Sabtu, Mei 16, 2009

Phobia





Beberapa kali saya menghadapi pasien yang takut disuntik.
Mengapa ada oramg yang takut disuntik sedangkan oramg lain justru minta disuntik kalau berobat kepada dokter?

Dibawah ini saya posting sebuah artikel, semoga dapat bermanfaat.

Phobia ( fobia ) adalah rasa takut yang berlebihan terhadap sesuatu.
Fobia dapat dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya.
Bagi sebagian orang, perasaan takut pengidap Fobia sular dimengerti sehingga hal ini menjadi bulan-bulanan oleh teman sekitarnya.

Pengamat Fobia menggunakan bahasa Logika, sedangkan seorang pengidap Fobia biasanya menggunakan bahasa Rasa. Bagi pengamat Fobia dirasa lucu bila seseorang berbadan besar, takut terhadap hewan kecil seperti Kecoa atau Tikus. Sedangkan dibayangkan oleh pengidap Fobia subjek itu menjadi benda yang sangat besar, sangat menjijikan atau menakutkan.

Dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Bila seseorang terpapar terus menerusdengan subjek Fobia, maka hal ini berotensi menyebabkan perjadinya Fiksasi.

Fiksasi adalah suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab Fiksasi yang lain adalah suatu keadaan yang sangat ekstrim seperti trauma Bom, terjebak Lift dan sebagainya.

Seseorang yang pertumbuhan mentalnya mengalami Fiksasi akan memiliki kesulitan Emosi ( mental block ) dikemudian hari. Hal ini disebabkan orang tsb tidak memiliki saluran pelepasan Emosi yang tepat. Setiap kali orang tsb berinteraksi dengan sumber Fobia secara otomatis akan merasa cemas dan agar “nyaman”, cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan cara “mundur kembali” ( regresi ) kepada keadaan Fiksasi.

Kecemasan yang tidak diatasi sedini mungkin berpotensi menimbulkan penumpukan Emosi negatip yang secara terus menerus ditekan kembali ke bawah sadar ( represi ). Pola respon negatip tsb dapat berkembang terhadap subjek Fobia yang lain dan intensitasnya semankin meningkat.

Walaupun tampak sepele, “pola” respon tsb akan dipakai terus menerus untuk merespon masalah lainnya. Itulah sebabnya penderita Fobia menjadi semakin rentan dan semakin tidak produktip. Fobia merupakan salah satu dari jenis-jenis hambatan sukses lainnya.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Fobia)

Terapi Fobia:
Fobia secara efektip dapat diterapi dengan Behaviour therapy ( Mark, 1987 ).
Pada tehnik ini dipercayai bahwa rasa takut seorang pengidap Fobia merupakan reflek terhadap rangsangan yang tidak berbahaya.
Rasa takut yang normal terhadap rangsangan yang berbahaya seperti ular berbisa dipercaya terhadap ular yang tidak berbisa. Bila seseorang terpapar terhadap rangsangan yang tidak berbahaya dari waktu ke waktu tanpa adanya pengalaman yang berbahaya, maka respon Fobia akan menurun setahap demi setahap dengan sendirinya. Dengan perkataan lain seseorang yang sering melikat ular yang tidak berbahaya maka rasa takut akan ular akan hilang.

Behaviour therapy melibatkan perangsangan subjek Fobia yang tidak berbahaya dan terkontrol, sehingga Foa dan Kozak menyebut hal ini sebagai Exposure treatment. Penderita Fobia dihadapkan kepada subjek Fobia sebagai bagian dari proses terapi.
(http://phobialist.com/class.html)

Beberapa istilah sehubungan dengan Fobia antara lain:

Aichmophobia ( Belonephobia ): takut terhadap benda yang runcing / tajam / jarum Trypanophobia: takut disuntik ( ada orang yang tinggi besar tetapi ia takut disuntik meskipun dengan jarum kecil ).
Acrophobia: takut akan ketinggian / tempat yang tinggi.
Entomophobia: taut terhadap serangga.
Hydrophobia: takut terhadap air ( misalnya penderita anjing gila, bila minum air, ia akan kejang sehingga ia takut melihat air ).
Iatrophobia: takut kepada Dokter.
Lygophobia: takut kepada kegelapan.
Pyrophobia: takut kepada api.
Zoophobia: takut kepada binatang.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar