Minggu, September 24, 2006

Sakit atau sehat?

Saya pernah mendapat kunjungan seorang pasien, laki-laki, 30 tahun yang mengeluh sakit kepala sebelah kiri sejak 1 minggu yang lalu.

Sebagai karyawan suatu perusahaan swasta yang baru ia dituntut suatu prestasi yang baik. Mungkin karena banyak stress, khawatir tidak lulus masa percobaan yang 3 bulan ia menderita sakit kepala sebelah ( Migren ).

Pada pemeriksaan ia tampak tidak sakit berat, kontak pembicaraan baik. Tekanan darah dalam batas normal sesuai umurnya, jantung dan paru-paru: normal, lain-lain : tidak ada kelainan.
Setelah melakukan pemeriksan, saya menuliskan resep obat yang terdiri dari 2 macam obat yang harus ia minum.

Ketika saya menyerahkan resep obat tersebut, pasien tersebut Tn A. mengatakan: “ Dokter saya ingin minta surat.”
“Surat apa? Surat Keterngan sakit ?”
“Bukan saya minta sebuah Surat yang menyatakan bahwa saya sehat.”
“Lho anda kan sedang sakit, jadi dokter memberikan resep bukan Surat Keterangan Sehat.”
“Tapi saya membutuhkan surat itu Dok, saya khawatir saya dikeluarkan dari pekerjaan saya bila tidak mempunyai Surat Keterangan Sehat itu.”
“Anda datang kesini untuk berobat atau untuk minta Surat Keterangan Sehat ?”
“Kedua-duanya Dok.”
Saya tak dapat menahan rasa geli terhadap pasien saya ini. Lalu saya menjawab: “Pilihlah minta Resep atau Surat Keterangan Sehat !”.
Ia terdiam.

Saya sodorkan resep yang sudah saya buat itu sambil berkata “Ini resepnya dan bila masih ingin minta Surat Keterngan Sehat, mintalah kepada dokter lain. Saya hanya dapat membuatkan sebuah resep untuk penyakit anda.”
Akhirnya ia menerima resep itu dan setelah membayar fee dokter ia mohon pamit kepada saya.
Setelah ia keluar saya membatin :”Inginnya sekali tepuk mendapat 2 tujuan, tidak mungkin dalam suatu waktu orang dikatakan sakit dan dalam keadaan sehat.”

Selama 21 tahun saya melakukan praktek dokter, baru kali ini saya berhadapan dengan pasien yang seperti itu. : )

*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar