raba ( palpasi ) daerah tsb terdapat nyeri tekan. Samar-samar teraba ada tumor / benjolan pada daerah Abdomen kiri bawah.

Saya pikir ini adalah tinja yang masih ada dan belum  keluar semuanya dari usus besarnya. Advis dilakukan pemeriksaan USG pada perutnya, ditolak oleh Pak L karena  kalau memakai Kartu Asuransi Kesehatan Pegawai Negeri harus menunggu lama ( antri ) di RS Umum di kota kami, yang sering membuat tidak nyaman.

Sering kali menghadapi pasien usia lanjut agak sukar karena selain penyakitnya juga karena factor usia yang sudah lanjut.

Akhirnya saya  membuat resep dengan menambahkan jumlah tablet Enzym pencernaan dan tablet Obat cacing yang harganya murah meriah.

Saya bertanya kepada Pak L “Pak, kapan terakhir Bapak minum obat Cacing?”

Pak L menjawab “ Tidak ingat, Dok. Sudah lama sekali saya tidak minum obat Cacing. Apakah itu perlu?”

Saya menerangkan dengan sabar bahwa obat Cacing itu sebenarnya perlu diminum setiap 3-4 bulan sekali. Kalau ada Cacing, maka akan keluar dari tubuh keesokan harinya dan kalau tidak ada Cacing juga tidak akan merugikan kantong kita oleh karena harganya murah.

Dua hari kemudian saya menerima telepon dari Pak L.

“Met pagi, Dok. Ini saya Pak L.” terdengar suara seorang pria disana.

“Met Pak Pak L. Bagaimana kabarnya hari ini?” saya menjawab.

“Dok, saya mau melaporkan bahwa rasa nyeri perut saya sudah hilang. Tadi pagi saya b.a.b. dengan mudah. Sekarang sudah nyaman kembali. Terima kasih, Dok. Maaf sudah mengganggu Dokter” kata Pak L.

“Ah..tidak apa-apa Pak L. Saya turut gembira kalau keluhan di perut Bapak sudah baikan. Jangan lupa makan buah-buahan setiap hari agar b.a.b nya lancar ya” saya menambahkan advis.

Saya merasa plong, kalau pasien Lansia saya ini merasa puas karena keluhan  sembelit dan nyeri perutnya  membaik.

Saya juga berterima kasih kepada tablet Enzym dan tablet Obat Cacing yang saya resepkan.-

Mendadak Tuli



Tuli atau gangguan pendengaran, sehingga seseorang kurang atau tidak dapat mendengar suara.

Secara fisiologis, seseorang yang lanjut usia dapat mengalami gangguan pendengaran sehingga bila kita berbicara dengan mereka harus dengan volume suara yang lebih besar. Hal ini disebabkan syaraf pendengaran sudah mengalami penurunan kerjanya  seiring dengan bertambah usia.

Tuli juga dapat karena kerusakan alat pendengaran yang terletak di dalam Telinga Tengah akibat benturan ( terjatuh, kecelakaan lalu lintas dll ), sebagai efek samping dari sesuatu obat ( misalnya injeksi Streptomycin dll ) atau dapat juga karena adanya kotoran Telinga yang menyumbat liang Telinga ( cerumen obturan ) sehingga menghambat masuknya suara dan menggetarkan selaput suara ( membrane Tympani ).

---

Tiga hari yang lalu sore hari saya mendapat telepon dari seorang pasien yang sudah saya kenal baik. Pak A, 30 tahun berkata bahwa Telinga kanannya mendadak Tuli. Tidak ada riwayat: terjatuh, kecelakaan lalu lintas, obat-obatan atau lainnya.

“Dok, Telinga kanan saya mendadak tidak dapat mendengar. Apa ya obat yang harus saya minum?” kata Pak A.

Disangkanya semudah itu untuk membuat Diagnosa dan memberikan Terapi yang tepat. Pertanyaan yang mudah ini,  ternyata sulit menjawabnya sebab pasien diperiksa juga belum. Saya juga tidak mempunyai kemampuan melihat menembus ruang dan waktu. Oleh karena itu lebih bijaksana bila saya memeriksa dahulu pasien, membuat pemeriksan penunjang ( Lab, Foto Rontgen dll ), membuat Diagnosa yang benar dan memberikan terapi yang benar pula. Kalau Diagnosanya salah, maka terapinya juga akan salah dan pasien pasti tidak sembuh.

Saya menjawab “Pak, datanglah ke tempat praktik saya. Nanti saya lihat dahulu Telinganya agar dapat memberikan pengobatan yang tepat.”

“Besok pagi saya akan datang, Dok.”

“Baik, saya tunggu.” Saya menjawab.

Saya tunggu sehari, dua hari, tiga hari, ia masih belum datang juga.
Mungkin keluhannya sudah membaik atau ia pergi berobat ke tempat  yang lain, saya tidak tahu sebab tidak ada laporannya.

Semoga ia sembuh. Amin.-


Minggu, Oktober 16, 2011

Epistaxis









Epistaxis atau mimisan adalah perdarahan dari  hidung.
Epistaxis dapat timbul secara spontan, akibat penyakit lain   dan dapat terjadi setelah mendapat benturan ( trauma fisik ). Perdarahan yang keluar akibat pecahnya pembuluh dari pada dinding atau sekat rongga hidung.

Penyebab:
  1. Pada anak kecil dapat terjadi Epistaxis secara spontan ( saat mereka tidur ) ketika mereka mengalami demam akibat penyakit Flu dll.
  2. Benturan yang keras pada  daerah wajah ( dipukul, terjatuh saat kecelakaan lalu-lntas dll ) dapat juga menyebabkan Epsitaxis.
  3. Penyakit DBD ( Demam Berdarah Dengue ) juga dapat terjadi Epistaxis,  b.a.b berdarah atau perdarahan pada Kulit.
  4. Pada Darah Tinggi ( Hipertensi ) dapat terjadi Epistaxis, seolah alam sudah mengaturnya sebagai Klep pengaman. Dari pada pecah di dalam Otak yang dapat menyebabkan Stroke, lebih baik bila terjadi Epstaxis.
  5. Akibat adanya gangguan proses pembekuan darah pada penyakit-penyakit darah ( Hemofilia, Lekemia dll )

----

Kemarin sore datang Ibu K mengantar putra sulungnya, M, 20 tahun, seorang karyawan sebuah Toko.

Keluhan M adalah terjadinya Epsitaxis sejak 1 hari yang lalu.
M  terjatuh saat bekerja di Tokonya. Pelipis kiri  mengenai lantai. Akibatnya  ia merasa nyeri pada daerah peipis kiri dan pipi kiri. Dari lubang hidung kiri keluar darah.

Segera berobat ke sebuah Rumah Sakit terdekat. Saya melihat Kartu Pendaftaran pasien atas nama yang bersangkutan.  Pasien M ini tidak mendapat pelayanan yang memadai dan tidak mendapat  resep obat. Aneh. Sudah membayar, tetapi tidak mendapat pelayanan medis  sama sekali. Apakah tidak ada petugas Medis atau Paramedis disana?

Akhirnya M diantar Ibunya datang ke tempat praktik saya. Meskipun belum waktu buka praktik, saya melayani mereka.

Perdarahan hidung pasien ini sudah berhenti. Tekanan darah dalam batas normal ( bukan penderita Hipertensi ). Terlihat adanya sedikit Hematoma ( perarah di bawah kuit ) di bawah mata kiri. Sedikit pusing.

Saya memberikan resep obat berupa: tablet untuk mempercepat proses pembekuan darah, tablet yang mengandung Kalsium dan Vit. C yang berefek sama agar pembekuan  lebih cepat sehingga terjadi bekuan darah yang akan menutup lubang pembuluh darah kecil yang kecil ( kapiler ) pada hidung pasien ini.

Tindakan terakhir adalah: advis agar pada samping hidung kiri di kompres dengan Es batu ( dingin ) agar di lokasi tsb terjadi penurunan suhu tubuh yang akan membuat pembuluh darah mengecil ( vasokonstriksi ) dan terhentinya perdarahan.

Pasien minta diberikan Surat Keterangan Sakit  selama 3 hari.
Semoga Epsitaxis pasien ini membaik dan ia dapat segera bekerja kembali.

Bila dalam waktu 2 hari keluhan masih berlanjut, saya sarankan agar minta bantuan Dokter THT untuk menghentikan perdarahan hidung ini. Semoga tidak terjadi.

Suami-isteri datang berobat



Suatu sore seminggu yang lalu datang berobat Pak X, 38 tahun.
Ia datang bersama seorang wanita, isterinya Ibu X, 35 tahun.

Saya bertanya “Pak X, apa keluhan anda?”

Pak X menjawab “Dok, sudah beberapa hari kalau b.a.k. nyeri. Pagi hari ada  bercak pada CD saya.”

Keluhannya khas untuk penyakit Radang saluran kencing ( Urethritis acuta ).

Sebenarnya saya ingin bertanya lebih lanjut dengan pertanyaan “Kapan anda melakukan ML dengan wanita lain?”

Pertanyaan itu tidak saya ajukan mengingat disampingnya duduk Istrinya.
Saya sekilas melihat wajah Ibu X berlinang air mata. Saya yakin naluri wanitanya  sudah berkata bahwa sang suami sudah berbuat nakal.

Saya bertanya kepada Pak X “Pak, apakah anda sudah berobat?”

Pak X menjawab “Belum, Dok. Saya khawatir kalau nanti isteri saya tertular, jadi saya mengajak isteri saya untuk sekalian berobat juga.”

Aha…saya menghargai kejujuran dan keberanian Pak X untuk datang berobat bersama-sama isterinya. Biasanya sang suami khawatir  kalau penyakit sakit saat pipis itu ketahuan oleh isteri. Pak X ini berbeda, bahkan mengajak istrinya juga datang berobat. Ia tahu ada resiko sang istri akan tahu dan marah besar kalau ia tahu suaminya mendapatkan penyakit itu   dari orang lain.

Pada periksa pandang ( Inspeksi ) lubang Urethra Pak X tampak kemerahan dan ada Nanah ( pus ). Gejala ini ditambah keluhan sakit saat pipis ( disuria ) dan kalau dilanjutkan pertanyaan dan adanya pengakuan bahwa pasien  beberapa hari yang lalu pernah ML dengan wanita lain. Klop sudah ini adalah penyakit Infeksi saluran kencing akibat G.O. Diagnosa pasti kalau dilakukan pemeriksan sedian hapus  Pus ini dibawah Mikroskop untuk melihat kuman G.O. yang bersifat Gram Negatip ( terlihat  batang berwarna merah ).

Yang khas pada penyakit ini adalah adanya Disuria dan “Good morning drip” ( tetesan nanah pada pagi hari ) sehingga memberikan bercak warna Kuning pada CD nya.

“Baiklah, Pak. Saya akan memberi resep untuk Bapak dan Ibu. Saya berikan 2 macam obat antibiotika yang harus diminum sampai habis” kata saya.

Saya memberikan resep 2 macam antibiotika untuk mengobati Urethritis G.O. yang diakibatkan olah bakteri Nieserria gonorrhoeica dan Non G.O. yang biasa disebabkan oleh Chlamydia. Kedua macam infeksi ini mesti diobati besamaan agar penyakitnya sembuh tuntas. Bila hanya mengobati G.O. nya saja maka penyakit ini tidak akan sembuh 100%.

Penyakit ini yang tergolong ke dalam PHS ( Penyakit akibat Hubungan Seksual ) mudah disembuhkan tetapi mudah kambuh lagi. Penyebabnya adalah hobi melakukan ML dengan  bukan pasangnnya. Akibatnya seolah penyakitnya tidak sembuh-sembuh, ( dikira dokter tidak pandai mengobati penyakitya ) padahal penyakitnya timbul kembali beberapa hari kemudian ( setelah melewati masa tunas yang pendek ini ) setelah pria ini melakukan ML lagi. Sang isteri yang tidak tahu apa-apa kena akibatnya bila melakukan ML dengan sang suami.

