Minggu, Desember 21, 2014

Belitung Tour (02)


17 Desember 2014:

Pukul 07.00 kami menikmati sarapan pagi di Hotel Beliton, lokasinya berada disebelah kolam renang. Sayang kami tidak ada kesempatan untuk berenang disini. Disini ada menu: Kupat dengan kuah sayuran, Nasi Kuning khas Belitung, Roti Tawar yang dapat dibakar ( toast ) dengan diolesi selai Nanas / Strawberi. Minuman tersedia Teh hangat, Kopi, Juice Strawberi, Orange dan lain-lain makanan pagi.


Pukul 07.45 kami menuju Pantai Belayar, ditengah laut kami berfoto di kumpulan batu-batu. Di kejauhan tampak Pulau Babi, lalu kami menuju ke tepi Pulau Lengkuas. Disini ada kompleks bangunan sebuah Mercu suar. Di tepi pulau ini perahu kami berhenti.

Kami terjun kelaut dengan alat snockling untuk melihat ikan-ikan yang banyak di laut. Sekitar 10 menitan kami di laut, turun hujan sangat lebat. Kami segera menuju ke bangunan di kompleks Mercu suar ini untuk berteduh. Disini ada terlihat rombongan


tour yang lain. Rupanya banyak orang yang mengunjungi pulau ini. Disini juga tersedia dapur, toilet dan beberapa ruangan lain yang tampak kosong. Setengah jam kemudian hujan berhenti dan kami segera menuju pulau lain yaitu Pulau Kepayang untuk menikmati makan siang kami berupa Nasi Putih Ikan bakar dan Sop kuah ikan laut lain. Kami minum Teh hangat.

Sekitar pukul 14.00 kami kembali ke kota Tanjung Pandan dan menuju sebuah daerah yang merupakan daerah tambang Kaolin, suatu serbuk berwarna putih. Tempatnya terletak disebuah jalan raya. Di sebrang jalan raya ini ada sebuah danau yang dinamai Danau Biru karena memang warna airnya biru meskipun diatas tampak awan mendung berwarna


kehitaman dan tidak ada sinar matahari yang terang. Konon danau ini cukup dalam. Danau ini terbentuk dari bekas galian tambang yang tidak diratakan kembali. Kalau hujan turun akan masuk ke bekas galian ini. Danau ini cukup luas, mungkin sekitar 3-4 kali lapangan sepak bola.

Selanjutnya kami menuju ke toko yang menjual sovenir di jalan Air Saga No. 8, Tanjung Pandan. Toko disini cukup besar ( 2 ruko dijadikan satu ) dan dijual T shirt berlogo macam-macam khas Belitung, gantungan kunci, pakaian wanita dan lain-lain barang sovenir. Kami membeli secukupnya saja.

Saat pulang ke hotel kami diajak makan Bakmie khas Belitung. Rumah Makan ini yang tidak jauh dari Hotel Beliton. Disini kami makan Bakmie Belitung. Bakmie ini berkuah agak kental berwarna coklat, berisi udang, irisan daging ayam dan potongan kentang. Rasanya juga nikmat. Kami melihat di dinding ada banyak pigura berfoto. Kami melihat ada Foto Ibu Megawati Sukarnoputri, mantan Presiden kita. Rupanya beliau pernah makan Bakmie disini.

Pukul 17.00 kami diantar pulang ke Hotel Beliton, untuk mandi dan istirahat.

Pukul 19.00 kami dijemput untuk makan malam. Kami menuju kesebuah Rumah Makan yaitu R. M. Tempo Duluk. R.M. ini berupa sebuah rumah jaman dulu. Alat-alat makannya juga sederhana, misalnya untuk minum berupa cangkir dari bahan Alumunium, piring makan berupa piring seng, tempat nasi juga dari bahan pelastik apa adanya. Semuanya sederhana. Ada banyak pengunjung yang makan malam disini. Hidangan yang tersedia juga sederhana. Cukup nikmat juga makan malam disini.


18 Desember 2014:

Hari terakhir kami berada di Belitung ini.
Kami dijemput pukul 08.00 setelah kami sarapan pagi di hotel. Kami menuju ke sebuah mesin ATM BCA yang dekat hotel kami untuk mentransfer sisa uang Tour ke rekening Pak Afandi. Saya mengirim SMS kepadanya dan saya mendapat jawaban bahwa uang yang ditransfer sudah diterima baik. Sdr Egi memberikan surat Invoice Belitung Tour kepada saya.

Pukul 08.20 mobil Avanza segera menuju Belitung Barat menuju kota Gantong. Lama perjalanan sekitar 90 menit.

Pukul 10.00 tiba di Gantong kami segera menuju sebuah bukit tempat replikasi SD Laskar Pelangi yang pernah dibuat filmnya oleh Pak Andrea Hirata ( orang Belitung asli ). Juga ia membuat buku Novel Laskar pelangi yang menjadi best seller dan sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa.


Replika bangunan Sekolah Dasar ini sudah sangat tua dan sebuah dindingnya ditopang oleh 2 batang pohon kayu agar tidak roboh. Kami melihat ada banyak pengunjung yang mendatangi SD ini. Disini kami mengambil beberapa foto.

Pukul 10.30 kami menuju ke Musium Laskar Pelangi. Di sebuah rumah kayu dipajang banyak barang milik Pak Andrea Hirata, Foto-foto, Buku Novel Laskar Pelangi, Sepeda ontel jaman dulu, radio jaman dulu, ruangan perpustakaan, ruangan belajar mirip di Sekolah Dasar dan lain-lainnya.


Setelah puas melihat-lihat kami menuju ke desa Gantong untuk melihat rumah Pak Ahok ( Gubernur DKI saat ini ). Bangunan ini cukup besar dan dibagian belakang konon ada hotel berkamar 10 buah dan sebuah Toko Batik.

Kami bergerak menuju kota Manggar dan berhenti disebuah Rumah Makan “Pega”. RM ini khas bangunannya seperti sebuah kapal, di tepi bangunan ini terdapat sebuah danau yang cukup luas. Kami mendapat hidangan: Nasi Putih, Ikan bakar, Sop ikan dengan kuah yang khas, Ikan Bebulus Goreng Goreng ( ikannya kecil-kecil dan renyah ), Sambel dan Teh Hangat. Pengunjung RM ini ternyata juga para turis seperti kami. Ada yang datang dari kota Jakarta dan bahkan ada rombongan yang dari kota kami yaitu kota Cirebon. Kami sempat ngobrol dengan mereka. Disini turun hujan lebat. Setelah hujan reda kami bergerak menuju pantai Manggar, yaitu Pantai Nyiur Melambai.

Kami juga melewati rumah dari Pak Jusril, mantan Mentri di Kabinet SBY. Rumahnya tampak asri dan cukup besar.

Pukul 13.30 selesai sudah daerah-daerah yang kami kunjungi. Waktu sudah tiba untuk check in di Bandara Tanjung Pandan. Kami segera menuju Bandara dan setibanya di Bandara kami segera melakukan check in. Koper pakaian dan bawaan lain tidak kami masukkan ke bagasi tetapi masuk di kabin pesawat agar setiba di Bandara Sukarno-Hatta kami tidak perlu lagi menunggu keluarnya koper-koper kami, Jadi dapat lebih cepat keluar dari Bandara. Kami menunggu datangnya pesawat Sriwijaya Air dari Jakarta yang akan membawa kami kembali ke Jakarta.

Pukul 15.40 kami memasuki pesawat dan pukul 16.00 pesawat Sriwijaya Air- SJ 053 bersiap untuk lepas landas menuju Jakarta. Para penumpang mendapat hidangan air mineral dan sebuah kue Moho coklat.


Pukul 17.10 kami landing di Jakarta dengan selamat. Adik ipar kami sudah menunggu kami untuk menjemput kami. Kami segera ke rumah adik ipar kami di daerah Kelapa Gading.

Selesai sudah Belitung Tour kami. Terima kasih kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Penyayang atas perlindunganNya. Amin.-


Belitung Tour (01)


Tanggal 16 – 18 Desember 2014 saya, isteri saya dan putri kami mengikuti Belitung Tour ( www.belitungvacation.com ) selama 3D2N ( 3 hari 2 malam ). Biaya Rp. 3.000.000,-/orang. Biaya 10 % ditransfer ke rekening BCA a/n Afandi, selaku owner Belitung Tour ini, HP. 081929508893, 082177090012. Sisanya dibayar setelah kami tiba di Tanjung Pandan, Belitung Barat. Biaya ini sudah termasuk tiket pesawat Sriwijaya Air, Jakarta – Tanjung Pandan - Jakarta, jemput antar dari dan ke Bandara HAS Hananjoeddin, Tanjung Pandan, Belitung, dengan minibus Toyota Avanza, No. Pol: BN-2506 LS, bermalam di Hotel Beliton ( 3* ) 1 kamar dengan extrabed, makan siang dan malam, biaya naik perahu motor ke pulau-pulau yang akan dikunjungi, biaya masuk ke objek pariwisata. Biaya tidak termasuk tip untuk Tour guide ( Sdr Egi, 22 tahun ) yang merangkap jadi Supir.

16 Desember 2014,
1 jam sebelum pesawat Sriwijaya Air take off, kami sudah tiba di Bandara Sukarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta. Pukul 08.35 pesawat Sriwijaya AIR SJ-056, Boeing 373 tipe 300, dengan penumpang penuh mulai lepas landas. Lama penerbangan Jakrta – Tanjung Pandan sekitar 1 jam dan selama penerbangan para penumpang mendapat jatah sebuah Roti isi selai dan 1 cup air mineral. 3 orang Pramugari yang bertugas cukup ramah. Pesawat landing di Bandara HAS Hananjoeddin pukul 09.35. Bandara ini tidak terlalu besar dengan fasilitas yang cukup memadai.

Setelah mengambil 2 koper pakaian yang kami masukkan ke bagasi pesawat, kami keluar Bandara. Di pintu Bandara ada seorang pria yang memegang sehelai kertas dengan tulisan Basuki, nama saya. Pria ini masih muda ternyata ia yang akan menjemputkan dan menjadi tour guide selama kami mengikuti Belitung Tour. Ia menyapa kami dengan ramah dan memperkenalkan diri. Kami memasuki mobil minibus Toyota Avanza, warna hitam. Kami menuju Hotel Beliton yang terletak ditengah kota Tanjung Pandan. Hotel ini cukup bersih dan mempunyai kolam renang di disebelah ruang makan hotel. Kami melakukan check in dan kami memasuki kamar no 116 dilantai 1.


Setelah menyimpan koper di kamar, kami diantar oleh Sdr Egi menuju Pantai Laskar Pelangi. Tiba disini pukul 11.45. Di pantai ini ada banyak batu-batu yang berukuran besar di tepi pantai. Kami mengambil foto-foto untuk kenang-kenangan. Pantai ini dinamai Pantai Laskar Pelangi sebab beberapa tahun yang lalu disini dilakukan shooting Film Laskar Pelanginya Pak Andrea Hirata yang juga membuat buku Novel Laskar Pelangi yang merupakan best seller. Novel ini sudah diterjemahkan kebeberapa bahasa asing dan menjadi novel yang laris.


Di sekitar Pulau Belitung ada banyak pulau-pulau kecil. Selanjutnya kami menuju Pantai Tanjung Ketinggi dengan pasir warna putihnya. Waktu makan siang tiba. Kami menunggu hidangan disebuah bangunan kayu yang sederhana. Kami menikmati hidangan berupa Nasi putih, Sop Gangan laut yang berisi ikan Karab, ikan bakar dan udang bakar dengan sambal khas Belitung. Kami menikmati makan siang kami dengan lahap. Disini juga tersedia toilet dan kran air untuk cuci tangan.


Setelah makan siang kami bergerak menuju ke Pantai yang lain yaitu Pantai Tanjung Ketayang. Dihalaman pantai ada sebuah lapangan yang berlantai semen dan ada bangunan yang menyangga tulisan warna merah “WELLCOM TO BELITONG”. Pantai ini berpasir putih bersih, angin berhembus sepoi-sepoi. Kami sempat membuat beberapa foto.

Kami menuju pantai lain yaitu Pantai Bukit Berahu pada pukul 14.00. Disini kami disuguhi Pisang Goreng yang manis dan Teh Hangat. Nikmat rasanya. Di rumah makan pantai ini terletak diatas sebuah bukit dan ada sebuah kolam renang dengan warna air yang biru. Di bagian bawah rumah makan terdapat 5 buah cottage, bangunan di tepi pantai yang terbuat dari kayu dan memiliki sebuah kamar tidur yang dapat disewa. Dari pintu depan cottage ini pemandangan langsung menuju laut dengan ombak yang tenang. Kami sempat berfoto di depan salah satu cottage ini.

Kemudian kami menuju pantai lain yaitu Pantai Tanjung Pendam. Tidak jauh dari pantai kami melihat ada sebuah perahu yang sedang diperbaiki. Pasir disini pun berwarna putih bersih.

Pukul 16.30 kami diantar ke hotel Beliton untuk mandi dan melepas lelah.

Pukul 19.00 kami dijemput oleh Sdr Egi untuk makan malam disebuah Rumah Makan. Selesai makan malam, kami diantar berkeliling kota Tanjung Pandan.
Pukul 21.30 kami kembali ke hotel untuk beristirahat.

Senin, November 10, 2014

Surat Keterangan Sakit


Pagi hari minggu yang lalu datang ke tempat praktik saya seorang Bapak usia sekitar 55 tahun.

Ia berkata “Dok, saya ingin mendapatkan Surat Keterangan Sakit untuk anak saya.”

Saya menjawab “Baik putra Bapak sakit apa dan mana putra Bapak?”

Ia menjawab “ Anak saya sejak 4 hari yang lalu sakit kepalanya dan ingin mendapat Surat tersebut. Anak saya ada di rumah”

Saya menjawab lagi “Putra Bapak sudah berobat?”

“Belum, Dok. Saya memberikan obat sakit kepala yang dijual bebas, tetapi masih belum sembuh juga.”

Saya menjawab “Mengapa tidak berobat ke Puskesmas atau Dokter praktik sore? Kalau putra Bapak tidak dibawa, saya tidak dapat memberikan Surat tadi, sebab saya tidak yakin kalau putra Bapak sedang sakit dan sedang sakit apa? Bawalah putra Bapak kesini, nanti saya periksa dan kalau benar sakit saya akan memberikan Surat Keterangan tadi.”

Bapak tadi terdiam lalu berkata “Baiklah dok kalau begitu.”

Sampai tutup praktik, Bapak ini tidak datang lagi.

---

Kejadian seperti ini sering kali saya jumpai. Ada pasien yang pergi keluar kota untuk alasan tertentu dan bolos bekerja. Untuk keperluan administrasi kantornya ia membutuhkan surat dan surat itu adalah Surat Keterangan Sakit yang dipakai sebagai alasan bahwa ia sakit selama ia tidak masuk kerja.

Seorang anak diajak oleh orang tuanya mendadak pergi keluar kota untuk sesuatu keperluan. Untuk keperluan administrasi sekolah, orang tuanya mencari Surat Keterangan Sakit dari Dokter yang dianggap ampuh.

Dokter dalam membuat Surat Keterangan Sakit harus yakin bahwa nama yang tertulis dalam Surat itu benar dalam keadaan sakit.

Seseorang yang sedang dalam perkara di Pengadilan, dipanggil beberapa kali tetapi tidak datang. Lalu ia mencari Surat Keterangan Dokter sampai 2-3 kali. Hakim dapat saja akan memanggil Dokter yang menanda-tangani Surat itu dan bertanya apa benar ia sakit dan sakit apa sampai ia tidak dapat memenuhi pangilan pihak Pengadilan. Urusannya bisa jadi panjang. Masyarakat juga harus memaklumi akan hal ini.

Rabu, November 05, 2014

Mata Katarak



Usia rata-rata penghuni Panti Wreda Kasih Cirebon 60 tahun, bahkan ada yang lebih tua. Pada usia yang sudah lanjut secara fisik kesehatan mereka sudah mulai berkurang termasuk berat badan yang menurun, penglihatan yang mulai kabur, pendengaran yang mulai berkurang, ingatan jangka pendek mulai menurun, dan buang air besar tidak lancar setiap hari.

Oma T, 74 tahun sejak sekitar 6 bulan yang lalu kedua matanya mengalami gangguan penglihatan. Dari kamar tidur ke kamar mandi atau ke tempat-tempat lain mesti didampingi oleh orang lain. Kedua lensa matanya sudah tampak putih akibat proses Katarak senilis ( kekeruhan lensa mata akibat proses usia lanjut ). Pemberian obat tetes haya untuk memperlambat proses katarak tampaknya tidak memberikan hasil yang memuaskan. Kedua lensa mata Oma T tampak berwarna putih, lensa mata mengalami kekeruhan, sehingga Oma T tidak dapat lagi melihat dengan jelas.

Saya selaku petugas kesehatan mengusulkan kepada Pengurus Panti Wreda Kasih dalam rapat bulanan, agar salah satu mata Oma T dioperasi. Pengurus Panti setuju. Oleh satu Pengurus Panti diupayakan pembuatan Kartu BPJS ( Badan Pengurus Jaminan Sosial ). Dengan fasilitas kartu BPJS ini maka operasi Katarak Oma T dapat dibebaskan dari biaya.

Pada awal bulan Oktober dengan membawa Surat Rujukan dari seorang dokter yang berwenang Oma T dibawa ke Rumah Sakit MP di Kabupaten Cirebon yang berjarak sekitar 15 km dari gedung Panti. Di Rumah Sakit ini Ibu IS, Bendahara Pengurus Panti Wreda Kasih, bekerja sebawai karyawan yang membidangi BPJS. Jadi Ibu IS dapat membantu sepenuhnya untuk keperluan operasi Oma T.

Oleh karena memerlukan pemeriksaan darah sebagai persiapan operasi Oma T sebaiknya bermalam di RS MP ini. Keesokan harinya sekitar pukul 12.00 saya beserta Ibu Panti Ibu I dan salah satu anggota Pengurus Panti, Pak S menuju RS MP untuk mendampingi Oma T yang akan dioperasi mata Kataraknya.

Kami berkumpul di depan Ruang Operasi. Lama juga kami menunggu sambil berdoa semoga operasi berjalan lancar. Sekitar 30 menit kemudian keluarlah rombongan perawat, Ibu IS dan Oma T diatas bed.

Ibu IS berkata “Operasinya gagal dilakukan.”

Kami bertanya “Kenapa Bu?”

“Oma T saat akan dioperasi berontak, lengan kakinya bergerak-gerak terus. Ia menolak untuk dioperasi. Saat akan dipasang alat Klem untuk membuka kelopak mata kiri yang akan dioperasi, matanya bergerak-gerak terus sehingga tidak dapat dipasang Klem mata tersebut. Oma T terus dibujuk agar dapat tenang dan mau dioperasi, tetapi Oma T tidak mau dan menolak operasi. Saya masih dapat melihat katanya ( padahal tidak benar, matanya sudah tidak dapat melihat lagi )” kata Ibu IS.

Lalu saya nyeletuk “ Iya kalau begitu mesti dibius total agar pasien tertidur dan operasi dapat dilakukan.”

Ibu IS berkata “Dokter Mata juga berkata demikian , tetapi pasien sudah makan jadi sekarang tidak bisa dibius total. Minggu depan saja pasien balik lagi.”

Oma T kembali ke kamar perawatan. Kami mengurus surat-surat untuk pulang dari RS MP. Oma T tidak jadi dioperasi. Kami yang mengharap agar oma T dapat dioperasi agar matanya dapat melihat kembali, kecewa juga. Rasanya usaha kami membawa Oma T ke RS MT yang jaraknya cukup jauh dari gedung Panti, tidak memberikan manfaat bagi Oma T ini.

Saya membatin “ Untuk berbuat baikpun ternyata tidak mudah. Kadang kala ada batu sandungan di depan kita.”

----

3 bulan yang lalu Oma W, 75 tahun, menderita Katarak dan mata kanannya telah dioperasi di Cirebon Eye Center. Sekarang ia sudah dapat melihat kembali dengan mata kanannya. Oma W gembira matanya sudah berfungsi kembali. Mata kirinya yang Katarak juga perlu dioperasi juga.

3 tahun yang lalu Oma LI, 70 tahun yang menderita Katarak juga sudah dioperasi pada salah satu matanya. Ia sangat senang, matanya sudah berfunghsi kembali.

Upaya kami untuk operasi mata Katarak bagi ke 2 Oma ini sudah berhasil dengan baik dan kami gembira sudah dapat menolong orang lain.

Selasa, September 23, 2014

SAKIT TENGGOROKAN


Minggu yang lalu Pak L, 25 tahun datang berobat. Keluhannya sakit tenggorokan sejak 2 hari yang lalu.

Pak L tinggal di kota Cirebon. Sebagai salesman sebuah perusahaan ia sering bepergian naik sepeda motor dari kota Cirebon – Bandung – Cirebon. 4 hari yang lalu ia dari Bandung sepulang dari sebuah rapat perusahaan ia pulang ke Cirebon naik sepeda motor. Kondisi badan yang lelah dan tidak fit sebenarnya ia dapat naik bus ke Cirebon. Ia berpikir kalau naik bus, maka setibanya di Cirebon ia tidak mempunyai alat transportasi, jadi ia terpaksa mengendarai sepeda motornya untuk pulang ke Cirebon.

Saat ini sedang musim kemarau dimana cuaca panas, banyak polusi udara dari debu dan asap kendaraan bermotor membuat tidak nyaman Pak L dalam mengendarai sepeda motor. Dalam perjalanan ia berhenti beberapa kali untuk mengisi bahan bakar sepeda motornya dan juga untuk sekedar melepas lelah.

Pak L tiba di kota Cirebon dengan selamat menjelang malam hari. Ia langsung makan malam dan beristirahat. Keesokan harinya ia merasa badannya mengalami sedikit demam dan tenggorokannya terasa sakit. Ia mengalami sakit tenggorokan atau Pharyngitis acuta. Sore hari ia datang ke tempat praktik saya.

Pada pemeriksaan fisik di dapat tekanan darah normal. Pada pemeriksaan pandang ( Inspeksi ) tampak tenggorokan Pak L ini tampak kemerahan ( hiperemia ), pada pemeriksaan raba ( palpasi ) tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening di daerah leher, kulit lengan teraba agak panas.

Saya membuatkan sebuah resep untuk Pak L yang berupa kapsul antibiotika, tablet pain killer dan penurun demam serta tablet multivitamin. Saya menganjurkan agar makan makanan yang mudah dicerna selama beberapa hari seperti bubur atau nasi tim dan istirahat di rumah selama 2 hari. Saya membuatkan Surat Keterangan Sakit untuk perusahaan dimana Pak L bekerja.


Senin, September 22, 2014

Kramp kaki



Kemarin datang berobat Pak D, 52 tahun. Keluhannya kalau malam hari kedua kakinya sering mengalami kramp, sejak 1 minggu yang lalu.

Pada pemeriksaan didapat tekanan darah: 120/80 mmHg ( normal ). Berat badan: agak gemuk, bila dihitung dengan rumus, BB ideal = (Tinggi Badan – 100 ) – 10%. Pekerjaan: karyawan disebuah instansi Pemerintah.

Saya menyarankan agar diperiksa kadar Lemak darah untuk mengetahui profil lipidnya dan kadar Gula darah ( puasa dan 2 jam sesudah makan ). Sore hari Pak D datang dengan membawa hasil pemeriksaan Laboratorium.

Hasil pemeriksaan darah: kadar Kolesterol, Trigliseride, HDL dan LDL: normal. Yang abnormal adalah hasil kadar Gula: hampir 300 mg% ( puasa ) dan 2 jpp: 400 mg%.

Dalam anamnesa tidak diketahui orang tua pak D menderita penyakit Kencing Manis. 2 tahun yang lalu saat Pak D datang berobat kadar Gula darahnya normal. Jadi saat ini Pak D menderita penyakit Kencing Manis, BB berlebih dan kramp otot. Kemungkinan penyebabnya adalah faktor umur yang bertambah dan pola makan yang kurang sehat.

Kramp otot sering terjadi bila ada gangguan elektrolit seperti Kalsium dan Magnesium. Untuk Pak D ini saya membuatkan resep: tablet anti diabetes Metformin 500 mg ( 3x1 tab/hari ), tablet neurotropik vitamin ( B1, B6 dan B12 ) 1 x 1 tab/hari, tablet Kalsium 3x1 tab/hari dan 1 tabung Chlorethyl spry.

Chlorerthyl spry dapat digunakan dengan disemprotkan ke kaki yang sedang kramp. Semprotan yang dingin ini dapat meredakan kramp otot. Di klinik Chlorethyl spry ini sering digunakan sebagai bius lokal pada saat akan mencabut gigi susu anak-anak yang sudah goyang. Kapas yang disemprot cairan yang dingin ini ditempelkan selama beberapa detik pada gusi dimana gigi susu yang akan dicabut. Rasa dingin ini dapat mengurangi rasa nyeri saat gigi susu dicabut dan mencegah pasien anak-anak ini menangis.

Untuk Pak D saya memberikan juga formulir untuk pemeriksaan Gula darah ulangan di Laboratorium Klinik, 10 hari kemudian.

Sering kali penyakit seseorang baru diketahui setelah datang memeriksakan diri kepada dokter dan dilakukan pemeriksaan Laboratorium sebagai Medical checkup. Saya dan isteri melakukan pemeriksaan darah rutin setiap 6 bulan satu kali. Pengukuran tekanan darah ( saling bergantian ) seminggu sekali. Jadi kalau ada yang tidak normal segera diketahui dan diberikan pengobatan atau mengganti pola makan yang lebih sehat.

Semoga setelah diberi tablet anti diabetes, kadar gula darah Pak D ini turun atau mendekati nilai normal dan tidak mengeluh lagi kramp otot.

Minggu, September 21, 2014

NYERI LUTUT




Kemarin sore datang berobat Ibu S, 70 tahun, dengan diantar oleh suaminya Pak K, 70 tahun juga. Keluhan Ibu S ini nyeri dengkul ( lutut ) sejak 3 bulan yang lalu.

Pasa pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah: 130/80 mmHg, lain-lain: dalam batas normal. Lutut Ibu S ini terasa nyeri bila digerakkan, sehingga ia tidak bisa sujud saat melakukan sholat ( bersembahyang ). Saat sholat ia dalam posisi duduk. Kedua lutut Ibu S ini terasa nyeri bila digerakkan. Ibu S mengalami nyeri sendi ( artralgia ) pada kedua lututnya.

Saat ini Ibu S sudah berusia 70 tahun ( lansia ) dan ia mengalami keropos tulang ( osteoporosis ). Keluhan pasien-pasien yang datang berobat pada usia tersebut yang paling sering dijumpai adalah nyeri lutut ( artralgia ).

Saat saya menganjurkan untuk dibuat Foto Rontgen pada kedua lututnya , Ibu S ini menolak dengan alasan biaya dan minta diberikan resep saja. Dari Foto lutut dengan projeksi Depan belakang dan dari Samping dapat diketahui kelainan apa yang terdapat pada kedua lutut pasien. Saya menduga terdapat Osteoarthrosis ( OA ) pada pasien saya ini.

Untuk pasien ini saya menuliskan resep obat OAINS ( Obat Anti Inflamasi Non Steroid ) dan tablet Multivitamin-multimineral. Sebenarnya Ibu S ini pernah berobat kepada dokter-dokter lain untuk keluhan nyeri lutut ini. Memang OA ini berlangsung menahun dan perlu diobati untuk jangka lama.


Sabtu, September 20, 2014

STRES



Kemarin pagi datang berobat Ibu N, 38 tahun. Ia diantar oleh suaminya. Keluhan Ibu N sakit kepala sebelah kanan, nafas sesek, tidak dapat tidur nyenyak sejak 3 hari yang lalu.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah normal ( 120/80 mmHg ), bunyi Jantung dan Paru: normal, lain-lain: dalam batas normal.

Untuk mengetahui penyebab keluhan Ibu N ini saya melakukan anamnesa ( tanya jawab ), dan Ibu N berkisah:

Ia bekerja di sebuah toko kelontong di kota kami, sejak beberapa tahun yang lalu. Ia mendapat kepercayaan dari pemilik toko dalam hal: mengurus stok barang, penjualan barang dan lain-lain yang diperlukan untuk usaha pemilik toko. Ibu N mempunyai 3 orang staf untuk membantu berjalannya usaha toko ini. Bila waktu toko sudah tutup dan ketiga stafnya sudah pulang, Ibu N masih belum dapat pulang karena masih mengerjakan urusan administrasi dan keuangan toko tersebut. Pulang ke rumah sudah sore / malam hari.

Ia jengkel dengan ketiga stafnya yang kadang bekerja seenaknya ( mungkin gajinya kecil ) sehingga Ibu N sering menegur mereka, tapi hasilnya tidak memuaskan hati. Ia merasa pikirannya tidak tenang dalam bekerja. Beban kerja dirasakan terlalu berat.

Ia bertanya kepada saya “Bagimana saya harus bertindak, Dok?”

Saya melihat tidak ada pasien lain yang ingin berobat, jadi ada waktu luang untuk berbincang-bincang dengan Ibu N.
Saya pikir Ibu N ini mengalami Stres dalam pekerjaannya sehingga ia mengeluh sakit kepala, sukar tidur dan nafas sesek. Secara jasmani Ibu N tidak ada kelainan, tetapi secara rohani ada kelainan yang perlu diatasi. Stres bukan untuk dihindari tetapi mesti diatasi. Setiap orang dalam kehidupannya pasti pernah mengalami Stres ( menghadapi ujian sekolah, mencari pekerjaan, akan melangsungkan pernikahan, ada anggota keluarga yang sakit berat dan lain-lain ).

Saya mencoba memecahkan masalah yang dihadapi oleh Ibu N dan membuat usulan:

1. Kalau beban pekerjaan terlalu berat sehingga tidak dapat dihadapi sendiri, maka Ibu N bisa mencoba untuk minta asisten untuk membantu. Ini sudah dikerjakan, tetapi pekerjaan stafnya tidak memuaskan Ibu N dan sering kali bekerja seenaknya saja. Kalau begitu mesti dilaporkan kepada pemilik toko dan minta diganti dengan staf yang lain yang lebih baik. Hal ini susah dan Ibu N tidak sampai hati untuk memberhentikan 3 orang stafnya. Saat ini mencari pekerjaan juga tidak mudah.

2. Kalau beban kerja dirasakan terlalu berat, maka Ibu N bisa mencoba untuk minta kenaikan gaji kepada pemilik toko. Upah yang besar dapat mengurangi beban yang dirasakan Ibu N.

3. Kalau semua tidak bisa dilaksanakan, maka tindakan terakhir yang dapat dilakukan oleh Ibu N adalah berhenti bekerja dari toko ini dan bekerja di tempat lain yang kondisinya lebih baik. Ini juga dirasa tidak mudah. Mencari pekerjaan saat ini juga tidak mudah. Mungkin bisa pindah pekerjaan, tetapi gajinya belum tentu lebih besar dari gaji yang sekarang. Jadi ini menjadi dilema juga bagi Ibu N.

4. Yang terakhir saya yang bisa saya lakukan adalah memberikan resep tablet penenang untuk mengatasi stres dan gangguan tidurnya dan tablet pain killer untuk mengatasi sakit kepalanya.

Setelah menerima resep dari saya Ibu N mengucapkan terima kasih kepada saya yang sudah bersedia membantu memecahkan masalah yang dihadapinya. Saya bilang iya sama-sama Bu.

Saya berkata kepada suaminya yang mengendari sepeda motornya “Hati-hati dijalan, Pak.”

Jumat, September 19, 2014

LOPER KORAN



Pagi ini ketika saya menyiram tanaman di halaman depan rumah kami, datang loper koran ( pengantar surat kabar ). Ia menghampiri saya dengan membawa koran. Biasanya kalau dia mengantar koran, dia melempar koran ke teras rumah. Kali ini dia datang mengantar koran langsung ke tangan saya. Wah ada apa nih, tidak biasanya.

“Terima kasih, pak” kata saya sambil menerima koran itu.

“Dok, saya mau tanya apa obatnya untuk bisul di badan saya ini” katanya sambil memperlihatkan kulit di daerah betis dan kepalanya.

Saya melihat kulit di kedua tempat itu tampak kemerahan, belum terjadi pembengkakan, jadi belum ada bisul di tempat itu.

Saya bertanya “Sudah berapa hari, Pak?”

“Sudah 3 hari, Dok.”

“Iya mesti diobati. Tunggu sebentar,” kata saya. Saya mengambil blangko resep obat dan sebuah ballpoint. Saya menulis resep krim antibiotika dan tablet antibiotika generik untuk Pak S,40 tahun ini.

“Ini resepnya Pak, belilah di Apotik terdekat, ya”

“Terima kasih, Dok. Berapa saya harus bayar” kata loper koran itu yang saya sudah kenal beberapa tahun.

“Tidak usaha bayar, Pak. Belikan obat ini dan semoga lekas sembuh ya” kata saya kemudian.

Dia meninggalkan saya sambil tersenyum kegirangan. Ia berobat dengan mendapat gratisan.

Saya juga tersenyum dan melanjutkan menyiram tanaman di halaman rumah.

Senin, September 15, 2014

Seorang sahabat


Berbahagialah orang yang mempunyai sahabat, yang dapat berbagi di kala susah dan di kala senang. Tidak mudah mencari seorang atau lebih sahabat di dalam hidup kita.

3 tahun lagi saya berusia 70 tahun ( kalau diberi usia panjang ). Sampai saat ini saya masih dapat berjalan tanpa menggunakan tongkat, tiap hari masih dapat naik sepeda, masih dapat mengendarai mobil dan masih dapat berenang. Saya bersyukur kepada Tuhan yang memberikan kesehatan yang baik kepada saya. Atas karunia ini maka saya ingin membalasnya dengan cara banyak menolong orang lain, baik diwaktu praktik maupun berbuat baik terhadap para warga Panti Wreda. Saya mempunyai 2 tangan, tangan yang satu untuk menolong diri sendiri dan tangan yang lain untuk menolong orang lain.

Pola hidup saya juga sederhana. Tidak makan makanan yang terlalu berlemak, lebih banyak sayuran dan buah-buahan, tidak minum alkohol, menjauhi narkoba, tidak pernah berjudi dan main perempuan. Berupaya dapat menolong orang lain tiap hari.

Sejak tahun 2004 saya melayani pemeriksaan dan pengobatan para Opa dan Oma yang tinggal di Panti Wreda milik Gereja kami seminggu sekali. Saya tidak diberi honorarium dan tidak minta honorarium. Beberapa Oma yang menderita Mata Katarak sudah saya upayakan agar dapat dioperasi Kataraknya. Mereka sangat berterima kasih atas bantuan saya. Saya mengatakan janganlah berterima kasih kepada saya tetapi berterima kasihlah kepada Tuhan Yang Maha Penyayang.

Untuk hidup sehari-hari saya mendapat pensiun yang jumlahnya tidak besar ( pensiun atas permintaan sendiri sejak 1 April 2000 ) dan dari hasil praktik dokter umum. Isteri saya juga sudah pensiun dari PNS dan masih praktik dokter umum. Kedua putra dan putri kami study, bekerja dan stay di kota Sydney, Australia. Tiap 2 tahun sekali kami mengunjungi mereka atau mereka yang datang ke kota kelahiran mereka di Indonesia.

--------

Saya mempunyai seorang sahabat yang sampai saat ini masih berlangsung dengan baik. Ia adalah Pak AK, saat ini usianya 2 tahun di atas saya. Ia seorang penjahit pakaian laki-laki, yang rumahnya tidak jauh dari rumah kami.

Semula saya kenal dia ketika saya membuat pakaian sewaktu masih aktip sebagai PNS, kira-kira 15 tahun yang lalu. Tiap tahun saya membuat baju dan celana di tempatnya. Akhirnya kami kenal baik. Isterinya juga turut membantu menjahit pakaian para langganannya. Mereka mempunyai seorang putri yang bermulti talenta.

Pernah suatu saat ia sakit dan minta resep obat kepada saya. Saya tidak memungut doctor fee dari dia. Saya pikir dia sudah menolong membuatkan pakaian saya dan saya tidak mau memungut doctor fee. Akhirnya ketika ia mendapat tugas dari beberapa kantor yang menjahitkan pakaian bagi para karyawannya, ada tersisa bahan pakaian ( baju atau celana panjang ). Dia membuatkan pakaian dari bahan ini untuk saya. Ukuran baju dan celana saya ada padanya. Saya yang menyarankan agar setiap langganan yang membuat baju atau celana ukurannya agar di catat di sebuah buku catatan, semacam data base para langganannya. Dia berterima kasih atas saran saya ini. Jadi dilain waktu bila langganan ini membuat baju atau celana, dia sudah punya ukurannya, tinggal ngepas saja. Praktis tidak usah mengukur lagi setiap langganannya bikin baju atau celana.

Saat dia mengantar baju dan celana saya yang sudah jadi, dia menolak diberi fee untuk ongkos jahit dan bahan pakaian tersebut. “Tidak usah, Dok” katanya. Kalau dia minta resep obat juga saya mengatakan “Tidak usah. Beli obat di Apotik saja.”

------

Suatu saat isteri saya ingin membeli mobil bekas pakai. Dia juga mau mengantar saya melihat-lihat mobil yang ditawarkan melalui iklan. Akhirnya setelah 2 minggu berjalan, mobil tidak ada yang cocok dan kami membeli mobil baru dari sebuah dealer mobil di kota kami.

Sekitar setengah tahun yang lalu saya menderita nyeri pinggang akibat tiap pagi saya memunguti daun-daun yang jatuh berguguran di halaman depan rumah kami. Tindakan yang benar adalah berjongkok lalu memungut daun-daun itu, bukan dengan membungkukkan badan untuk memunguti daun-daun diatas tanah. Nyeri pinggang ini ( lumbago ) sangat mengganggu saya selama beberapa hari. Bila berjalan mesti menggunakan tongkat untuk menahan berat badan saya. Saya sempat membuat Foto Rotgen daerah pinggang ( lumbal ) di sebuah Klinik Rontgen. Hasilnya menunjukkan adanya penyempitan setinggi Lumbal 3-4. Wah..celaka nih, mesti dioperasi. Saya termenung. Isteri saya juga turut prihatin.

Pikiran saya segera menyarankan agar saya didoakan oleh seseorang. Kuasa doa itu begitu besar dan saya berharap mujizat terjadi atas diri saya. Siang itu saya menelepon Pak AK mohon agar datang ke rumah saya untuk mendoakan saya. Saya ceritakan kronologis Lumbago ini. Tidak berapa lama dia datang kerumah kami dan segera mendoakan saya. Dengan nama Tuhan Yesus Kristus, sembuhlah. Amin.

Pak AK ini tekun membaca Alkitab tiap hari. Setelah mendoakan saya dan sedikit ngobrol dia pulang ke rumahnya. Saya tertidur di atas bed saya dan saat saya bangun saya tidak begitu merasa nyeri pinggang yang hebat lagi. Masih terasa sakit tetapi tidak hebat dan saya bisa berjalan tanpa tongkat. Sebelumnya saya bila berjalan mesti menggunakan tongkat. Waktu berjalan terus. Sore hari saya bisa praktik dan memeriksa pasien yang datang berobat. Tanpa saya sadari nyeri pinggang saya sudah lenyap tanpa makan obat pain killer lagi.

Oh… Tuhan banyak terima kasih. Atas jamahanNya saya sudah sembuh berkat doa yang dipanjatkan oleh sahabat saya Pak AK ini. Segera saya menelepon Pak AK mengabarkan bahwa Lumbago saya sudah sembuh dan tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih atas bantuannya yang telah mendoakan saya. Isteri saya juga heran atas kejadian ini dan berterima kasih kepada Pak AK. Pak AK juga bersyukur kepada Tuhan yang telah menyembuhkan Lumbago saya ini.

Anda boleh percaya atau tidak, tetapi kejadian ini benar saya alami sendiri. Beruntung saya mempunyai seorang sahabat dan sampai hari ini mujizat itu masih ada.-

Kamis, September 04, 2014

REKREASI KE BUMI PERKEMAHAN SIDOMBA 30 AGUSTUS 2014




Tanggal 30 Agustus 2014 ada sponsor dari gereja GKI Rahmani Cirebon yang mengajak warga Panti Wreda Kasih Cirebon, para Pengurus Panti dan Karyawan berekreasi ke Bumi Perkemahan Sidomba, Kabupaten Kuningan. Penulis yang merupakan anggota Pengurus Panti ini melaporkan perjalanan kali ini.

Warga Panti yang mengikuti acara ini sebanyak 9 orang, Pengurus Panti sebanyak 7 orang, karyawan Panti sebanyak 4 orang dan perwakilan dari GKI Rahmani sebanyak 2 orang. Total peserta rombongan ini 22 orang.

Pukul 08.30 peserta bersiap untuk melakukan perjalanan rekreasi ini dengan menggunakan 2 buah Minibus dan 1 mobil sedan. Kami berdoa dahulu sebelum berangkat, mohon mendapat perlindunganNya dalam perjalanan ini.
Mulailah rombongan berangkat menuju kota Cilimus, Kabupaten Kuningan, selanjutnya belok kanan naik ke desa Linggarjati dan menuju Bumi Perkemahan Sidomba. Kami membayar biaya kunjungan untuk mobil dan penumpang di sebuah tempat sebelum masuk ke kompleks Sidomba. Kami tiba sekitar pukul 09.00 pagi. Udara cerah dan sejuk membuat badan terasa segar.

Kami mencari tempat yang terlindung dari sinar matahari di sebuah halaman dengan tempat duduk. Setelah istirahat sambil menikmati snak berupa biskuit dan air mineral seluruh peserta dapat menikmati pemandangan alam, sambil ngobrol.

Di sebuah lapangan kami melihat ada se kelompok Pramuka yang sedang melakukan aktifitas. Rupanya semalam mereka camping disana. Terdengar suara mereka riuh rendah. Asik juga aktifitas mereka itu.
Saat rombongan mencari tempat untuk berteduh kami melihat ada kandang Domba jantan. Tampaknya Domba ini domba-domba aduan. Tidak heran kalau tempat ini dinamai Sidomba.

Pukul 10.00 Pak R, perwakilan dari GKI Rahmani memimpin acara renungan rohani. Acara dimulai dengan doa dan menyanyikan sebuah lagu rohani. Dalam acara ini Pak R membawakan renungan diselingi dengan humor yang menyegarkan rohani para peserta. Inti renungan ini adalah dalam hidup ini kita harus berterima kasih kepada orang lain, tidak peduli itu adalah petugas parkir, pelayan rumah makan, dokter, pendeta dan lain-lain. Tidak lupa pula kita harus berterima kasih kepada Tuhan yang sudah memberikan kita hidup dan diberkati olehNya.

Dalam acara ini juga diselingi acara permainan yang membuat peserta tertawa. Acara ini membuat para peserta dapat relaks dan melupakan kejenuhan hidup.

Selesai acara ini, para peserta mendapat berkat berupa Nasi Kotak yang dibawa oleh perwakilan GKI Rahmani. Kami menikmati makan siang dengan nikmat dalam suasana yang santai dan udara yang sejuk di pegunungan Ciremai ini.

Selesai acara renungan rohani ini rombongan menuju ke arah bawah, menuruni bukit tempat acara renungan. Kami menuju halaman parkir Bumi Perkemahan Sidomba. Disini ada sebuah air terjun yang lokasinya berada dibawah. Untuk menuju air terjun ini harus menuruni anak-anak tangga yang cukup curam. Para Oma dan Opa terpaksa harus menunggu di sebuah bangsal untuk beristirahat dan menikmati minuman yang dibawa karyawan Panti.

Suasana disini tidak begitu ramai oleh pengunjung, padahal saat ini adalah weekend. Kalau hari Minggu atau hari libur biasanya disini ada banyak pengunjung.

Cukup lama juga kami berada di kompleks air terjun. Kami sempat mengambil foto untuk kenang-kenangan. Saya melihat peserta yang mengunjungi air terjun Sidomba tampak gembira sudah dapat mengunjungi tempat yang sejuk, indah dalam suasana damai di hati.

Setelah dirasa cukup, maka kami meninggalkan Bumi Perkemahan Sidomba. Rombongan menuruni bukit ini menuju kota Cilimus kembali. Sebelum memasuki kota ini disebelah kiri jalan raya tampak ada sebuah toko yang menjual Tahu Susu. Mungkin dalam pembuatannya Tahu ini dicampur dengan Susu Kedele. Ada yang sudah digoreng dan ada yang masih mentah. Selain itu juga saya melihat ada di jual gorengan Comro ( parutan singkong yang berisi oncom ), Cireng ( aci digoreng) dan lain-lain makanan khas lokal daerah ini.

Ada banyak pengunjung yang mendatangi toko ini, maklum lokasinya yang strategis dipinggir jalan raya Cilimus. Peserta rombongan ini ada yang membeli Ubi jalar dipenjual, disebrang jalan raya. Dengan uang Rp. 10.000,- mereka mendapat sekantung plastik besar Ubi jalar. Murah katanya.

Selanjutnya rombongan menuju kota Cirebon. Memasuki daerah Gronggong dan Ciperna udara terasa lebih panas, maklum dekat pantai. Berbeda dengan udara di Sidomba yang sejuk dari pegungungan Ciremai.
Rombongan tiba kembali di Panti Wreda kasih Cirebon sekitar pukul 14.00 dengan selamat.

Sampai jumpa di acara rekreasi berikutnya.-

Sabtu, Agustus 23, 2014

JALAN SEHAT 16 AGUSTUS 2014



Dalam rangka memperingati hari Kemerdekaan R.I. yang ke-69, tahun 2014 ini Komisi Dewasa Gereja Kristen Indonesia Pengampon, Cirebon mengadakan acara jalan sehat pagi hari pada hari Sabtu, tanggal 16 Agustus 2014 yang diikuti oleh para anggota jemaat dewasa.

Pukul 05.00 seluruh peserta jalan sehat sudah berkumpul di halaman GKI Pengampon, Cirebon. Tiap peserta mendaftar terlebih dahulu di Tata Usaha gereja dengan membayar biaya pendaftaran sebesar Rp. 10.000,- per orang. Jumlah peserta kali ini cukup banyak, ada yang masih muda dan banyak pula yang sudah berusia sepuh. Jumlah peserta yang terdaftar sebanyak 160 peserta.

Peserta yang tiba segera mengambil T–shirt berwarna merah dengan logo “Komisi Dewasa GKI Pengampon 31, Cirebon” dengan warna hitam. T-shirt tersebut segera dipakai oleh masing-masing peserta. Di halaman gereja suasana lebih terang dengan adanya warna merah T-shirt yg dipakai peserta jalan sehat ini.

Jalan pagi merupakan olah raga yang paling murah dan menjehatkan badan. Penulis juga mengikuti acara ini dan bersyukur bila saat usia di atas kepala 6 ini masih dapat berjalan tanpa menggunakan tongkat.

Acara dimulai dengan Senam pagi yang dipimpin oleh Ibu H, yang biasa memimpin senam kesehatan di Panti Wreda Kasih Cirebon. Selama sekitar 30 menit para peserta mengikuti senam ini sebagai pemanasan jalan sehat.

Sebelum berangkat peserta berdoa bersama terlebih dahulu yang dipimpin oleh Bapak Penatua S. memohon agar seluruh peserta dapat mengikuti jalan sehat ini mulai start dan finish di gedung gereja dengan selamat.
Selesai berdoa, para peserta sudah tidak sabar untuk segera berjalan menuju jalan Merdeka.

Rute yang dilalui adalah: GKI Pengampon (start) – Jl. Merdeka – Jl. Pasuketan – Jl. Pekiringan – Jl. Pulasaren – Jl. Lemahwungkuk – GKI Pengampon (finish). Rute ini berjarak sekitar 3,5 Km, tidak terlalu jauh, tetapi cukup menyegarkan badan peserta.

Sambil berjalan peserta saling ngobrol diselingi gelak tertawa. Panitia dan peserta gerak jalan sehat ini bersyukur dapat turut memeriahkan HUT Kemerdekanan RI tahun 2014, negara kita tercinta ini.

Peserta memerlukan waktu sekitar 30 menit untuk mencapai finish. Tiba di gereja para peserta melepaskan lelah sambil menikmati sarapan pagi berupa Nasi Langgi dan air mineral yang disediakan oleh Panitia gerak jalan sehat.

Sampai jumpa di acara yang sama pada tahun 2015 yang akan datang. Tetap semangat.-

--bp--


Senin, Juli 28, 2014

Peduli Kasih GKI Pengampon 2014



Setiap tahun menjelang Hari Raya Idul Fitri di negara kita terjadi arus mudik. Untuk membantu kelancaran arus mudik maka Gereja membentuk Panitia Peka yang pada tahun ini sudah mencapai yang keempat kalinya.

Peka tahun 2014 ini diketuai oleh Bpk. IS. Pelaksanaan PEKA yang semula akan diadakan pada tanggal 22 – 26 Juli 2014 diundurkan menjadi tanggal 23 – 27 Juli 2014. Tanggal 27 Juli 2014 pelayanan hanya setengah hari saja. Tugas pagi mulai pk. 08.00 s/d 14.00 dan tugas sore mulai dari pukul 14.00 s/d 20.00.

Panitia Peka yang terdiri dari beberapa Seksi antara lain: Seksi Usaha, Seksi Perlengkapan, Seksi Kesehatan, Seksi Transportasi, Seksi Konsumsi dan Seksi Dokumentasi. Menjelang hari H Panitia telah mengadakan 4 kali Rapat Panitia Peka bertempat di Ruang Serba Guna GKI Pengampon pada sore sampai malam hari.

Ada banyak Donatur yang membantu Panitia dalam pelayanan ini antara lain berupa tempat di halaman SPBU Pangenan, 15 Km dari kota Cirebon ke arah Tegal, mobil boks, makanan dan minuman, air mineral, peralatan kompor, gas Elpiji dll. Kami berterima kasih sekali kepada para Donatur yang memberikan banyak bantuan materi dan moril kepada kami.

Panitia juga dibantu oleh banyak relawan dalam pelayanan ini. Mereka bekerja tanpa pamrih dan dikerjakan dengan rasa gembira dan penuh suka cita untuk membantu para pemudik yang melewati lokasi Pos Peka 2014 ini.

Para pemudik yang berdatangan ke tempat Pos Peka ini merasa tertolong mendapat pelayanan dari Panitia Peka ini. Semua pelayanan diberikan secara gratis. Fasilitas yang tersedia berupa: SPBU untuk mengisi bahan bakar kendaraan roda dua dan roda empat, halaman parkir yang luas, toilet, tempat sembahyang, dan tempat istirahat/tidur.

Dalam perjalanan darat yang melelahkan ini para pemudik dapat beristirahat sambil menimati makanan dan minuman yang disediakan oleh Panitia. Makanan bisa pilih: Nasi bungkus dengan lauk pauk sederhana, Mie instan rebus dengan bermacam merk. Minuman bisa memilih yang panas (kopi, kopi susu) atau yang dingin: orange juice, ale-ale, aqua gelas dll.

Sambil menikmati makanan dan minuman gratis, para pemudik juga dihibur musik dengan lagu-lagu dangdut dan lagu-lagu pop yang dimainkan oleh beberapa anggota Panitia seperti Bapak dan Ibu H. Musik ini diiringi juga dengan gerakan-gerakan menari beberapa orang panitia dan para relawan yang diselingi gelak tertawa yang hadir di tenda Peka ini. Para pemudik merasa sangat terhibur oleh pelayanan kami ini. Kami bersyukur dalam melakukan pelayanan ini.

Penulis yang mendapat tugas pada hari ke 4 (Sabtu pagi) dan ke 5 (Minggu pagi) hari terkahir, berangkat bersama rombongan yang telah berkumpul di halaman GKI Pengampon pada pukul 07.00. Kami berdoa terlebih dahulu memohon agar dalam perjalanan ke tempat tugas dan selama menjalankan tugas, kami mendapat perlindungan. Rombongan naik 3 mobil gereja menuju SPBU tempat dimana kami akan bertugas.

Selama menjalankan tugas kami bekerja diiringi dengan gurauan yang menyegarkan dan diselingi gelak tertawa. Dengan guyonan waktu berjalan terus tanpa terasa.

Saat tengah hari Seksi Konsumsi datang membawakan menu makan siang yang sederhana tapi cukup nikmat untuk dinikmati saat perut mulai keroncongan. Cuaca yang terik disiang hari menyebabkan rasa haus yang dapat diatasi dengan minum minuman dingin yang cukup tersedia dari pihak sponsor yang membantu kegiatan Peka tahun ini.

Keluhan kesehatan para pemudik pada umumnya gangguan mata (kelilipan, mata perih, mata merah) yang segera mendapat obat tetes mata. Ada juga yang mengeluh sakit gigi, perut mual/maag, badan pegel linu, anak batuk. Ada juga pemudik, seorang pemuda yang terjatuh dari sepeda motornya dan mendapat luka robek pada betis kakinya. Pemuda ini segera diantar petugas ke Puskesmas terdekat untuk mendapat jahitan selanjutnya.

Saat para pemudik mulai bersiap untuk melanjutkan perjalanan yang masih jauh, kami mengucapkan: “Selamat jalan dan semoga sampai dengan selamat di tempat tujuan Bapak dan Ibu sekalian”.

Sekitar pukul 13.30 rombongan yang bertugas siang dan malam hari mulai berdatangan untuk menggantikan tugas para petugas pagi hari. Kami naik mobil gereja untuk kembali ke GKI Pengampon, Cirebon.

“Selamat Hari Raya Idul Fitri 1435H. Mohon maaf lahir batin.”
-----

Rekreasi warga Panti Wreda Kasih ke Gronggong



Seksi Kerohanian Panti Wreda Kasih Cirebon yang diketuai oleh Pak T mempunyai rencana kerja mengajak warga panti untuk rekreasi setahun 2 kali. Kali ini 8 Juni 2014 warga Panti diajak untuk makan malam bersama di Rumah Makan Salt yang berlokasi di daerah Gronggong, Cirebon. Rumah Makan ini terletak di daerah yang lebih tinggi dari daerah pantai. Pemandangannya bagus dilihat pada saat matahari akan tenggelam. Pada malam hari akan tampak lampu kelap kelip di kota Cirebon yang berjarak sekitar 10 km dari lokasi Rumah makan.

Peserta terdiri dari 10 orang warga Panti, 3 orang karyawan Panti, 11 orang Pengurus Panti dan seorang pengemudi. Semua peserta berkumpul di gedung Panti pada pukul 16.30. Penulis menyertai rombongan ini. Sebelum berangkat rombongan berdoa terlebih dahulu yang dipimpin oleh Pak T, kami berharap agar rombongan selamat dalam perjalanan pulang-pergi.

Pukul 16.40 rombongan yang terdiri dari Minibus gereja dan 2 sedan pribadi milik pengurus Panti berangkat menuju lokasi Rumah Makan Salt. Perjalanan berjalan mulus, lancar dan tidak macet. Pukul 17.05 rombongan tiba di lokasi dengan selamat.

Para peserta memasuki Rumah Makan dan mengambil tempat dibagian belakang Rumah Makan. Dari tempat duduk rombongan dapat melihat pemandangan yang indah. Di kejauhan tampak bangunan dan rumah penduduk kota Cirebon. Penulis mengambil foto untuk kenang-kenangan yang belum tentu dapat diulang untuk kedua kalinya.

Sebelum kedatangan kami Ibu ML sudah memesan terlebih dahulu menu makanan yang terdiri dari: nasi putih hangat, sayur asam, tahu-tempe goreng, udang goreng, sayur karedok, ayam bakar yang dibawa oleh Ibu ML dan air teh hangat. Doa makan dipimpin oleh Pak H selaku Ketua Panti Wreda Kasih. Hidangan yang cukup sederhana ini tidak mengurangi selera makan para peserta.

Peserta dapat menikmati makan malam yang diselingi obrolan diantara peserta dalam suasana santai dan gembira. Kami para Pengurus Panti bersyukur para warga Panti dapat merasakan suasana makan malam yang berbeda dengan makam malam di Panti yang selama bertahun-tahun telah dijalani oleh mereka. Makanan cukup tersedia dan bila kurang dapat menambah nasi putih atau lauk pauknya.

Setelah dirasa cukup dan perut kenyang, peserta berfoto bersama di ruang tengah Rumah Makan ini. Agar seluruh peserta dapat diambil fotonya, maka penulis menggunakan alat Tripoid untuk menyangga kamera yang akan mengambil foto seluruh peserta. Kami melihat para warga Panti tampak santai, bergembira dan dapat menikmati makan malam mereka.

Pukul 18.10 seluruh peserta memasuki mobil masing-masing dan kami meninggalkan Rumah Makan Salt dan menuju kota Cirebon kembali. Rombongan tiba dengan selamat di gedung Panti dan selesai sudah acara makan malam bersama ini. Kami bersyukur tidak ada peserta yang mengalami gangguan kesehatan dalam rekreasi kali ini. Sampai jumpa di acara makan bersama di lain waktu.-

Rabu, Juli 23, 2014

Abses di telapak kaki


Kemarin pagi datang berobat seorang anak laki-laki si E, 13 tahun. Ia diantar oleh Ibunya.

Saya melihat ketika mereka memasuki Ruang Periksa, E berjalan tidak wajar. Kaki kanannya tidak dapat berjalan dengan normal.

Saya bertanya kepada mereka “Kenapa kakinya dik?”

Sang Ibu menjawab “Ini Dok, kaki putra saya seperti ada bisulnya.”

Saya mempersilahkan E berbaring di Bed pemeriksaan. Tampak pada telapak kaki kanan dekat jempol ada benjolan berwarna kuning dan merah.

Saya bertanya lagi “Sudah berapa hari, Bu?”

“Ada sekitar 3 hari, Dok”

“Ini ada nanah di bawah kulit telapak kakinya. Nanah itu mesti dibersihkan.”

Saya mengoleskan cairan Betadine (antiseptis) ke benjolan yang besarnya berdiameter 3 Cm. Dengan menggunakan gunting bedah kecil, saya menusuk benjolan tadi dan menggunting sedikit kulit telapak kakinya sepanjang ½ Cm. Keluarlah cairan nanah bercampur darah. Saya menekan-nekan sekitar benjolan tadi dan makin banyak nanah yang keluar. Setelah dirasa cairan nanah keluar semua, tampak benjolan tadi hilang dan kulit telapak kaki itu rata dengan daerah sekitarnya.

Saya mengambil kain kasa steril yg dibasahi dengan cairan Betadin dan meletakkan diatas lubang yang saya buat. Lalu saya membalut kaki E dengan kain kasa pembalut. Selesai sudah tugas saya untuk pasien yang satu ini.

Segera saya menuliskan resep untuk si E ini berupa: tablet antibiotika, tablet anti peradangan, tablet anti nyeri, Betadine dan kain kasa steril, kain kasa pembalut. Saya berpesan kepada E kalau mandi jangan kena air dahulu selama 2-3 hari.

Lega hati saya setelah menyelesaikan tugas membantu mengobati abses pasien saya yang satu ini.

Rabu, Juni 25, 2014

Pasien yang rajin


Kemarin pagi sekitar pukul 05.30 saat saya membersihkan halaman depan rumah, terdengar seseorang mengetok-ngetok pintu pagar. Saya melihat seorang Bapak di depan pintu pagar.

Saya bertanya “Ada keperluan apa Pak? Bapak siapa?”

Ia menjawab “Met pagi. Saya pasien Ibu dokter ( isteri saya ). Saya datang ingin melaporkan hasil pemeriksaan laboratorium milik saya.”

Saya bertanya lagi “Kapan Bapak berobatnya?”

Ia menjawab “Dua hari yang lalu.”

“Oh.. boleh, tapi saat ini isteri saya belum siap buka praktik, Pak. Bagaimana kalau nanti Bapak datang lagi sekitar pukul 07.30. Nanti saya laporkan kepada isteri saya.”

Bapak itu berkata lagi “Baiklah nanti saya datang lagi ya.”

Setelah Bapak itu meninggalkan rumah kami, saya membatin “Kok rajin amat ya pasien ini. Hanya sekedar melaporkan hasil pemeriksaan laboratoriumnya ia datang pagi-pagi sekali, dimana belum ada seorangpun dokter praktik yang sudah siap praktik .”

Saat isteri saya memasuki ruangan keluarga saya melaporkan bahwa tadi ada pasien yang hendak melaporkan hasil pemeriksaan laboratoriumnya dan ia akan datang lagi sekitar pukul 07.30.

Keesokan harinya saya bertanya kepada isteri saya tentang Bapak ini “Bagaimana hasil pemeriksaan laboratorium pasien tersebut?”

Isteri saya menjawab “Hasilnya semua baik setelah mendapatkan terapi seminggu yang lalu.”

Saya bersyukur kalau hasil pemeriksaan Bapak yang rajin itu menunjukkan hasil yang baik. Ternyata pasien tersebut adalah pasien langganan isteri saya.-

Rabu, Maret 19, 2014

Handphone..oh..handphone



Saat ini sudah banyak orang yang mempunyai handphone, mulai anak SD sampai orang Dewasa, baik pria maupun wanita. Mulai dari handphone yang sederhana sampai yang canggih (smartphone) yang mempunyai fasilitas untuk membuat foto, chatting, browsing Internet, sosial media dan lain-lain fasilitas.

Kadang beberadaan handphone dapat mengganggu suatu rapat, pertemuan, kebaktian di gereja dan lain-lain pertemuan. Tidak jarang dihimbau agar handphone dimatikan saat pertemuan tersebut sedang berlangsung.

----

Kejadian ini terjadi sekitar bulan yang lalu. Saya menghadiri undangan pernikahan dari salah satu relasi di suatu gedung pertemuan. Acara resepsi pernikahan ini diadakan dengan memakai meja perjamuan. Satu meja diisi untuk 10 kursi undangan.

Sambil menunggu kedatangan kedua mempelai, saya ngobrol dengan tamu undangan disebelah kiri saya. 2 kursi disebelah kanan saya masih kosong. Tidak berapa lama kemudian datanglah 2 tamu undangan lain, mereka duduk disebelah kanan saya. Persis disebelah kanan saya duduk seorang ibu usia sekitar 40 – 45 tahun. Ia datang bersama putrinya yang berusia sekitar 7-8 tahun.

Ibu ini tanpa basa basi duduk dikursi disebelah saya. Melihat wajah saya juga tidak. Kesan saya terhadap ibu ini kurang baik, acuh dengan orang sekitarnya. Tidak berapa lama kemudian ia mengeluarkan sebuah smartphone handphone dari handbagnya.

Mulailah ibu ini mengutak-utik handphonenya. Entah apa yang dikerjakan dengan handphonenya itu. Saya pikir para undangan hadir diresepsi pernikahan ini untuk bergaul dengan tamu –tamu lain dan menikmati hidangan resepsi dan bukan asik mengutak-utik handphone.

Saat hidangan resepsi nomer satu datang ke meja kami sampai hidangan terakhir datang, ibu ini tetap asik dengan handphonenya. Ada saat-saat dimana ia menyuap hidangan dan lebih banyak ia asik dengan handphonenya.

Kok ada ya orang yang fanatik dengan handphonenya dan cuek dengan orang-orang disekitarnya. Saya pikir dia dapat bergaul dengan handphonenya nanti di rumah dan bukan saat menikmati hidangan resepsi.

Akhirnya saya juga cuek dengan ibu disebelah saya ini. Saya menganggap tidak ada orang yang duduk disebelah kanan saya. Jangan-jangan terhadap suaminya juga tidak peduli lagi, ia lebih asik bergaul dengan handphonenya.

Handphone..oh..handphone.-