Selasa, Oktober 19, 2010

Terbalik



Hari Sabtu malam datang berobat Pak S, 87 tahun diantar putra dan anak mantunya yang berdomisili di Jakarta. Usianya tergolong sudah sangat sepuh, mendekati 90 tahun, tetapi Pak S masih dapat turun dan berjalan tanpa dibantu orang lain menuju Ruang Tunggu tempat praktik saya. Saya sendiri belum tentu diberi umur sepanjang itu.

Putranya dan anak mantunya membantu menceritakan kisah sakit ayahnya. Pak S sebagai pasien masih dapat berkomunikasi meskipun harus berulang-ulang bertanya atau menerangkan, sebab pendengarannya sudah berkurang. Pendengaran yang tidak baik merupakan ciri khas usia lanjut.

Saya bertanya kepada mereka bertiga “Apa yang dapat saya bantu?”

Putranya, Pak S junior berkata “Begini, Dok. Ayah saya ini merasakan sesak nafas dan nafsu makan berkurang sejak 2 hari. Jadi ayah saya ingin berobat kepada dokter disini.”

Saya melihat  suatu berkas hasil pemeriksaan penunjang: Hasil ECG ( Electro Cardio Graphy ), pemeriksaan darah, Foto Thorax ( Jantung dan paru-paru ).

Pak S junior melanjutkan “Ayah saya pernah berobat kepada Dr.E, Ahli Jantung” Sambil menyodorkan hasil pemeriksaan ECG pada tanggal 22-09-2008.
Saya baca: Aritmia cordis ( gangguan irama jantung ), RVH ( Right Ventricular Hypertrophy ), RBBB ( Right Bundle Branch Block ), Sinus Tachycardia ( denyut nadi yang lebih cepat dari normal.
Saya melihat juga  ada sisa obat yang diminum yaitu 2 tablet Isorbide dinitrate, tablet yang ditaruh dbawah lidah, agar penyerapannya lebih cepat, untuk melebarkan pembuluh darah Jantung. Selain itu juga ada tablet Aspilet, Aspirin dosis rendah untuk mengencerkan darah.

Dari hasil ECG dan obat-obat yang diminum Pak S ini, saya dapat membaca bahwa penyakitnya adalah penyakit Jantung Koroner. Yang membutuhkan pengobatan jangka panjang. Selain obat-obatan juga  perubahan pola hidup ( cukup olah raga : jalan pagi, senam dll ) dan perubahan pola makan ( menghindari makanan berlemak )

Dari pemeriksaan Foto Thorax ( Fotonya tidak terbawa ) tgl 22-09-2008, saya melihat hasil : Kesan ASHD ( Arterio Sclerotic Heart Disease ). Suatu gambaran bentuk Jantungnya seperti Sepatu yg menunjukkan adanya pembesaran jantung dan Bronchitis khronis. Suatu penyakit khas pada para smoker. ( diakui oleh putranya bahwa dahulu sang ayah betul seorang perokok, tetapi sejak sakit sudah berhenti merokok ).

Saya mengukur tekanan darah Pak S: 150/80 mmHg, lebih tinggi dari normal, Jantung dan Paru dalam batas normal, Perut: Hati tidak membesar, tidak ada nyeri tekan, kedua kaki tidak bengkak,

Saya perhatikan Pak S tidak mengalami susah nafas ( sesak ) pada posisi duduk dan berbaring.

Saya bertanya kepada putra dan anak mantunya “Mengapa Pak S yang sudah berobat kepada dokter Ahlinya, tidak melanjutkan / kontrol ?

Sang junior menjawab “Ayah saya menganggap penyakitnya tidak sembuh-sembuh.”

Padahal pasien  masih bertahan hidup sejak bulan September tahun 2008 s/d sekarang bulan Oktober tahun 2010. Mestinya pasien bersyukur kalau diberi panjang umur.
Sering kali pasien tidak bersyukur, tetapi malah selalu ingin mendapat yang lebih ( lebih baik, lebih besar, lebih sehat dst ).

Kemudian saya bertanya ( banyak bertanya untuk mengambil kesimpulan apakah pasien masih dapat melayani diri sndiri atau harus dibantu oleh orang lain untuk keperluan pribadinya ) “ Apakah ayah anda  masih dapat mandi sendiri? Dapat berpakaian sendiri? Dapat makan sendiri? Dapat tidur siang dan malam hari? Ada gangguan untuk b.a.k. ( suatu tanda adanya pembesaran kelenjar Prostat )? Dapat b.a.b tiap hari? Kalau sesak nafas ada bunyi ngik-ngik ( adanya penyempitan saluran Bronchus ). Kalau jalan adakah rasa sesak di dada ( gejala payah jantung ).”

Sang junior menjawab” Ayah saya masih dapat melakukannya semua tanpa susah payah”.

Saya menjawab “Baik.”

Kalau seseorang  masih dapat melakukan dengan baik: nafas, makan, minum, tidur, b.a.k , b.a.b tanpa susah, berarti fungsi vital pasien dalam keadaan baik, maka kesehatan orang ini masih cukup baik . Tidak ada yang perlu dikhawatirkan sangat.

Pasien secara psikologis menganggap bahwa penyakitnya tidak sembuh-sembuh.
Suatu anggapan yang keliru.
Kalau pasien  ingin kesehatannya seperti ketika ia masih muda maka keingian ini tentu harus disesuaikan dengan usianya saat ini ( 87 tahun ).
Jangankan 87 tahun, ada banyak orang yang tutup buku pada usia 48, 55, 65  tahun saja, tidak sepanjang usianya.

Baik. Keinginan tiap orang berbeda-beda.

Pada akhir konsultasi, saya berkata “ Ini kasus yang jarang terjadi. Artinya pasien yang sudah berobat kepada Dokter Ahlinya, akhirnya  datang berobat kepada saya ( dokter umum ). Yang biasa terjadi adalah berobat kepada dokter umum berkali-kali, tidak sembuh, akhirnya berobat kepada Dokter Ahlinya. Kalau dapat berobat kepada Dokter Yang Maha Agung.
Kesehatan ayah anda, masih cukup baik.Untuk melihat lebih jauh maka saya anjurkan membuat pemeriksaan darah dan Foto Thorax yang baru, sebab data yang lama sudah out of date / kedaluwarsa, sudah 2 tahun lewat. Sekarang saya  akan memberi resep, teruskan Aspilet sehari 1 x 1 tablet/ hari dan suatu Kapsul Anti Oksidan sehari 1 x 1 kaps/hari untuk meningkatakan daya tahan tubuh ayah anda. Obat lain menyusul tergantung dari hasil pemeriksaan hari Senin tanggal 18 Oktober 2010. Tolong bila sudah ada hasilnya, saya diberi tahu lagi.”

Saya membuat Surat Pengantar pemeriksaan darah dan pembuatan Foto Thorax ke salah satu Lab. Klinik. Sampai hari Selasa siang  tanggal 19 oktober 2010, belum ada hasil yang dapat saya baca.

Saya tidak tahu, apakah pemeriksaan itu dilakukan atau tidak.
Mungkin juga mereka mengambil kesimpulan bahwa konsultasi kepada saya tidak ada manfaatnya sehingga tidak perlu datang lagi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar