Pemberian pengobatan kepada pasien yang berobat
dapat berupa pemberian Resep obat yang harus dibeli di Apotik atau pemberian
Resep dan diberi suntikan. Pemberian suntikan bila dianggap perlu, misalnya
serangan Ashma bronchial ( serangan sesak nafas ), Kaligata akut ( menderita
gatal yang hebat akibat alergi terhadap sesuatu ), atau Kejang-kejang. Pada
pasien yang menderita Flu biasanya jarang diberikan suntikan.
---
Ada pasien saya, Tn S, 48 tahun, langganan saya yang
sering berobat bila menderita Daire, Pegel linu, Flu, Luka di kaki, dan
lain-lain. Suatu saat ia menderita Kaligata yang akut, mungkin salah makan
sesuatu. Saya berikan suntikan Antihistamin untuk meredakan alerginya dan resep
obat untuk diminum. Pasien sembuh dalam waktu yang tidak terlalu lama. Katanya
ia merasa cocok dengan pemberian obat dari saya, terutama efek suntikan yang
diberikan.
Lain kali bila pasien ini sakit, ia minta diberi
suntikan. Semula saya menolak memberikan suntikan, karena dianggap tidak perlu,
dan cukup diberikan resep obat saja. Pasien ngotot minta disuntik dengan alasan
agar cepat sembuh dari keluhan yang saat itu dideritanya. Pasien juga tidak
berkeberatan bila ada tambahan fee untuk biaya suntikan tadi. Baginya yang
penting keluhan sakitnya cepat sembuh.
Memang efek pemberian suntikan akan cebih cepat (
dalam bilangan menit ) bila dibandingkan dengan minum obat yang perlu waktu
untuk diserap dalam saluran pencernaan ( perlu waktu beberapa jam ).
Jadi tidak aneh bila ada banyak pasien yang minta
disuntik saat berobat kepada dokter, tidak peduli mereka sakit apa atau bila
dianggap suntikan tidaklah perlu diberikan, mereka tidak peduli. Yang penting
cepat sembuh.
---
Sebaliknya ada banyak pasien yang takut disuntik.
Apapun alasannya, pasien-pasien ini selalu menolak disuntik. Alasannya mereka
takut melihat jarum suntik dan takut merasa sakit saat disuntik ( padahal tidak
selalu benar ). Ada pasien yang bertubuh besar, tetapi takut disuntik. Tubuh
yang besar tidak menjamin nyalinya juga besar kalau hendak disuntik. Mereka
minta diberi resep obat saja.
Jadi dalam menghadapi para pasien saya sebelum
menyuntik, saya minta ijin dahulu bahwa pasien akan diberi suntikan. Bila
pasien setuju, suntikan diberikan. Kalau pasien tidak setuju, mereka tidak
diberi suntikan. Jadi ada “win win solution”.
Juga harap diingat pada pemberian suntikan ada
kemungkinan pasien tidak tahan dengan obat yang disuntikkan, mesti ditanya dahulu
apakah pasien alergi terhadap sesuatu obat. Bila ada faktor alergi jangan
diberikan obat yang sama untuk menghindari kejadian Anafilaktik shok.
Lebih bijaksana bila sudah disiapkan obat suntik anti
alergi, saat hendak menyuntik pasien, kalau-kalau pasien mendapatkan reaksi
yang tidak diinginkan.-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar