Sabtu, Februari 06, 2010

Pasien serius

 

Kebalikan dari intisari posting saya sebelumnya, maka kali ini ada Pasien yang serius.

Pagi ini pk. 06.00 ketika saya membersihkan mobil kami di halaman depan rmah kami,  datang Pak Ahmad ( bukan nama sebenarnya ), 35 tahun, ingin berobat kepada isteri saya yang dokter umum juga.

Saya jawab belum buka praktik. Isteri saya belum siap karena edang mengurus kebutuhan sarapan pagi kami dll pekerjaan rumah tangga.  Kalau mau berobat sebentar lagilah pk. 07.00.

Wajah Pak Ahmad masam, pikirnya sudah jauh-jauh datang ke tempat praktik dokter, dokternya belum siap. Lha, mana ada dokter buka praktik sepagi pukul 06.00 WIB di kota kami? Akhirnya Pak Ahmad meninggalkan rumah kami dengan mengendarai Minibus Daihatsu Xenia, warna Silver.

Pukul 07.15 saya selesai dengan tugas membersihkan mobil kami. Pak Ahmad masih belum datang kembali. Sampai pukul  08.15 juga masih belum datang juga. Ya sudah. Mungkin Pak Ahmad marah, mau berobat tidak bisa. Sebenarnya bukan tidak bisa, kalau mau saya layani kan bisa juga, tapi ia tidak mau. Maunya diperiksa oleh isteri saya. Sekarang dokter tidak bisa atur pasien, tapi pasien yang atur Dokter.

4 komentar:

  1. ha doc lam kenal...

    BalasHapus
  2. To Nova Imoet,

    Makasih sudah berkunjung.

    BalasHapus
  3. saya baru tau ternyata aneh juga ya sikap pasien-pasien

    saya sering ada kunjungan ke puskesmas namun rata-rata pasiennya tidak ada yang berbeda

    BalasHapus
  4. To Jeffry Haryanto,

    Makasih sudah berkunjung & memberi komentar.

    Benar, makin banyak kita hidup dan bergaul dengan banyak orang, maka akan makin banyak kita mengetahui sifat, sikap orang-orang lain. Ada yang familier , ada yang menyenangkan dan ada pula yang sebaliknya.

    Finally, kita akan terbiasa menghadapi banyak orang dengan berbeda sikap.

    Salam sukses.

    BalasHapus