Jadi terapi mesti keduanya diobati agar tidak timbul “Pingpong phenomen “, yaitu gejala dari suami yang sehat kembali tetapi karena isteri tidak diterapi maka saat mereka ML sang isteri akan tertular. Bila hanya isteri yang diterapi dan suami tidak, maka sang suami akan tertular. Begitu seterusnya, bolak balik seperti main Pingpong.

Masalah yang timbul adalah bagaimana  suami dapat berhasil mengajak sang isteri utuk datang berobat? Oleh karena isteri merasa tidak sakit ( gejala G.O. pada wanita tidak sehebat dari pada Pria, sebab saluran kencingnya lebih pendek dari pada milik pria ), lalu untuk apa harus berobat? Kalau sang suami bicara terus terang, maka perang besar akan segera datang dan tidak jarang isteri menggugat cerai kepada suaminya.

Oleh karena itu suami jangan ML dengan wanita yang bukan isterinya sendiri dan kalau menderita  penyakit ini  sangat dianjurkan agar keduanya  diterapi bersamaan untuk menghindari Pingpong phenomen yang tidak akan selesai bila tidak mendapat terapi yang baik.

Kasus seperti ini sudah banyak saya dapatkan dalam praktik sehari-hari.
Lagu lama akan selalu muncul seperti kisah di atas.

Kita ingin hidup sehat bukan? Nah…berperilakulah bijaksana.

Jumat, Oktober 14, 2011

Membantu kirim foto


( Foto ilustrasi )

Membantu meringankan / menyembuhkan penyakit merupakan pekerjaan sehari-hari bagi saya. Membantu mengirimkan Surat dan Foto-foto  dari kota kami, Indonesia ke negeri Belanda, merupakan hal yang jarang terjadi.

---

Dua hari yang lalu ada seorang relasi saya, Pak Z minta bantuan saya untuk mengirimkan beberapa buah Foto keluarganya kepada salah seorang familinya  yang berdomisili di Belanda.

Pak Z pernah berbicara dengan  dengan Mr. S di Belanda. Pak Z mendapatkan email address Mr. S ini. Pak Z tidak begitu familier dengan Komputer dan Internet, meskipun putrinya Nn. L mempunyai 1 set Desktop dan Modem untuk mengakses Internet. Oleh karena itu Pak Z minta bantuan saya. Mengapa tidak meminta bantuan dari putrinya di rumah sendiri. Saya tidak tahu alasannya.

Foto-foto keluarga  itu ada yang berwarna dan ada yang hitam-putih itu di cetak puluhan tahun yang lalu sehingga nyaris warnanya hampir pudar.

Langkah pertama:
Saya melakukan scanning foto-foto tadi dengan Canon scanner pribadi untuk mendapatkan digital files foto-foto ini.

Langkah kedua:
Semua foto itu diedit kembali ( cropping, memperbaiki tampilan foto, kwalitas foto dll ) memakai aplikasi program ACDSee dan disimpan  dalam nama dan nomer tertentu untuk mempermudah menyimpan dan menampilkannya kembali. Oleh karena ukuran digital foto ini cukup besar ( 2 Mb ), maka saya perkecil ( resize ) menjadi sekitar 300 kb saja agar foto tidak terlalu besar tetapi masih layak dilihat dengan jelas, saat uploading juga tidak memakan waktu yang terlalu lama.

Langkah ketiga:
Teks surat Pak Z dalam bahasa Indoensia di terjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan minta bantuan Pak Google: http://www.translate.google.co.id
Teks dalam bahasa Inggris dibaca dan diedit, maklum diterjemahkan dengan mesin sehingga ada saja kata atau kalimat yang mesti diedit sehingga layak dibaca dan dimengerti. Hasil terjemahan ini di Copy dan di Paste-kan ke dalam aplikasi Word. File ini diberi nama tertentu pula.

Langkah keempat:
Oleh karena Pak Z belum mempunyai  email address, maka saya membuatkannya agar surat dan foto-foto dapat dikirimkan dalam bentuk lampiran ( attachment fles ). Jadilah Pak Z mempunyai email address dari Gmail.com dengan User name dan Password. Saat Sign in di Gmail.com keduanya sangat dibutuhkan.

Langkah kelima:
Digital fies dari Foto-foto dan semua surat di simpan ke dalam Flash disk ukuran 4 Gb milik Pak Z, sebagai arsip.

Langkah keenam:
Setelah Desktop di-booting dan menampilkan semua shortcut aplikasi di tampilan layar LCD, maka mulailah Modem di aktipkan. Kemudian masuk ke Internet melalui Browser Mozilla Firefox.
Proses selanjutnya  Sign in ke Gmail.com dengan memasukkan User name dan Password milik Pak Z.

Langkah ketujuh:
Pada tampilan  Mail dari Gmail ini, kita mulai membuat sebuah email yang ditujukan kepada email address Mr. S di Belanda.
Surat dalam bahasa Inggris tadi di Copy dan Paste-kan ke tampilan email yang sedang dibuat.
Semua digital file semua foto yang telah dibuat di lampirkan pada email yang sedang dibuat sebagai attachment files.

Langkah kedelapan:
Setelah surat dalam bahasa Inggris dan foto-foto sudah dilampirkan maka, langkah terakhir adalah proses mengirimkan email berikut lampiran foto-fotonya.
Klik Send ( kirim ).

Bila Mr. S di Belanda sudah membaca email tsb, maka  ada 2 kemungkinan yang akan terjadi yaitu:
  1. Mr. S akan membaca dan membalas ( reply ) email Pak Z.
  2. Mr. S membaca email tsb, tetapi tidak mau membalasnya, sehingga Pak Z kelak tidak akan menerima reply email yang semestinya dikirim oleh Mr. S.

Untuk memeriksa apakah email untuk Mr. S itu terkirim atau tidak, Pak Z dapat memeriksa Sent Folder Gmailnya. Bila tidak ada pernyataan ERROR dari gmail.com maka email tsb akan  terbaca yang berarti sudah terkirim. Error dapat terjadi bila  nama email address ada kekeliruan / kesalahan ketik ( meskipun  hanya 1 huruf saja ).

Untuk lebih meyakinkan lagi pada BCC ( Blind Carbon Copy ) di Gmail Pak Z saya masukkan email address  milik saya. Mr. S tidak akan melihat email address saya, tetapi email tsb terkirim ke email address saya. Email tadi akan terbaca di email address saya.

Pak Z menunggu adanya balasan email dari emailnya yang sudah dikirim ke email address Mr. S tadi.

Proses tsb memakan waktu sekitar  45 menit. Cukup panjang ya prosesnya. Akhirnya tugas saya selesai juga.


Selasa, Oktober 11, 2011

Supir



Gunung Ciremai, Kuningan, Jawa Barat, Indonesia.

Supir, Masinis, Pilot, Nahoda mempunyai fungsi yang sama yaitu membawa penumpang dalam alat transportasinya dengan selamat sampai di tempat tujuan.

Tugas mereka sangat berat karena menyangkut puluhan  sampai ratusan nyawa orang / penumpang. Tidak heran bila perusahaan transportasi masing-masing mengansuransikan jiwa para Supir dan awak kendaraan. Untuk para penumpang ada Asuransi dari pihak tertentu.

Ada juga  kantor / perusahaan / instansi lain yang tidak mengansuransikan jiwa para awak kendaraan, padahal hal ini sangat penting bagi kepentingan bersama. Mereka juga mempunyai keluarga yang mesti dihidupi

Tugas Supir, Masinis, Pilot, Nahoda sangat penting. Para penumpang bisa ngobrol, makan, minum dan bahkan tidur selama perjalanan. Bagi Supir dan kawan-kawan justru dilarang berbuat seperti penumpang tadi. Konsentrasi selama mengemudikan kendaraannya harus dijaga. Sepersepuluh detik ngantuk atau tidak konsentrasi, maka dalam kecepatan yang tinggi, kendaraan ( mobil, pesawat dll ) akan melenceng jauh dari arah yang sebenarnya. Akibatnya  bisa fatal bagi diri sendiri dan para penumpang yang mempercayakan jiwanya kepada sang Supir dan kawan-kawan.

---

Sepulang dari tugas pelayanan di sebuah Panti, saya sering berhenti di sebuah tempat makan. Saya ajak Supir yang menjemput dan mengantar saya untuk sekedar minum sirop atau  makan kolak dll. Kami makan di depan meja yang sama sambil ngobrol tentang pekerjaan, keluarga atau sekedar bergurau.

Suatu saat sang Supir bertanya kepada saya “Dok, mengapa Dokter mau minum / makan bersama Supir di satu meja?”

Saya terkejut juga mendengar pertanyaan yang tidak saya duga sebelumnya.

Saya menjawab “Apakah itu salah, Pak?”

Ia menjawab “Salah sih tidak, Dok, tetapi orang-orang yang sering saya bawa dalam mobil yang saya kemudikan, jarang mau duduk  dan ngobrol seperti pada saat ini. Saya heran Dokter kok mau berbuat seperti ini”.

Saya menjawab “Pak, untuk berbuat baikpun, ternyata tidak mudah ya. Seperti saat ini saya berbuat baikpun, mendapatkan pertanyaan seperti itu. Padahal maksud saya baik. Rasanya aneh. Kalau turun dari mobil yang sama, lalu makan / minum di meja yang berlainan. Kita kan sama-sama manusia.”

Pak Supir berkata lagi “Jarang, Dok, orang yang mau seperti Dokter ini, sehingga saya memberanikan diri untuk mengajukan pertanyaan itu. Saya penasaran ingin tahu, apa sebabnya?”

“Pak, saya tidak membeda-bedakan seseorang, baik mereka itu Pasien atau Supir. Saya anggap mereka itu sesama manusia juga yang patut saya hormati. Kalau mereka saya sembuhan dan mendapat rejeki dari mereka atau kalau saya dijempur dan diantar oleh Supir, maka wajar kalau saya berterima kasih kepada mereka. Penjabaran terima kasih itu tidak mesti dengan uang, tetapi dapat dalam bentuk yang lain, misalnya makan atau minum bersama seperti saat ini.”

Pak Supir mengangguk-anggukan kepalanya. Masih banyak obrolan  kami pada saat itu, tetapi hari sudah siang. Sudah waktunya kembali ke tempat masing-masing.

Saya berkata sambil menepuk pundak sang Supir “Ayo kita pulang. Kapan-kapan kita ngobrol lagi.”

Selamat siang.

Rabu, Oktober 05, 2011

Penyakit Mata Katarak


Normal blue eye.


Cataract eye



Kita bersyukur bila sejak lahir mempunyai Panca Indera yang baik.
Sejalan dengan usia, maka makin tua usia makin menurun semua daya kerja Panca Indera kita.

Demikian juga dengan Mata kita. Main lanjut usia, maka ketajaman penglihatan akan makin menurun. Hal ini disebabkan Lensa mata yang makin keruh ( tidak jernih lagi ) saat usia mencapai usia 50 tahunan. Hal ini biasa disebut sebagai Cataract senilis ( katarak yang mengikuti usia yang lanjut ). Pada penyakit Kencing Manis ( Diabetes mellitus ) dapat terjadi Katarak yang lebih awal.

Hari Minggu 2 Oktober 2011 kami mendapat dan membaca Warta Jemaat setelah Kebaktian pagi selesai. Disitu ada berita tentang Operasi Katarak gratis di sebuah gereja di kota Jakarta. Bagi siapa yang memerlukan Operasi Katarak dapat menghubungi Tata Usaha Gereja kami.

Wah berita bagus nih. Ada 2 orang Oma dan 1 orang Opa yang menjadi warga Panti Wreda Kasih ( dimana saya memberikan pelayanan kesehatan secara non profit ) yang menderita Katarak dan sebenarnya memerlukan operasi katarak pada mata mereka. Dari ketiga Lansia ini, maka Opa M, 71 tahun cukup memenuhi persyaratan untuk Operasi ini.

Saya segera menghubungi Pak H, Ketua Pengurus PWK tentang maksud dan rencana saya dari Bidang Kesehatan untuk megirimkan Opa M ke kota Jakarta untuk mendapatkan Operasi Matanya.

Opa M sediri memberikan jawaban yang positip dan ingin sekali matanya dioperasi agar ketajaman penglihatannya makin membaik dan dapat membaca Alkitab, majalah dll menjadi lebih nyaman.

Hasil pemeriksaan kadar Gula Darahnya juga  normal yang menjadi salah satu persyaratan Operasi Katarak ini. Saya membuatkan Surat Rujukan kepada Tim Dokter di Jakarta yang akan melakukan Operasi Katarak secara Gratis ini.

Pak H memberikan jawaban setuju dan akan mendukung persiapan administrasi, transportasi dll. Saya gembira pelayanan bagi warga Panti ini dapat berjalan baik berkat adanya kerja sama Tim yang baik.

Kami menaruh harapan agar  maksud baik kami dapat dimudahkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Kalau bukan Pengurus PWK, lalu siapa lagi yang peduli akan kesehatan para Opa dan Oma disana?

Minggu, Oktober 02, 2011

Serba Instan



Di dalam kehidupan kita saat ini, semua hal ingin serba cepat atau instant.

Tidak usah masak Mie lagi, kalau punya sebungkus Mie Instan. Tinggal diberi air panas dan bumbu pelengkap, lalu siap disantap.

Mau minum Kopi dengan bermacam merk, tidak perlu repot. Ambil 1 sachset Kopi instant ), masukkan ke dalam cangkir, beri air panas. Kopi ( kopi luwak, kopi susu, kopi jahe, kopi creamer dll rasa ) siap di seruput.

Mau membuat kliping artikel dari Koran / Majalah? Buat scanning artikel itu lalu edit dengan Text Editor ( Abby Fine Reader dll ), hasilnya  segera di save as….Beres.

Merasa pegel linu akibat kelelahan bekerja? Tempel selembar Koyo, juga dapat membantu. Ingin lebih cepat? Minta bantuan Dokter terdekat, minta disuntik obat pain killer. Dalam bilangan menit rasa pegel linu akan lenyap.

Ingin kirim ucapan Selamat Ulang Tahun, Selamat Hari Raya tertentu? Tidak perlu beli Kartu Ucapan Selamat dan membeli Perangko. Cukup buat SMS di HP pribadi dan send. Dalam bilangan menit, pesannya sudah sampai di HP sipenerima.

---

Kemarin saya menerima panggilan telepon.
Pasien langganan saya, KL, 30 tahun bertanya “Dok, sudah1 minggu saya tidak masuk kerja. Saya sakit Cacar air. Bercak-bercak di kulit badan dan wajah sudah mengering dan berwarna coklat kehitaman. Supaya cepat halus lagi kuit saya harus minum obat apa?

Saya tidak tahu ia berobat kepada siapa, bagaimana keadaan kulitnya saat ini, tetapi diminta untuk menjawab pertanyaannya.

Untuk menjawab dengan baik agak sukar bagi saya, sebab saya bukan orang pintar yang dapat melihat menembus ruang dan waktu.

Untuk tidak mengecewakan si penanya, saya menjawab “Kalau benar itu Cacar air, maka penyakit itu akan sembuh dalam waktu sekitar 2 minggu. Keropeng yang mengering akan lepas dengan sendirinya. Kalau tidak ada infeksi  pada bercak-bercak kulit itu, maka bila sembuh tidak akan meninggalkan bekas. Yang perlu anda harus  mengkonsumsi cukup Protein hewani dan nabati seperti: Ikan, susu, telur, tahu, tempe, kacang-kacangan. Sebaiknya anda memerksakan diri kepada Dokter terdekat.”

“Terima kasih, dok” dia menjawab. Ada nada gembira dalam suaranya itu. Sudah dapat jawaban dan gratis lagi.

Dia ingin instant. Tidak perlu repot-repot mendatangi saya. Dia hanya membayar pulsa operator HP-nya saja. Saat itu mood saya sedang baik, tidak ada perasaan negatip atas sikap pasien saya yang ingin serba instant ini.