Selasa, Agustus 14, 2007

Enak bagi pasien dan enak bagi dokter.

Sebagai dokter rasanya senang atau enak bila mempunyai pasien-pasien yang mempunyai HAM ( hubungan antar manusia ) yang baik. Pasien menganggap dokter sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan dan juga menganggap dokter sebagai manusia biasa dan bukan malaikat.

Judul diatas ada benarnya bila:

Selalu menyapa dokter bila bertemu di tempat-tempat umum ( kalau menyapa juga di tempat yang tidak yang terhormat, maka hal ini merepotkan, dapat membuat malu dokter di depan orang banyak dengan tidak sadar mereka menyapa, ”Oh Dokter ..” Wah orang lain tahu kalau kami ini dokter. Dokter kok ada di tempat begituan. Makanya sebaiknya jangan mengunjungi tempat yang tidak terhormat ).

Pasien membawa oleh-oleh ( pisang, gula merah, kepiting dsb ) bila berobat, meskipun mereka tetap juga memberilkan jasa pelayanan kesehatan. Hal ini kadang-kadang dapat terjadi. Wah… rejeki nomplok nih.
Mengirimkan Kartu Ucapan hari Natal atau Hari Ulang Tahun ( bila mereka tahu HUT Dokter nya ).

Mengundang Dokter bila mereka mempunyai hajatan ( pernikahan, khitanan dll ).

Memberikan discount bila kami belanja di toko mereka / pasien atau ketika kami melakukan service mobil di bengkel mobil pasien. ( ada juga yang “nakal” dengan memungut biaya yang lebih besar dari pelanggang lain, mungkin dengan asumsi: biarinlah, kan ia seorang dokter yang banyak duitnya. A m i n . ). Pasien seharusnya mempunyai sikap bahwa bila mereka sakit, mereka butuh dokter dan bila mereka sedang senang maka dokter juga tidak terlupakan. Tapi yah… jaman sekarang hanya berapa persen sih pasien yang demikian. Mereka kalau sakit, dokter dicari-cari, tidak perduli jam berapapun. Kalau mereka sehat atau senang, ya buat apa mikirin dokter. Emang gue pikirin…..

Masih banyak lagi yang belum sempat saya rangkumkan, tetapi dari contoh-contoh kasus saya dapat menilai masyarakat dengan sebutan pasien.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar