Sabtu, Januari 01, 2011

Kilas balik 2010



1 Januari 2011 sudah tiba. Kita sudah memasuki tahun yang baru. Umur kita bertambah satu tahun lagi. Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita  untuk hidup di tahun ini.

Kita semua mengharapkan agar di tahun yang baru ini  mendapat sesuatu yang baru yang bermanfaat bagi diri kita masing-masing. Berharap mendapat kenaikan gaji yang baru, semangat hidup yang baru dan sukses yang baru pula.

Banyak peristiwa di tahun 2010 ini yang membuat banyak orang menderita karena bencana alam seperti banjir, longsor,  gunung  meletus, panen gagal, kelaparan, dan penderitaan yang berkelanjutan. Semua sudah berlalu, tetapi dampaknya masih terasa sampai saat ini. Kita mesti bangkit kembali dan saling membantu.

Apa yang sudah saya lakukan pada tahun 2010?
Pekerjaan rutin  bagi keluarga dan tugas melayani orang-orang lain telah saya kerjakan. Ada yang merasa terbantu, tetapi mungkin juga ada yang merasa tidak puas akan pelayanan saya. Sebagai manusia biasa, saya mempunyai banyak kekurangan.

Bertambahnya umur sering kali membuat energi makin berkurang, walau semangat masih menyala. Dalam masa pensiun dari PNS, beberapa fasilitas dan rekan sekerja  sudah tidak melekat pada diri saya lagi. Menyadari hal itu maka saya berupaya menyesuaikan dengan keadaan hidup sehari-hari.

Putra dan putri kami  yang sudah bekerja dan berumah tangga di Aussie, sudah jarang bertemu. Mereka masih berkomunikasi dengan orang tuanya melalui SMS ( paling sering ), email dan melalui hubungan langsung bicara via telepon. Saya dan isteri hidup berdua lagi sejak  beberapa bulan terakhir, sejak pembantu kami yang sudah lama bekerja tidak kembali lagi dari pulang mudik Lebaran tahun 2010. Kami bersyukur kami sudah terbiasa bekerja tanpa pembantu. Semua dikerjakan sendiri, sehingga terasa badan lelah, tetapi kok badan terasa segar akibat banyak bergerak / olah raga di rumah. Akibatnya malam hari kami tertidur nyenyak untuk mengisi energi baru seperti batere HP yang di strom ulang.

Cuaca alam di Aussie juga  tahun 2010 ini aneh. Summer pada bulan Desember, kok turun salju.White Christmast menjelma disana. Tidak biasanya. Mengapa ini bisa terjadi? Ada apa gerangan? Dampak global warming? Ah..saya tidak paham. Biarlah para ahli yang menerangkan kejadian alam ini.

Selain melayani pasien di tempat praktik pribadi, saya juga melakukan pelayanan kesehatan secara nonprofit bagi para Lansia yang  tinggal di Panti Wreda Kasih miliki Gereja kami. Semula ada 18 orang dan saat ini ada 13 orang warga Panti. Ada yang sudah dipanggil Tuhan dan ada yang pindah ke kota lain. Warga Panti silih berganti. Masing-masing memiliki karakter yang khas. Secara umum sikapnya seperti anak-anak kembali. Sampai saat ini belum ada warga Panti yang ngomel atau marah kepada Dokternya. Saya berupaya semaksimal mungkin agar pelayanan saya disini merupakan pelayanan yang terbaik yang bisa saya lakukan. Saya bersyukur kalau pelayanan saya ini juga dirasakan ada manfaatnya bagi warga Panti, para karyawan Panti dan Bapak / Ibu  Pengurus Panti.

Dalam Rapat Pengurus Panti bulan Desember 2010, ada anggota Pengurus yang mengingatkan Pak Ketua, bahwa bulan Maret 2011 masa bakti ( 2 tahun ) akan berakhir dan bagi yang sudah 2 periode ( 4 tahun masa bakti ) tidak dapat dipilih kembali. Diingatkan agar Pak Ketua  sudah mempersiapan siapa-siapa yang akan menggantikan anggota  yang akan turun dari kepengurusan Panti.

Kalau sudah 4 tahun, tidak dapat dipilih kembali!
Lalu bagaimana saya yang sudah melayani sejak 6 tahun? Mestinya saya juga turun sejak 2 tahun yang lalu, ya.

Banyak yang tidak setuju saya turun dan sebaiknya terus melayani. Bahkan ada yang nyeletuk kalau Dokter sih melayani seumur hidup saja! Gleg.. terkejut juga saya mendengar usulannya itu. Apa benar pelayanan saya cukup baik dan sebaiknya diteruskan saja. Meskipun  setiap 2 tahun kepengurusan silih berganti dengan wajah-wajah yang baru, saya diminta agar terus melayani para Opa dan Oma di Panti ini. Kepengurusan Panti boleh berganti, tetapi Dokternya tetap saya.
Baiklah kalau begitu. Semoga saya tetap sehat dan diberkati oleh Tuhan. Amin.

Dalam pelayanan kesehatan disini beberapa kali saya mendapat hal yang tidak nyaman. Kadang saya  pikir lebih baik saya berhenti melayani saja bila sudah tidak diperlukan lagi. Untuk berbuat baik juga ternyata tidak mudah. Ada batu-batu sandungan di depan saya sehingga saya terjatuh. Saya harus bangkit kembali. Kalau saya tidak pernah terjatuh, kapan mau bangkit lagi?

Di tempat praktik pribadi juga berlaku “Untuk berbuat baik ternyata tidak mudah. Ada batu sandungan di depan saya “.

Contoh yang klasik:
Meminta pasien untuk control kesehatan kembali bila obat sudah habis, yang tidak dilakukannya dengan alasan : sudah membaik, tidak punya dana dsb.

Meminta pasien yang TBC paru untuk berobat tiap 1 bulan sekali selama 6 bulan berturut-turut, yang tidak dikerjakan. 2  bulan tidak kontrol dan tidak minum obat antiTB. Bulan  berikutnya ia datang dengan keluhan batuk darah kembali. Terapi dilakukan sejak awal kembali dan kapan mau sembuhnya kalau advis dokternya tidak ditaati? Yang sakit bukan dokter, tetapi pasien.

Ternyata untuk berbuat baikpun, tidak mudah! Mengapa ada pasien yang tidak mentaati advis dokter? Alasannya ada banyak. Sering kali tidak dimengerti oleh saya.

Dalam kepengurusan IDI Cabang Kota Cirebon, saya mendapat tugas untuk membantu Teman Sejawat para pensiunan melakukan Registrasi ulang dan Data entry secara Online ke website IDI: http://www.idi-online.org hal tsb untuk menerbitkan STR ( Surat Tana Registrasi ) yang baru untuk membuat SIP ( Surat Ijin Pratik ) yang umumnya akanberakhir pada bulan Maret / Juni 2011. 6 bulan sebelumnya sudah harus mengurus penerbitan STR yang baru. Kalau tidak punya SIP, bagaimana dapat buka praktik secara legal?

Dari 34 Teman Sejawat yang difasilitasi ( dibantu ) oleh saya hanya ada 12 TS ( termasuk saya dan isteri ) yang saya bantu. Sisanya  tidak ada kabar beritanya. Mungkin sudah dikerjakan sendiri atau dibantu oleh putra/i mereka. Semoga.

Saya berharap semoga tahun 2011 ini keadaan makin membaik dan bukan makin memburuk. Semoga. Amin.

Happy New Year 2011.

4 komentar:

  1. Maaf kalau pertanyaan ini terlalu pribadi, apakah dana pensiun dari pemerintah Indonesia oke?

    BalasHapus
  2. To Kencana,

    Sebenarnya gaji pokok para PNS ( Pegawai Negeri Sipil ) tidaklah besar. Selain gaji pokok mereka masih mendapat Tunjangan a.l. Tunjangan isteri, Tunjangan anak, Tunjangan Jabatan, Tunjangan lain-lain. Jadi take home pay yg mereka terima lebih besar dari gaji pokoknya.

    Meskipun gajinya tidak besar tetapi banyak yang melamar menjadi PNS, karena mereka berharap mendapat pensiun setelah sekian tahun bekerja.

    Setelah umur 56 tahun, sekarang usia pensiun diperpanjang menjadi 58 tahun dan para guru baru pensiun setelah umur 60 tahun.

    Uang pensiun yang diperoleh adalah 2,5 % kali gaji pokok terakhir. Jadi PNS yg pensiun akan mendapat: 2,5 % x 30 tahun ( dianggap masa kerja telah 30 th )= 75% dari gaji pokok terakhir yg mereka terima.

    Ada yang pensiun atas permintaan sendiri ( pensiun dini ) yaitu setelah bekerja selama 20 tahun ( spt saya yg pensiun dini th 2000 setelah bekerja selama 20 th ). Pensiun yg diterima adalah: 2,5% x 20 = 50 % dari gaji pokok terakhir. Jadi uang pensiunnya lebih kecil dari PNS yg Pensiun penuh.

    Selain itu juga masih ada uang kenaikan gaji berkala sebesar 6% dari gaji pokok terakhir. Ini dibayarkan biasanya pada bln Juli setiap tahun. Jadi dibayarkan ( di rapel ) dari bln Januari s/d Juli.

    Masih ada lagi pemberian gaji / pensiun ke 13, yg besarnya 1 bulan gaji/pensiun yg dibayarkan poada bln Juli tiap tahun.

    Meskipun gaji / pensiun yg didapat tidak besar, tapi kalau hidup hemat masih cukuplah untuk menunjang hidup sehari-hari.

    Sebenarnya para PNS dan pensiunan berharap mendapatkan lebih banyak, tetapi anggaran APBN negara kita juga terbatas.

    Demikian semoga dapat bermanfaat.

    Salam

    BalasHapus
  3. Terima kasih, Dok! Saya sering mendengar bahwa sistem pensiun Indonesia buruk. Padahal saya berencana simpan dana di hari tua. Banyak orang nikah dan punya anak cuma demi kewajiban dan 'investasi' di hari tua. Jujur saya tidak suka hal itu. Inginnya kalau sudah tua, tetep masih bisa kerja giat dan buka usaha sendiri kayak Dokter. Hehehehe....

    BalasHapus
  4. To Kencana,

    Anda benar. Bila kita berangkat menjadi sepuh, maka bila keadaan menungkinkan ( fisik dan lain-lain ) lebih baik kita tidak usah tergantung kepada anak-anak kita.

    Jadi sejak muda kita harus mempersiapkan secara finansial.

    Kami bersama isteri sampai saat ini masih bisa buka praktik umum dan tidak tergantung kepada anak-anak yang sudah bekerja menghidupi keluarganya.

    Semoga cita-cita anda ini terwujud. Amin.

    Salam.

    BalasHapus