


Pagi ini saya mau menulis apa ya untuk Blog saya? ( http://www.basukipramana.blogspot.com ).
Macam-macam wajah:
1. Dia, katakanlah namanya Ibu Lili ( bukan nama sebenarnya ). Saya tidak mengenal secara pribadi, tetapi wajahnya saya kenal karena karena setiap hari Minggu saya selalu melihat wajahnya. Ada apa dengan wajahnya? Tidak ada yang spesifik. Satu hal yang saya ingat adalah wajahnya itu tidak pernah tersenyum, seperti Topeng ( Mask face ). Ketika kami bersalaman dan mengucapkan “Salam Damai” bagi sesama anggota Jemat Gereja juga tidak menampakkan sebuah senyuman bagi yang disalaminya. Mask face ini biasa dimiliki oleh seorang yang hidupnya susah, banyak stres ( apalagi saat ini hidup makin susah ).
2. Kebalikan dari Mask face ini adalah Smiling face. Saat ini para CSO ( Costumer Service Officer ) di tiap Bank sudah mendapat instruksi dari atasannya agar keep smiling bagi para nasabah Bank mereka, agar para nasabah rajin menyetor uang ke Bank. Berbeda dengan beberapa tahun yang lalu. Wajah para CSO ( terutama Bank Pemerintah ) biasanya mahal senyum, seolah-olah mereka tidak butuh kedatangan para Nasabah. Suatu pemikiran yang salah. Kalau Bank mereka banyak dikunjungi Nasabah maka bonus mereka akan bertambah dan sebaliknya kalau tidak ada Nasabah yang datang, mungkin sekali mereka akan diberhentikan. Jadi apa ruginya tetap keep smiling ketika menghadapai pada Nasabah? Dalam trik Marketing, mestinya keep smiling ini tetap dipertahankan. Sering tersenuym akan menambah wajah makin menarik. Sebaliknya wajah yang selalu berkerut ( seperti dompet ketika tanggung bulan ) akan cepat menua.
3. Wajah normal ( Normal face ), tipe wajah ini pada umumnya dimiliki masayarakat. Dalam keadaan susah, wajah mereka menunjukan tipe 1 dan ketika mereka mendapat rejeki, wajahnya berubah menjadi tipe 2. Jadi wajah mereka selalu berubah-ubah mengikuti suasana hati mereka yang kadang sedih dan kadang gembira.
3 tipe wajah ini yang sering kita temukan di masyarakat.
Terlepas dari semuanya itu, kalau kita berpikir dengan hati ( bukan dengan otak ) maka akan terlihat suatu keadaan yang berlainan.
Pada golongan ini, ada orang yang wajahnya biasa-biasa saja, tetapi kecantikan dari dalam ( inner beauty ) yang tampak menonjol, seperti sikap yang sering membantu orang lain, tidak iri hati, sopan, jujur, tidak pemarah, mudah memaafkan orang lain dsb.
Ada orang yang punya inner beauty yang bagus, seperti pembantu, supir, tukang kebun dll profesi yang bekerja pada kita selama bertahun-tahun dengan track record yang bagus, tidak pernah berbohong, setia, tidak pernah mengeluh, jujur dsb.
Saya lebih menyukai orang-orang yang mempunyai inner beauty yang bagus, dari pada orang-orang yang punya wajah bagus, tetapi tidak mempunyai inner beauty sama sekali. Saat ini masih adakah orang-orang yang punya inner beauty?
Maaf ini pendapat pribadi. Bagaimana dengan anda?