Minggu, Mei 22, 2011

Maukah melayani?



Hari lepas hari, tanpa terasa waktu berjalan dengan cepat.
Perasaan baru kemarin hari Minggu, sekarang sudah hari Minggu lagi.

Perasaan baru saja saya  memeriksa kesehatan para Opa & Oma di Panti Wreda Kasih milik Gereja kami pada hari Jum’at yang lalu, kemarin  20 Mei 2011 sudah hari Jum’at lagi.

Waktu berjalan cepat tanpa terasa.

Pagi ini Minggu 22 Mei 2011  saat saya dan isteri selesai mengikuti Kebaktian pagi dan meninggalkan gedung Gereja kami, pikiran saya melayang ke beberapa tahun yg lalu saat ada seorang Om ( bapak ) menghampiri kami dan  ngobrol dengan saya.

Om L ( yang usianya di atas saya ) berkata “Dok, apakah dokter masih bekerja di Panti?” Rupanya Om L ini mengenal saya seorang dokter umum dan bekerja di Panti milik Gereja kami.

Saya jawab dan balik bertanya kepadanya  “Masih, Om… Ada apa ya?”

Om L  melanjutkan “Begini dok, ada seorang keponakan wanita Om yang baru saja di wisuda sebagai Dokter umum. Ia bermaksud ingin bekerja di Panti Gereja kita.”

Saya berkat “O..Selamat ya. Kalau mau bekerja di Panti, Om silahkan mengajukan permohonan kepada Tata Usaha Gereja atau Ketua Pengurus Panti.”

Om L menjawab dengan wajah cerah “O..begitu ya. Berapa honornya per bulan, dok?”

Saya tersenyum dan menjawab “Om..bekerja di ladang Tuhan, selain Pendeta, Supir, Petugas Tata Usaha, Satpam , kami ( Pengurus Panti dan Anggota Majelis Gereja ) tidak mendapat honor setiap bulannya. Meskipun demikian Tuhan memberkati pelayanan kami setiap saat, tetapi  mungkin bukan dalam bentuk materi. Saya sendiri yang sudah pensiun dari Pegawai Negeri Sipil sejak  TMT ( Terhitung Mulai Tanggal ) 1 April 2000, mendapatkan honor dari praktik pribadi saya.”

Mendengar penjelasan saya, dahi Om L mengkerut, tanda perkejut. O…..begitu ya.

Saya melanjutkan “Baguslah kalau keponakan Om yang dokter itu berminat melayani di Gereja kita, tetapi tidak ada honornya Om…, honor di dapat dari praktik pribadi di tempat praktik ( yang dapat berlokasi di Apotik  tertentu / tempat praktik sendiri )”.

Saya yakin Om dan keponakannya  akan berpikir 2 kali sebelum mengambil keputusan yang mungkin dilematis bagi mereka. Study Kedokteran  membutuhkan biaya yang sangat besar dan saat sudah lulus, tentu berharap akan mendapat gaji / honor yang cukup, minimal untuk mengembalikan biaya study Teman Sejawat yang Dokter.

Tidak heran kalau sampai sekarang belum ada T.S. yang dapat menggantikan  pelayanan saya di Panti Wreda kami. Tiap 2 tahun sekali ada pergantian Pengurus Panti, tetapi nama saya  tidak pernah dicoret dari jabatan Anggota Pengurus Panti ini. Saya berharap  suatu saat ada T.S. yang bersedia melayani di Panti Wreda Kasih ini.

Maukah melayani, seperti topik posting saya kali ini?
Semoga ada T.S. yang bersedia. Amin.-

---

Kesuksesan bukan tergantung dari berapa banyak uang yang ada di Rekening Bank kita, tetapi tergantung dari apa yang kita miliki di sekitar kita.

2 komentar:

  1. sangat memotivasi dok, saya salut dgn dokter yang bersedia melayani jemaat. apalagi di tengah2 arus utama saat ini, yaitu di mana banyak dokter lebih memilih tinggal di kota2 besar lalu menjadi tenar dan banyak pasien.
    saya jg bercita-cita suatu saat (setelah lulus) ingin melayani di ladang Tuhan atau di daerah2 terpencil yang sulit dijangkau, sambil membawa Kabar Sukacita kepada mereka yg belum mendengar...
    setuju dok, semoga semakin banyak dokter Kristen yang memberikan dirinya melayani Tuhan dan jemaat.. aminn :D

    BalasHapus
  2. To Mr. Sectiocadaveris,

    Maaf, saya tidak ada maksud untuk menggurui anda, tetapi perkenankanlah saya memberikan pendapat.

    Betul saat ini hidup butuh uang.
    Uang bukan segala-galanya, tetapi tanpa uang rasanya semua akan terhambat.

    Kalau kita baca Kitab Suci, disana ada tertulis bahwa Manusia hidup bukan hanya dari Roti saja, tetapi juga dari Firman Tuhan.

    Jadi harus ada keseimbangan antara materi ( jasmani ) dan rohani.
    Sering kai kita enggan melayani, tetapi kalau Tuhan sudah memanggil kita, maka itulah yang akan terjadi.

    “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” (Kolose 3: 23-24).

    Terakhir, kita janganlah melupakan akan doa.
    “Karena itu Aku berkata kepadamu: “Apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menrimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.” (Markus11: 24)

    Oleh karena itu saya tetap mau melayani di Panti tsb sesuai dengan profesi saya.
    Di dalam melayani oramg lain, bukan karena ingin mendapat pujian atau materi, tapi sering kali kita mendapat cemoohan, dikritik, bahkan mungkin juga dibenci orang.

    Jangan berkecil hati, sebab dalam 2 Tim 2, ada tertulis tentang panggilan untuk ikut menderita. Kalau ada waktu silahkan menyimak apa yang tertulis tadi. Tuhan memberkati. Amin.

    Salam.

    BalasHapus