Selasa, September 23, 2014

SAKIT TENGGOROKAN


Minggu yang lalu Pak L, 25 tahun datang berobat. Keluhannya sakit tenggorokan sejak 2 hari yang lalu.

Pak L tinggal di kota Cirebon. Sebagai salesman sebuah perusahaan ia sering bepergian naik sepeda motor dari kota Cirebon – Bandung – Cirebon. 4 hari yang lalu ia dari Bandung sepulang dari sebuah rapat perusahaan ia pulang ke Cirebon naik sepeda motor. Kondisi badan yang lelah dan tidak fit sebenarnya ia dapat naik bus ke Cirebon. Ia berpikir kalau naik bus, maka setibanya di Cirebon ia tidak mempunyai alat transportasi, jadi ia terpaksa mengendarai sepeda motornya untuk pulang ke Cirebon.

Saat ini sedang musim kemarau dimana cuaca panas, banyak polusi udara dari debu dan asap kendaraan bermotor membuat tidak nyaman Pak L dalam mengendarai sepeda motor. Dalam perjalanan ia berhenti beberapa kali untuk mengisi bahan bakar sepeda motornya dan juga untuk sekedar melepas lelah.

Pak L tiba di kota Cirebon dengan selamat menjelang malam hari. Ia langsung makan malam dan beristirahat. Keesokan harinya ia merasa badannya mengalami sedikit demam dan tenggorokannya terasa sakit. Ia mengalami sakit tenggorokan atau Pharyngitis acuta. Sore hari ia datang ke tempat praktik saya.

Pada pemeriksaan fisik di dapat tekanan darah normal. Pada pemeriksaan pandang ( Inspeksi ) tampak tenggorokan Pak L ini tampak kemerahan ( hiperemia ), pada pemeriksaan raba ( palpasi ) tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening di daerah leher, kulit lengan teraba agak panas.

Saya membuatkan sebuah resep untuk Pak L yang berupa kapsul antibiotika, tablet pain killer dan penurun demam serta tablet multivitamin. Saya menganjurkan agar makan makanan yang mudah dicerna selama beberapa hari seperti bubur atau nasi tim dan istirahat di rumah selama 2 hari. Saya membuatkan Surat Keterangan Sakit untuk perusahaan dimana Pak L bekerja.


Senin, September 22, 2014

Kramp kaki



Kemarin datang berobat Pak D, 52 tahun. Keluhannya kalau malam hari kedua kakinya sering mengalami kramp, sejak 1 minggu yang lalu.

Pada pemeriksaan didapat tekanan darah: 120/80 mmHg ( normal ). Berat badan: agak gemuk, bila dihitung dengan rumus, BB ideal = (Tinggi Badan – 100 ) – 10%. Pekerjaan: karyawan disebuah instansi Pemerintah.

Saya menyarankan agar diperiksa kadar Lemak darah untuk mengetahui profil lipidnya dan kadar Gula darah ( puasa dan 2 jam sesudah makan ). Sore hari Pak D datang dengan membawa hasil pemeriksaan Laboratorium.

Hasil pemeriksaan darah: kadar Kolesterol, Trigliseride, HDL dan LDL: normal. Yang abnormal adalah hasil kadar Gula: hampir 300 mg% ( puasa ) dan 2 jpp: 400 mg%.

Dalam anamnesa tidak diketahui orang tua pak D menderita penyakit Kencing Manis. 2 tahun yang lalu saat Pak D datang berobat kadar Gula darahnya normal. Jadi saat ini Pak D menderita penyakit Kencing Manis, BB berlebih dan kramp otot. Kemungkinan penyebabnya adalah faktor umur yang bertambah dan pola makan yang kurang sehat.

Kramp otot sering terjadi bila ada gangguan elektrolit seperti Kalsium dan Magnesium. Untuk Pak D ini saya membuatkan resep: tablet anti diabetes Metformin 500 mg ( 3x1 tab/hari ), tablet neurotropik vitamin ( B1, B6 dan B12 ) 1 x 1 tab/hari, tablet Kalsium 3x1 tab/hari dan 1 tabung Chlorethyl spry.

Chlorerthyl spry dapat digunakan dengan disemprotkan ke kaki yang sedang kramp. Semprotan yang dingin ini dapat meredakan kramp otot. Di klinik Chlorethyl spry ini sering digunakan sebagai bius lokal pada saat akan mencabut gigi susu anak-anak yang sudah goyang. Kapas yang disemprot cairan yang dingin ini ditempelkan selama beberapa detik pada gusi dimana gigi susu yang akan dicabut. Rasa dingin ini dapat mengurangi rasa nyeri saat gigi susu dicabut dan mencegah pasien anak-anak ini menangis.

Untuk Pak D saya memberikan juga formulir untuk pemeriksaan Gula darah ulangan di Laboratorium Klinik, 10 hari kemudian.

Sering kali penyakit seseorang baru diketahui setelah datang memeriksakan diri kepada dokter dan dilakukan pemeriksaan Laboratorium sebagai Medical checkup. Saya dan isteri melakukan pemeriksaan darah rutin setiap 6 bulan satu kali. Pengukuran tekanan darah ( saling bergantian ) seminggu sekali. Jadi kalau ada yang tidak normal segera diketahui dan diberikan pengobatan atau mengganti pola makan yang lebih sehat.

Semoga setelah diberi tablet anti diabetes, kadar gula darah Pak D ini turun atau mendekati nilai normal dan tidak mengeluh lagi kramp otot.

Minggu, September 21, 2014

NYERI LUTUT




Kemarin sore datang berobat Ibu S, 70 tahun, dengan diantar oleh suaminya Pak K, 70 tahun juga. Keluhan Ibu S ini nyeri dengkul ( lutut ) sejak 3 bulan yang lalu.

Pasa pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah: 130/80 mmHg, lain-lain: dalam batas normal. Lutut Ibu S ini terasa nyeri bila digerakkan, sehingga ia tidak bisa sujud saat melakukan sholat ( bersembahyang ). Saat sholat ia dalam posisi duduk. Kedua lutut Ibu S ini terasa nyeri bila digerakkan. Ibu S mengalami nyeri sendi ( artralgia ) pada kedua lututnya.

Saat ini Ibu S sudah berusia 70 tahun ( lansia ) dan ia mengalami keropos tulang ( osteoporosis ). Keluhan pasien-pasien yang datang berobat pada usia tersebut yang paling sering dijumpai adalah nyeri lutut ( artralgia ).

Saat saya menganjurkan untuk dibuat Foto Rontgen pada kedua lututnya , Ibu S ini menolak dengan alasan biaya dan minta diberikan resep saja. Dari Foto lutut dengan projeksi Depan belakang dan dari Samping dapat diketahui kelainan apa yang terdapat pada kedua lutut pasien. Saya menduga terdapat Osteoarthrosis ( OA ) pada pasien saya ini.

Untuk pasien ini saya menuliskan resep obat OAINS ( Obat Anti Inflamasi Non Steroid ) dan tablet Multivitamin-multimineral. Sebenarnya Ibu S ini pernah berobat kepada dokter-dokter lain untuk keluhan nyeri lutut ini. Memang OA ini berlangsung menahun dan perlu diobati untuk jangka lama.


Sabtu, September 20, 2014

STRES



Kemarin pagi datang berobat Ibu N, 38 tahun. Ia diantar oleh suaminya. Keluhan Ibu N sakit kepala sebelah kanan, nafas sesek, tidak dapat tidur nyenyak sejak 3 hari yang lalu.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah normal ( 120/80 mmHg ), bunyi Jantung dan Paru: normal, lain-lain: dalam batas normal.

Untuk mengetahui penyebab keluhan Ibu N ini saya melakukan anamnesa ( tanya jawab ), dan Ibu N berkisah:

Ia bekerja di sebuah toko kelontong di kota kami, sejak beberapa tahun yang lalu. Ia mendapat kepercayaan dari pemilik toko dalam hal: mengurus stok barang, penjualan barang dan lain-lain yang diperlukan untuk usaha pemilik toko. Ibu N mempunyai 3 orang staf untuk membantu berjalannya usaha toko ini. Bila waktu toko sudah tutup dan ketiga stafnya sudah pulang, Ibu N masih belum dapat pulang karena masih mengerjakan urusan administrasi dan keuangan toko tersebut. Pulang ke rumah sudah sore / malam hari.

Ia jengkel dengan ketiga stafnya yang kadang bekerja seenaknya ( mungkin gajinya kecil ) sehingga Ibu N sering menegur mereka, tapi hasilnya tidak memuaskan hati. Ia merasa pikirannya tidak tenang dalam bekerja. Beban kerja dirasakan terlalu berat.

Ia bertanya kepada saya “Bagimana saya harus bertindak, Dok?”

Saya melihat tidak ada pasien lain yang ingin berobat, jadi ada waktu luang untuk berbincang-bincang dengan Ibu N.
Saya pikir Ibu N ini mengalami Stres dalam pekerjaannya sehingga ia mengeluh sakit kepala, sukar tidur dan nafas sesek. Secara jasmani Ibu N tidak ada kelainan, tetapi secara rohani ada kelainan yang perlu diatasi. Stres bukan untuk dihindari tetapi mesti diatasi. Setiap orang dalam kehidupannya pasti pernah mengalami Stres ( menghadapi ujian sekolah, mencari pekerjaan, akan melangsungkan pernikahan, ada anggota keluarga yang sakit berat dan lain-lain ).

Saya mencoba memecahkan masalah yang dihadapi oleh Ibu N dan membuat usulan:

1. Kalau beban pekerjaan terlalu berat sehingga tidak dapat dihadapi sendiri, maka Ibu N bisa mencoba untuk minta asisten untuk membantu. Ini sudah dikerjakan, tetapi pekerjaan stafnya tidak memuaskan Ibu N dan sering kali bekerja seenaknya saja. Kalau begitu mesti dilaporkan kepada pemilik toko dan minta diganti dengan staf yang lain yang lebih baik. Hal ini susah dan Ibu N tidak sampai hati untuk memberhentikan 3 orang stafnya. Saat ini mencari pekerjaan juga tidak mudah.

2. Kalau beban kerja dirasakan terlalu berat, maka Ibu N bisa mencoba untuk minta kenaikan gaji kepada pemilik toko. Upah yang besar dapat mengurangi beban yang dirasakan Ibu N.

3. Kalau semua tidak bisa dilaksanakan, maka tindakan terakhir yang dapat dilakukan oleh Ibu N adalah berhenti bekerja dari toko ini dan bekerja di tempat lain yang kondisinya lebih baik. Ini juga dirasa tidak mudah. Mencari pekerjaan saat ini juga tidak mudah. Mungkin bisa pindah pekerjaan, tetapi gajinya belum tentu lebih besar dari gaji yang sekarang. Jadi ini menjadi dilema juga bagi Ibu N.

4. Yang terakhir saya yang bisa saya lakukan adalah memberikan resep tablet penenang untuk mengatasi stres dan gangguan tidurnya dan tablet pain killer untuk mengatasi sakit kepalanya.

Setelah menerima resep dari saya Ibu N mengucapkan terima kasih kepada saya yang sudah bersedia membantu memecahkan masalah yang dihadapinya. Saya bilang iya sama-sama Bu.

Saya berkata kepada suaminya yang mengendari sepeda motornya “Hati-hati dijalan, Pak.”

Jumat, September 19, 2014

LOPER KORAN



Pagi ini ketika saya menyiram tanaman di halaman depan rumah kami, datang loper koran ( pengantar surat kabar ). Ia menghampiri saya dengan membawa koran. Biasanya kalau dia mengantar koran, dia melempar koran ke teras rumah. Kali ini dia datang mengantar koran langsung ke tangan saya. Wah ada apa nih, tidak biasanya.

“Terima kasih, pak” kata saya sambil menerima koran itu.

“Dok, saya mau tanya apa obatnya untuk bisul di badan saya ini” katanya sambil memperlihatkan kulit di daerah betis dan kepalanya.

Saya melihat kulit di kedua tempat itu tampak kemerahan, belum terjadi pembengkakan, jadi belum ada bisul di tempat itu.

Saya bertanya “Sudah berapa hari, Pak?”

“Sudah 3 hari, Dok.”

“Iya mesti diobati. Tunggu sebentar,” kata saya. Saya mengambil blangko resep obat dan sebuah ballpoint. Saya menulis resep krim antibiotika dan tablet antibiotika generik untuk Pak S,40 tahun ini.

“Ini resepnya Pak, belilah di Apotik terdekat, ya”

“Terima kasih, Dok. Berapa saya harus bayar” kata loper koran itu yang saya sudah kenal beberapa tahun.

“Tidak usaha bayar, Pak. Belikan obat ini dan semoga lekas sembuh ya” kata saya kemudian.

Dia meninggalkan saya sambil tersenyum kegirangan. Ia berobat dengan mendapat gratisan.

Saya juga tersenyum dan melanjutkan menyiram tanaman di halaman rumah.

Senin, September 15, 2014

Seorang sahabat


Berbahagialah orang yang mempunyai sahabat, yang dapat berbagi di kala susah dan di kala senang. Tidak mudah mencari seorang atau lebih sahabat di dalam hidup kita.

3 tahun lagi saya berusia 70 tahun ( kalau diberi usia panjang ). Sampai saat ini saya masih dapat berjalan tanpa menggunakan tongkat, tiap hari masih dapat naik sepeda, masih dapat mengendarai mobil dan masih dapat berenang. Saya bersyukur kepada Tuhan yang memberikan kesehatan yang baik kepada saya. Atas karunia ini maka saya ingin membalasnya dengan cara banyak menolong orang lain, baik diwaktu praktik maupun berbuat baik terhadap para warga Panti Wreda. Saya mempunyai 2 tangan, tangan yang satu untuk menolong diri sendiri dan tangan yang lain untuk menolong orang lain.

Pola hidup saya juga sederhana. Tidak makan makanan yang terlalu berlemak, lebih banyak sayuran dan buah-buahan, tidak minum alkohol, menjauhi narkoba, tidak pernah berjudi dan main perempuan. Berupaya dapat menolong orang lain tiap hari.

Sejak tahun 2004 saya melayani pemeriksaan dan pengobatan para Opa dan Oma yang tinggal di Panti Wreda milik Gereja kami seminggu sekali. Saya tidak diberi honorarium dan tidak minta honorarium. Beberapa Oma yang menderita Mata Katarak sudah saya upayakan agar dapat dioperasi Kataraknya. Mereka sangat berterima kasih atas bantuan saya. Saya mengatakan janganlah berterima kasih kepada saya tetapi berterima kasihlah kepada Tuhan Yang Maha Penyayang.

Untuk hidup sehari-hari saya mendapat pensiun yang jumlahnya tidak besar ( pensiun atas permintaan sendiri sejak 1 April 2000 ) dan dari hasil praktik dokter umum. Isteri saya juga sudah pensiun dari PNS dan masih praktik dokter umum. Kedua putra dan putri kami study, bekerja dan stay di kota Sydney, Australia. Tiap 2 tahun sekali kami mengunjungi mereka atau mereka yang datang ke kota kelahiran mereka di Indonesia.

--------

Saya mempunyai seorang sahabat yang sampai saat ini masih berlangsung dengan baik. Ia adalah Pak AK, saat ini usianya 2 tahun di atas saya. Ia seorang penjahit pakaian laki-laki, yang rumahnya tidak jauh dari rumah kami.

Semula saya kenal dia ketika saya membuat pakaian sewaktu masih aktip sebagai PNS, kira-kira 15 tahun yang lalu. Tiap tahun saya membuat baju dan celana di tempatnya. Akhirnya kami kenal baik. Isterinya juga turut membantu menjahit pakaian para langganannya. Mereka mempunyai seorang putri yang bermulti talenta.

Pernah suatu saat ia sakit dan minta resep obat kepada saya. Saya tidak memungut doctor fee dari dia. Saya pikir dia sudah menolong membuatkan pakaian saya dan saya tidak mau memungut doctor fee. Akhirnya ketika ia mendapat tugas dari beberapa kantor yang menjahitkan pakaian bagi para karyawannya, ada tersisa bahan pakaian ( baju atau celana panjang ). Dia membuatkan pakaian dari bahan ini untuk saya. Ukuran baju dan celana saya ada padanya. Saya yang menyarankan agar setiap langganan yang membuat baju atau celana ukurannya agar di catat di sebuah buku catatan, semacam data base para langganannya. Dia berterima kasih atas saran saya ini. Jadi dilain waktu bila langganan ini membuat baju atau celana, dia sudah punya ukurannya, tinggal ngepas saja. Praktis tidak usah mengukur lagi setiap langganannya bikin baju atau celana.

Saat dia mengantar baju dan celana saya yang sudah jadi, dia menolak diberi fee untuk ongkos jahit dan bahan pakaian tersebut. “Tidak usah, Dok” katanya. Kalau dia minta resep obat juga saya mengatakan “Tidak usah. Beli obat di Apotik saja.”

------

Suatu saat isteri saya ingin membeli mobil bekas pakai. Dia juga mau mengantar saya melihat-lihat mobil yang ditawarkan melalui iklan. Akhirnya setelah 2 minggu berjalan, mobil tidak ada yang cocok dan kami membeli mobil baru dari sebuah dealer mobil di kota kami.

Sekitar setengah tahun yang lalu saya menderita nyeri pinggang akibat tiap pagi saya memunguti daun-daun yang jatuh berguguran di halaman depan rumah kami. Tindakan yang benar adalah berjongkok lalu memungut daun-daun itu, bukan dengan membungkukkan badan untuk memunguti daun-daun diatas tanah. Nyeri pinggang ini ( lumbago ) sangat mengganggu saya selama beberapa hari. Bila berjalan mesti menggunakan tongkat untuk menahan berat badan saya. Saya sempat membuat Foto Rotgen daerah pinggang ( lumbal ) di sebuah Klinik Rontgen. Hasilnya menunjukkan adanya penyempitan setinggi Lumbal 3-4. Wah..celaka nih, mesti dioperasi. Saya termenung. Isteri saya juga turut prihatin.

Pikiran saya segera menyarankan agar saya didoakan oleh seseorang. Kuasa doa itu begitu besar dan saya berharap mujizat terjadi atas diri saya. Siang itu saya menelepon Pak AK mohon agar datang ke rumah saya untuk mendoakan saya. Saya ceritakan kronologis Lumbago ini. Tidak berapa lama dia datang kerumah kami dan segera mendoakan saya. Dengan nama Tuhan Yesus Kristus, sembuhlah. Amin.

Pak AK ini tekun membaca Alkitab tiap hari. Setelah mendoakan saya dan sedikit ngobrol dia pulang ke rumahnya. Saya tertidur di atas bed saya dan saat saya bangun saya tidak begitu merasa nyeri pinggang yang hebat lagi. Masih terasa sakit tetapi tidak hebat dan saya bisa berjalan tanpa tongkat. Sebelumnya saya bila berjalan mesti menggunakan tongkat. Waktu berjalan terus. Sore hari saya bisa praktik dan memeriksa pasien yang datang berobat. Tanpa saya sadari nyeri pinggang saya sudah lenyap tanpa makan obat pain killer lagi.

Oh… Tuhan banyak terima kasih. Atas jamahanNya saya sudah sembuh berkat doa yang dipanjatkan oleh sahabat saya Pak AK ini. Segera saya menelepon Pak AK mengabarkan bahwa Lumbago saya sudah sembuh dan tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih atas bantuannya yang telah mendoakan saya. Isteri saya juga heran atas kejadian ini dan berterima kasih kepada Pak AK. Pak AK juga bersyukur kepada Tuhan yang telah menyembuhkan Lumbago saya ini.

Anda boleh percaya atau tidak, tetapi kejadian ini benar saya alami sendiri. Beruntung saya mempunyai seorang sahabat dan sampai hari ini mujizat itu masih ada.-

Kamis, September 04, 2014

REKREASI KE BUMI PERKEMAHAN SIDOMBA 30 AGUSTUS 2014




Tanggal 30 Agustus 2014 ada sponsor dari gereja GKI Rahmani Cirebon yang mengajak warga Panti Wreda Kasih Cirebon, para Pengurus Panti dan Karyawan berekreasi ke Bumi Perkemahan Sidomba, Kabupaten Kuningan. Penulis yang merupakan anggota Pengurus Panti ini melaporkan perjalanan kali ini.

Warga Panti yang mengikuti acara ini sebanyak 9 orang, Pengurus Panti sebanyak 7 orang, karyawan Panti sebanyak 4 orang dan perwakilan dari GKI Rahmani sebanyak 2 orang. Total peserta rombongan ini 22 orang.

Pukul 08.30 peserta bersiap untuk melakukan perjalanan rekreasi ini dengan menggunakan 2 buah Minibus dan 1 mobil sedan. Kami berdoa dahulu sebelum berangkat, mohon mendapat perlindunganNya dalam perjalanan ini.
Mulailah rombongan berangkat menuju kota Cilimus, Kabupaten Kuningan, selanjutnya belok kanan naik ke desa Linggarjati dan menuju Bumi Perkemahan Sidomba. Kami membayar biaya kunjungan untuk mobil dan penumpang di sebuah tempat sebelum masuk ke kompleks Sidomba. Kami tiba sekitar pukul 09.00 pagi. Udara cerah dan sejuk membuat badan terasa segar.

Kami mencari tempat yang terlindung dari sinar matahari di sebuah halaman dengan tempat duduk. Setelah istirahat sambil menikmati snak berupa biskuit dan air mineral seluruh peserta dapat menikmati pemandangan alam, sambil ngobrol.

Di sebuah lapangan kami melihat ada se kelompok Pramuka yang sedang melakukan aktifitas. Rupanya semalam mereka camping disana. Terdengar suara mereka riuh rendah. Asik juga aktifitas mereka itu.
Saat rombongan mencari tempat untuk berteduh kami melihat ada kandang Domba jantan. Tampaknya Domba ini domba-domba aduan. Tidak heran kalau tempat ini dinamai Sidomba.

Pukul 10.00 Pak R, perwakilan dari GKI Rahmani memimpin acara renungan rohani. Acara dimulai dengan doa dan menyanyikan sebuah lagu rohani. Dalam acara ini Pak R membawakan renungan diselingi dengan humor yang menyegarkan rohani para peserta. Inti renungan ini adalah dalam hidup ini kita harus berterima kasih kepada orang lain, tidak peduli itu adalah petugas parkir, pelayan rumah makan, dokter, pendeta dan lain-lain. Tidak lupa pula kita harus berterima kasih kepada Tuhan yang sudah memberikan kita hidup dan diberkati olehNya.

Dalam acara ini juga diselingi acara permainan yang membuat peserta tertawa. Acara ini membuat para peserta dapat relaks dan melupakan kejenuhan hidup.

Selesai acara ini, para peserta mendapat berkat berupa Nasi Kotak yang dibawa oleh perwakilan GKI Rahmani. Kami menikmati makan siang dengan nikmat dalam suasana yang santai dan udara yang sejuk di pegunungan Ciremai ini.

Selesai acara renungan rohani ini rombongan menuju ke arah bawah, menuruni bukit tempat acara renungan. Kami menuju halaman parkir Bumi Perkemahan Sidomba. Disini ada sebuah air terjun yang lokasinya berada dibawah. Untuk menuju air terjun ini harus menuruni anak-anak tangga yang cukup curam. Para Oma dan Opa terpaksa harus menunggu di sebuah bangsal untuk beristirahat dan menikmati minuman yang dibawa karyawan Panti.

Suasana disini tidak begitu ramai oleh pengunjung, padahal saat ini adalah weekend. Kalau hari Minggu atau hari libur biasanya disini ada banyak pengunjung.

Cukup lama juga kami berada di kompleks air terjun. Kami sempat mengambil foto untuk kenang-kenangan. Saya melihat peserta yang mengunjungi air terjun Sidomba tampak gembira sudah dapat mengunjungi tempat yang sejuk, indah dalam suasana damai di hati.

Setelah dirasa cukup, maka kami meninggalkan Bumi Perkemahan Sidomba. Rombongan menuruni bukit ini menuju kota Cilimus kembali. Sebelum memasuki kota ini disebelah kiri jalan raya tampak ada sebuah toko yang menjual Tahu Susu. Mungkin dalam pembuatannya Tahu ini dicampur dengan Susu Kedele. Ada yang sudah digoreng dan ada yang masih mentah. Selain itu juga saya melihat ada di jual gorengan Comro ( parutan singkong yang berisi oncom ), Cireng ( aci digoreng) dan lain-lain makanan khas lokal daerah ini.

Ada banyak pengunjung yang mendatangi toko ini, maklum lokasinya yang strategis dipinggir jalan raya Cilimus. Peserta rombongan ini ada yang membeli Ubi jalar dipenjual, disebrang jalan raya. Dengan uang Rp. 10.000,- mereka mendapat sekantung plastik besar Ubi jalar. Murah katanya.

Selanjutnya rombongan menuju kota Cirebon. Memasuki daerah Gronggong dan Ciperna udara terasa lebih panas, maklum dekat pantai. Berbeda dengan udara di Sidomba yang sejuk dari pegungungan Ciremai.
Rombongan tiba kembali di Panti Wreda kasih Cirebon sekitar pukul 14.00 dengan selamat.

Sampai jumpa di acara rekreasi berikutnya.-