Sabtu, Agustus 17, 2013

Rekreasi Warga Panti Wreda Kasih ke Telaga Remis



Tanggal 17 Agustus 2013 merupakan hari libur nasional dalam rangka memperingati Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ke 68. Pada hari libur nasional ini warga Panti dan Pengurus Panti Wreda Kasih mengadakan rekreasi. Lokasi yang akan dikunjungi adalah Telaga Remis suatu tempat di daerah Sumber, Kabupaten Cirebon. Di Telaga Remis ini ada beberapa Rumah Makan dan yang terbesar adalah Rumah Makan Kharitzma.

Para warga, karyawan Panti dan Pengurus Panti sekitar 25 orang sudah berkumpul di gedung Panti pukul 10.15. Pukul 10.30 rombongan berangkat naik Minibus GKI Pengampon, dan beberapa mobil pribadi Pengurus Panti. Pak T, selaku Ketua Seksi Kerohanian Panti berhalangan ikut karena ada keperluan keluarga di Jawa Tengah. Bapak Pendeta Haniel dan keluarga serta Ibu Pendeta Sakriso dan Keluarga turut hadir dalam acara rekreasi ini. Penulis dari Seksi Kesehatan dengan membawa obat-obatan seperlunya turut mendampingi rombongan.

Pukul 11.15 rombongan tiba dengan selamat di Telaga Remis dan langsung menuju Rumah Makan Kharitzma. Disana sudah banyak tamu yang datang dan halaman parkir penuh dengan kendaraan para tamu. Pengurus Panti yang diwakili Ibu M, telah booking tempat di ruangan yang ber AC. Begitu rombongan tiba maka hidangan dapat segera dihidangkan. Bila tidak memesan sebelumnya maka pasti akan lama hidangan dapat dinikmati karena banyak tamu yang datang berkunjung ke Rumah Makan ini.

Acara dimulai dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan R.I. “Indonesia Raya” yang dipimpin oleh Ibu E. Oma dan Opa Panti bernyanyi dengan semangat. Selesai acara ini, Bapak Pendeta H memimpin doa santap siang. Setelah itu maka rombongan mulai menikmati hidangan yang sudah dipesan sebelumnya, berupa Nasi Putih, Sop Ikan Gurame, Gurame bakar, Tahu dan Tempe goreng, rujak Karedok, Tumis Taoge dan Sambal Terasi. Minuman tersedia air Teh hangat. Nikmat juga makan siang bersama para Opa dan Oma. Makan bersama sambil ngobrol, asik juga.

Para Pengurus Panti bersyukur dapat melayani Opa dan Oma dalam acara rekreasi ini. Selesai acara santap siang maka acara dilanjutkan dengan melihat-lihat kolam yang ada disekitar Rumah Makan. Di dalam kolam ini ada banyak ikan-ikan emas dan patin. Mereka berebut makanan yang ditaburkan para tamu.

Setelah itu kami berfoto bersama di depan Rumah Makan Kharisma, Telaga Remis.
Selesai berfoto maka selesai sudah acara rekreasi kali ini. Pukul 12.55 rombongan kembali ke kota Cirebon, menuju gedung Panti Wreda Kasih dan tiba dengan selamat pukul 13.45.

Penulis bersyukur pada acara rekreasi ini tidak ada Opa atau Oma yang terganggu kesehatannya.-


Senin, Agustus 12, 2013

Radang Kandung Kencing


Sore ini datang berobat Ibu E, 50 tahun.

Keluhannya sejak 5 hari yang lalu ia merasa nyeri perut bagian bawah. Ada rasa nyeri saat b.a.k. Tidak ada demam. Ia berkata bahwa ia sering menahan kalau ingin b.a.k., sebab di tempat pekerjaannya ia menempati lantai 2. Sedangkan toilet ada di lantai 1 dan ada rasa malas untuk naik turun ke lantai 1 hanya untuk b.a.k.

Pada pemeriksaan: tekanan darah: dalam batas normal, Jantung dan Paru-paru: normal, pada daerah Abdomen ( perut ) bagian bawah ( daerah kandung kencing ) terdapat nyeri tekan.

Saya mengambil kesimpulan Ibu E ini menderita Radang Kandung Kencing akut ( Cystitis acuta) akibat sering menahan kencing. Penyakit ini juga disebut sebagai Penyakit Bulan Madu ( Honeymoon disease ), dimana sang isteri setelah baru menikah sering mengalami gangguan kesehatan ini. Penyebabnya adalah setelah melakukan ML dengan suaminya, dalam beberapa hari kemudian ia merasakan nyeri saat b.a.k. dan nyeri di daerah perut bagian bawah.

Segera saya membuat resep untuk Ibu E berupa kapsul Antibiotika dan tablet Pain killer. Saya juga memberi advis agar banyak minum, sehingga produksi air seni bertambah banyak dengan demikian bakteri-bakteri yang ada dalam kandung kencing dapat segera keluar. Radang Kandung Kencing akut ini biasanya akan sembuh dalam waktu beberapa hari.-

Serangan Ashma


Suatu sore datang berobat Ibu L, 35 tahun. Ia diantar oleh suaminya.

Keluhan Ibu L adalah sesek nafas dan batuk-batuk sejak 1 hari yang lalu. Sesek nafas terjadi setelah Ibu L ini bertengkar dengan rekan kerjanya di sebuah Kantor swasta.

Saat saya bertanya kepada Ibu L, sang pasien tidak dapat menjawab pertanyaan saya. Rupanya Ibu L merasa sesek nafas sehingga tidak dapat berkata-kata.

Saya menduga ia mendapat serangan Ashma ( Ashma bronchiale ). Samar-samar terdengar suara pernafasan khas pada penderita Ashma, ngik-ngik. Pada pemeriksaan Auskultasi dengan menggunakan alat Stetoskop, bunyi pernafasan pasien terdengar adanya Ronchi kering ( suara seperti bunyi peluit ) dan wheezing ( pengeluaran udara pernafasan lebih panjang dari hirupan udara pernafasan ). Gejala ini sangat khas pada penderita yang mendapat serangan Ashma.

Saya minta ijin kepada pasien dan suaminya bahwa saya akan memberikan suntikan agar sesek nafasnya reda. Segera saya menyiapkan obat suntik B yang mengandung terbutalin sulfat, suatu obat untuk melebarkan saluran bronchus. Saya suntikan secara subcutan 0,5 cc di lengan atas pasien.

Setelah menyuntik saya menuliskan resep obat berupa tablet Brochodilator merk S, tablet pengencer lendir dan tablet sedatif ( penenang ). Penenang ini untuk mengatasi rasa marah setelah ia bertengkar dengan teman di kantornya.

Berangsur-angsur sesek nafas Ibu L ini reda dan sekarang ia dapat bicara “Seseknya sudah berkurang, Dok. Terima kasih.”

Saya menjawab “Syukurlah, Bu. Ibu nanti banyak minum ya agar lendir dalam saluran pernafasan Ibu menjadi cair dan mudah dibatukkan.”

Ibu L dan suaminya meninggalkan Ruang Periksa. Saya juga bernafas lega, saya sudah dapat menolong Ibu L yang mendapat serangan Ashma.-

Minggu, Agustus 11, 2013

Muntah




Minggu yang lalu datang berobat seorang tetangga rumah kami, Ibu K, 70 tahun.
Tetangga kami ini diantar oleh putrinya.

Ibu K berkata “Dok, saya muntah-muntah setelah minum rebusan daun Ara.”

Saya ingin tahu lebih lanjut tentang kisahnya ini dan menjawab “ O..khasiat rebusan daun Ara itu apa, Bu”

“Saya diberi daun pohon Ara oleh teman saya, katanya rebusan daun Ara ini dapat menurunkan kadar Gula darah saya. Setelah direbus, didinginkan dan diminum oleh saya. Tidak lama kemudian perut saya mual dan kemudian muntah-muntah, Dok “ Ibu K melanjutkan.

Saya berpikir memang buah dan daun Ara banyak khasiatnya antara lain juga untuk menurunkan kadar gula darah. Saya mendapat informasi dari Internet tentamg khasiat buah Ara ini. “Ara memiliki sifat anti-diabetes yang dapat membantu Anda menurunkan kadar gula darah. Ekstrak daun Ara juga baik untuk dikonsumsi saat perut kosong di pagi hari.

Mungkinkah rasa mual dan muntah yang dirasakan oleh Ibu K ini merupakan efek samping rebusan daun Ara? Perlu diselidiki lebih lanjut efek samping ini.

Saya berkata kepada Ibu K “Mungkin Ibu merebusnya terlalu banyak sehingga perut Ibu tidak kuat dan merasa mual lalu muntah. Ya sudah, silahkan berbaring di bed pemeriksaan.”

“Saya tidak bisa naik ke bed itu, Dok”

“Ya sudah saya periksa sambil duduk saja ya Bu.“ kata saya selanjutnya.

Pada pemeriksaan didapat tekanan darah dalam batas normal, Jantung dan paru-paru: normal, pada pemeriksaan Perut: perut kembung, banyak udaranya, mungkin juga Ibu ini belum makan.

Saya segera membuatkan resep untuk Ibu K berupa: tablet antispasmodik dan tablet untuk menetralisir asam lambung. Semoga lekas sembuh.-



Sabtu, Agustus 10, 2013

Luka robek




3 minggu yang lalu sore hari sekitar pukul 14.30 datanglah Bibi saya, Ny. L, 65 tahun ke rumah kami. Ia diantar oleh pembantunya.

Saya bertanya “Ada ada Bi?”

Bibi saya menjawab “Wah, saya dapat musibah nih, “ sambil memperilhatkan siku kirinya.

Saya melihat luka robek pada siku kirinya sepanjang kira-kira 4 cm. Dalam hati luka ini mesti dijahit agar penyembuhan lukanya baik. Saya memberitahukan isteri saya atas kejadian ini. Isteri saya menyarankan agar Bibi dibawa saja ke Rumah Sakit untuk mendapatkan jahitan dan ATS ( Anti Tetanus Serum ). Kebetulan saat itu kami tidak mempunyai ATS.

Saya bertanya kepada Bibi saya “Bagaimana kejadian ini bisa terjadi?”

Bibi saya menjawab “Saat kami pulang dari rumah putri kami di jalan P, kami naik becak. Tidak berapa lama diperempatan jalan, tiba-tiba ada sebuah sepeda motor yang menabrak becak kami. Sepeda motor yang dikemudikan oleh seorang Ibu itu ringsek roda depannya. Becak yang kami tumpangi terguling dan entah bagaimana lengan kiri saya terluka, keluar darah yang cukup banyak. Akhirnya kami menuju kesini.”

Saya berkata “Bi, kita ke Rumah Sakit saja ya. Nanti kami antar naik mobil.”

Kami segera berangkat menuju ke Unit Gawat Darurat, Rumah Sakit Umum Gunung Jati.

Tiba disana kami segera mendaftarkan Bibi saya. Tidak berapa lama kemudian nama Bibi dipanggil perawat untuk diperiksa. Setelah itu dilakukan penjahitan pada luka siku kiri Bibi saya.

Saya menunggu di luar Ruang pemeriksaan. Cukup lama juga saya menunggu, mungkin ada sekitar setengah jam. Setelah selesai penjahitan, seorang perawat memberikan Surat untuk mengambil obat ATS dan injeksi spuit di Apotik Rumah Sakit dan membayar biaya tindakan di Loket pembayaran. Semuanya saya lunasi dan obat suntik ATS saya berikan kepada perawat untuk disuntikan kepada Bibi saya.

Setelah semuanya selesai, kami meninggalkan Rumah Sakit dan menuju ke rumah Bibi.
Saya menyerahkan sebuah resep yang saya buat berupa kapsul antibiotika dan tablet pain killer, dengan pesan agar 2 hari lagi datang untuk kontrol jahitan luka di tempat praktik saya.

2 hari kemudian Bibi saya tidak datang untuk kontrol jahitan, tetapi datang pada hari kelima. Katanya kain pembalut luka diganti sendiri dan hari kelima ia datang diantar oleh suaminya. Luka jahitan bagus dan kering. Ada 7 jahitan yang saya angkat, setelah itu luka jahitan saya beri larutan Betadine dan ditutup dengan kain kasa steril dan diplester.

“Sekarang sudah selesai, luka ini sudah dijahit dan sudah kering. Besok boleh mandi seperti biasa.” Kata saya kepada Bibi.

“Iya terima kasih banyak ya dok,” kata Bibi saya saat meninggalkan Ruang Periksa saya.

Legalah hati saya melihat luka Bibi saya kering setelah dijahit dan tidak menimbulkan komplikasi atau mengeluarkan nanah.

Naik Becakpun ternyata ada resikonya, meskipun kita sudah hati-hati, tetapi orang lain yang tidak hati-hati sehingga Becak yang kita tumpangi bisa ditabrak oleh kendaraan lain.

Jumat, Agustus 09, 2013

Keringet buntet




Tanggal 9 Agustus 2013, hari ke 2 Hari Raya Idul Fitri 1434H, pukul 19.05 saat saya dan isteri sedang melihat sebuah tayangan film di TV terdengar ketukan pintu pagar rumah kami. Hari ini sebenarnya kami tidak buka praktik.

Saya keluar rumah dan bertanya “Siapa ya?”

Terdengar suar seorang Bapak “Saya, dok, cucu saya mau berobat. Bisa tidak?”
Saya jawab “Bisa Pak, Bapak dari mana?”.

Saya melihat ada seorang Ibu ( isterinya ) menggendong seorang Bayi wanita usia sekitar 4 bulan. Tampak juga Ibu dan Ayah sang Bayi. Mereka mengendarai 2 sepeda motor, berangkat dari rumah mereka di daerah P ( 5 km dari kota Cirebon ), cukup jauh juga. Saya tidak sampai hati untuk menolak pasien ini yang datang dari jauh.

Saya membukakan pintu pagar dan mempersilahkan mereka masuk ke Ruang Tunggu.

Saya bertanya kepada Ibu sang bayi “Kenapa putri Ibu?”

Ibu M, 30 tahun ini menjawab “ Ini Dok, anak saya sudah 4 hari timbul bintil-bintil di daerah muka dan lehernya.”

Pada pemeriksaan kulit Bayi ini tampak adanya skin rash, kelainan kulit, bercak-bercak kemerahan pada daerah wajah dan leher dan sebagian daerah dada. Melihat lokasi yang khas ini skin rash tersebut menunjukan Bayi ini menderita Keringet bunter ( miliaria ).

Saya berkata kepada mereka “Bapak, Ibu, bayi ini ada Keringet buntetnya. Kelainan ini biasa timbul bila Bayi kepanasan. Ruangan kamar mesti sejuk dan berventilasi agar udara segar dapat masuk ke dalam kamar. Pasanglah kawar ram untuk mencegah nyamuk masuk. Idealnya sih kalau ada pasang AC agar ruang kamar sejuk, maklum di daerah Cirebon berudara panas.”

Sang kakek menjawab “Iya rumah kami tidak ber-AC, dok.”

Saya berkata “Iya sudah, pasang kipas angin saja yang diarahkan ke arah atas agar suhu kamar tidak terlalu panas. Kalau suhu ruangan kamar masih panas, keringet buntet ini tidak akan sembuh.”

Segera saya buatkan resep Krim yang mengandung Kortikosteroid & antibiotika dan vitamin drops untuk bayi ini.

Saat mereka meninggalkan Ruangan Periksa, sang Kakek berkata “Dok seluruh keluarga saya kalau sakit berobatnya kesini saja, sudah langganan sih.”

Saya lupa wajah satu per satu keluarga Bapak ini yang menjadi pasien langganan saya ini.

“Semoga lekas sembuh ya Pak”, kata saya sambil mempersilahkan mereka keluar ruangan Periksa.

Sabtu, Agustus 03, 2013

Pelayanan Peduli Kasih 2013



Seperti tahun yang lalu maka tahun 2013 ini juga diadakan Pelayanan Peduli Kasih Pemudik. Pelayanan ini dilaksanakan oleh Panitia Peduli Kasih Pemudik gereja kami yang diketuai oleh Bapak Pnt. I.S. Pelayanan ini mengambil tempat di SPBU Bandengan, km 15, Kabupaten Cirebon, ke arah jalan raya menuju kota Tegal. Pelayanan ini berlangsung mulai tanggal 3 Agustus 2013 hari Sabtu sampai tanggal 7 Agustus 2013 hari Rabu. Pelayanan ini berakhir sehari sebelum Hari Raya Idul Fitri 1434H, tanggal 8 Agustus 2013 hari Kamis.

Panitia ini terdiri dari: Ketua, wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Seksi-seksi: Seksi Usaha, Seksi Perlengkapan, Seksi Transportasi, Seksi Konsumsi, Seksi Umum, Seksi Kesehatan, Seksi Dokumentasi dan Seksi Keamanan. Jumlah total Panitia ini sebanyak 57 orang. Dari anggota Jemaat GKI Pengampon telah terdaftar sekitar 100 para relawan yang akan membantu Panitia dalam pelaksaan Pelayanan Peduli kasih Pemudik.

Dalam pelaksaannya Panitia dibagi 2 kelompok setiap harinya. Kelompok Pagi bertugas dari pukul 08.00- 14.00 dan Kelompok Sore bertugas dari pukul 14.00 – 20.00. Para Relawanpun demikian, dibagi 2 kelompok: Kelompok Pagi dan Kelompok Sore.

Penulis sendiri mendapat tugas dalam Seksi Kesehatan. Pada seksi ini terdapat 6 personalia yang terdiri dari 3 orang dokter umum dan 3 orang tenaga paramedis. 6 orang petugas ini mendapat tugas pelayanan dalam 2 Kelompok Pagi dan Sore.

Pelayanan Peduli Kasih Pemudik ini semuanya bersifat gratis dan memberikan pelayanan dalam bentuk:
1.Menyediakan tempat istirahat bagi para pemudik, khususnya pengendara sepeda motor.
2.Memberikan makanan ( PopMie ) dan minuman dingin dan panas ( macam-macam Kopi, air mineral dingin dalam gelas plastik, ale-ale dingin ).
3.Memberikan pelayanan Kesehatan dalam bentuk pelayanan P3K.
4.Menyediakan 2 orang Tukang Pijat

Sehari sebelumnya Seksi Perlengkapan membangun 2 buah tenda di halaman parkir SPBU dan membuat alas yang empuk bagi para pemudik. Juga Panitia telah melaporkan kegiatan Pelayanan ini kepada Kepala Sektor Kepolisian setempat.

Lokasi Pos Peduli Kasih ini cukup memadai karena di SPBU ini selain berhalaman yang cukup luas, juga terdapat Minimarket, Toilet, Tempat sembahyang. Para pemudik setiap saat banyak yang mengunjungi SPBU Bandengan ini untuk mengisi Bensin atau Solar untuk kendaraan mereka.

Penulis bertugas pada tanggal 3 dan 7 Agustus dalam Kelompok pagi. Setiap hari pukul 07.00 ( bagi Kelompok Pagi ) dan pukul 13.00 ( bagi Kelompok Sore ) Panitia dan Relawan/wati sudah siap diberangkatkan dengan 3 mobil Minibus.

Setibanya di Pos Peduli Kasih pemudik, Panitia dan Relawan/wati segera menyiapkan meja-meja dan kursi-kursi yang akan dipakai untuk menyediakan makanan dan minuman bagi para pemudik. Juga dibagian belakang disiapkan kompos gas Elpiji 3 kg untuk merebus air panas untuk membuat hidangan Popmie. Cukup sibuk juga pekerjaan mereka yang dikerjakan dengan hati yang riang dan penuh kasih.

Beberapa orang Panitia dan Relawan bersiap di SPBU untuk mengundang para pemudik untuk beristirahat di tempat yang telah disediakan dan juga untuk mendapatkan hidangan dan minuman panas / dingin yang diberikan secara gratis.

SPBU juga sibuk melayani para pemudik yang hendak mengisi bahan bakar bagi kendaraannya. Tidak henti-hentinya para pemudik mengisi bahan bakar di tempat SPBU ini. Para petugas SPBU ini juga mendapat jatah makanan dan minuman dari Panitia.

Ibu Pendeta K. dan Bapak Pendeta H. juga aktip melayani para pemudik. Selain membagikan hidangan juga ikut membantu memberikan tetes mata Rohto dan Visine bagi mata para pemudik. Bila ada pemudik yang memerlukan bantuan tenaga medis, saya yang bertugas pagi itu segera memeriksa kesehatan pemudik yang bersangkutan. Selama pagi dan siang itu, penulis sedikitnya telah memberikan pelayanan medis kepada 3 orang pemudik yang mengalami luka-luka lecet di kaki mereka akibat terjatuh atau keserempet kendaraan lain. Bagi pemudik yang merasa pusing kepala akibat perjalanan yang jauh, penulis memberikan obat pain killer berupa tablet Panadol sebanyak 2-3 tablet setiap orang.

2 orang pemijat ( suami dan isteri ) juga cukup sibuk memijar para pemudik yang sedang beristirahat di Pos ini. Saat sedang sepi ada juga para Panitia dan Relawan/wati yang minta dipijit. Mumpung gratis. Para pemijat ini setiap tahun rutin diminta bantuannya oleh Panitia untuk membantu memijat di Pos Pelayanan ini dengan imbalan yang memadai setiap harinya. Cukup banyak juga orang yang dipijat oleh mereka.

Panitia dan Relawan/wati yang haus juga dapat meminta minuman Kopi / air mineral dingin. Tersedia juga makanan ringan / sanck bagi yang memerlukan.

Pukul 11.30 tibalah mobil yang mengangkut jatah makan siang bagi Panitia dan Relawan/wati. Secara bergiliran mereka mengambil hidangan di bagian dapur Pos Pelayanan ini, berupa Nasi putih dan lauk pauk sederhana.

Bagi yang memerlukan Toilet juga tersedia Toilet yang cukup bersih. Untuk Panitia dan Relawan/wati dengan memakai tanda pengenal Panitia tidak dipungut biaya alias gratis.

Pukul 13.30 datanglah Kelompok Sore yang akan menggantikan tugas Kelompok Pagi. Penulis selaku petugas Seksi Kesehatan melakukan serah terima obat-obatan yang terdapat dalam 3 buah dus karton kepada Ibu I. yang akan bertgas di Kelompok Sore ini.

Penulis pulang ke rumah diantar mobil Ibu M. yang membawa mobil pribadi dengan seorang supir. Pukul 14.30 penulis tiba di rumah kembali dengan selamat. Terima kasih Ibu M.



“SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1434H”
“MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN”