Selasa, Juni 25, 2013

Gawat darurat (?)


Hari Minggu, 23 Juni 2013 pukul 16.15 terdengar dering telepon.

“Halo” , saya menyapa si penelpon.

“Halo, dokter Basuki ya,” terdengar suara wanita.

“Dok, anak saya sakit. Tadi pagi saya telepon berulang-ulang, tapi tidak ada yang menerima.”

“Maaf, hari ini dan kemarin, saya dan isteri saya tidak di rumah sebab mengikuti Simposium Kedokteran di Aston Hotel,” saya menjelaskan.

“Ada apa ya?”, saya bertanya.

“Anak saya sakit, dok. Gawat darurat nih. Anak saya berak-berak dan badannya lemas.”
Saya menjawab “Hari ini kan hari Minggu, saya tidak buka praktik. Mengapa tidak ke UGD ( Unit Gawat Darurat ) di salah satu Rumah Sakit?”

“Kami kan biasa berobat ke dokter Basuki.”

“Benar, tapi kalau keadaannya Gawat Darurat, Ibu bisa minta bantuan di Unit UGD di Rumah Sakit terdekat. Baiklah, sekarang silahkan datang ke tempat praktik saya,” saya menjawab lagi.

Ya, sudah resiko jabatan. Tidak hari Minggu ataupun hari kerja, tidak siang, sore atau malampun, masayarakat harus dilayani. Mereka lupa bahwa praktik dokter ada waktu / jam buka praktik, sesuai dengan yang tertulis dipapan nama, kecuali Dokter Jaga di Unit UGD Rumah Sakit. Itupun ada giliran jaga, pergantian dokter jaga 2 kali/ 24 jam, silih berganti.

----

Ibu M, 40 tahun datang bersama putranya K, 20 tahun.

Keluhan K, sejak tadi pagi diare dan perutnya mules.

Saya bertanya “Kenapa bisa diare? Apakah makan makanan yang pedas-pedas atau berlemak?”

Ibu M menjawab “Tadi malam K minum susu ( merk tertentu ) dan makan makanan yang pedas bersama teman-temannya, dok”

Makan enaknya dinikmati oleh pasien, giliran sakit perut, dokter dicari-cari. He…he…

“O…begitu ya, mari saya periksa dulu.”

Pada pemeriksaan fisik K, tidak ada yang abnormal, kecuali gerakan peristaltik usus yang bertambah cepat.

“Lain kali jangan minum susu merk itu dan jangan makan makanan yang terlalu pedas agar tidak menderita diare,” saya memberi advis.

“Baik, dok” jawab K.

----

Setelah pasien dan Ibunya meninggalkan Ruang Periksa, saya membatin “Kalau menderita Diare 3-4 kali, itu sih bukan keadaan gawat darurat, kenapa mesti panik.”

Rupanya Ibu M khawatir oleh karena putranya mengalami berak-berak dan panik mencari bantuan dokter.-

2 komentar:

  1. Wah, padahal kan masih banyak dokter selain Dokter Basuki. Apa ini bukti kalau Ibu M cuma percaya ama Dokter Basuki, ya? Hmmmm.....

    BalasHapus
  2. To Kencana,

    Mungkin juga begitu.
    .
    Seharusnya pasien harus punya dokter cadangan. Bila dokter tetapnya berhalangan ( keluar kota, cuti dll ) pasien masih dapat berobat kpd dokter yg satunya lagi. Kalau tergantung dengan satu dokter, rasanya repot juga ya.

    Salam.

    BalasHapus