Senin, Oktober 08, 2007

Kejujuran manusia


Kisah ini terjadi beberapa tahun yang lalu.
Saya pulang naik becak (karena mobil sedang di service di bengkel) setelah belanja keperluan perbaikan pintu rumah kami. Di sebuah Toko saya membeli 2 kaleng cat dan 1 kwas (seharga Rp. 20.000, -) yang terbungkus dalam kantong plastik (kresek) hitam.

Ketika tiba di rumah saya turun dari becak, tanpa saya sadari kantong plastik tadi tertinggal di becak. Untuk keperluan lain saya keluar rumah setelah menyimpan barang belanjaan yang lain.

Ketika saya pulang 1 jam kemudian pembantu kami melaporkan bahwa tadi ada tukang becak yang ingin menyerahkan kantong plastik berwarna hitam (belanjaan saya yang tertinggal di becak tadi). Pembantu saya menolak menerimanya (sesuai dengan pesan kami: jangan menerima sesuatu dari orang yang tidak dikenal sebelumnya) dan mengatakan agar ia datang kembali sore hari ketika saya ada di rumah.

Sore hari tukang becak tadi tidak datang dan saya menganggap belanjaan saya sudah hilang akibat kelalaian saya sendiri. 2 hari kemudian saya di dekat rumah saya bertemu dengan seorang tukang becak yang menyerahkan sebuah kantong plastik berwarna hitam sambil berkata, “Pak, ini barang Bapak yang tertinggal di becak saya.”

Rupanya ia masih mengenali saya. Saya menerima barang saya yang telah saya anggap hilang sambil berkata, ”Terima kasih, Pak. Bapak telah menyimpan barang saya dengan baik.”

Saya sangat menghargai kejujuran tukang becak tadi yang dalam keadaan serba kekurangan toh ia masih mau bersikap jujur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar