Kamis, Mei 21, 2009

Roti


Siang ini isteri saya pulang dari Mall. Dari sekian banyak bungkusan, saya melihat ada sebuah bungkusan plastik yang berisi beberapa Roti isi ( Keju, Coklat dan Strawberi ). Roti, ya Roti.

Ketika saya melihat Roti-roti tsb ingatan saya flash back ke tahun 1974 ketika saya masih mahasiswa dan di rawat di sebuah Rumah Sakit di Bandung.
Saat itu saya menderita radang Usus Buntu ( Appendicitis acuta ) yang memerlukan operasi. 2 hari setelah operasi, saya masih dirawat di sebuah Ruang Perawatan yang terdiri dari 4 pasien. Teman sekamar saya semuanya selesai operasi ( macam-macam operasi ).

Diantara teman sekamar saya ada seorang Pria, Tn. H. umurnya sekitar 45 tahun dan berbadan gemuk. Makannya gembul sekali. Seperti biasa keluarga yang menengok kami para pasien selalu membawa bingkisan Roti, Buah-buhan atau lainnya yang di simpan dalam Laci meja disebelah bed.

Pagi hari, pasien di sebelah saya sibuk mencari sesuatu. Ia memeriksa berkali-kali meja di sebelah bed tidurnya.

Saya bertanya “Sedang cari apa?”

Tn, S yang usianya sekitar 30 tahun menjawab “Kemarin saya punya 2 buah Roti kiriman adik saya dan disimpan dalam Laci meja ini. Sekarang kok tidak ada, padahal jatah makan siang masih 2 jam lagi. Saya lapar nih.”

T. S memencet Bel untuk memanggil Perawat. Seorang Perawat wanita datang dan bertanya “Siapa yang panggil Perawat? Dan ada apa, ya”

Tn. S berkata “Saya suster.”

Perawat tsb bertanya “Ada apa? Perlu sesuatu?”

Tn. S menjawab “Saya tidak butuh sesuatu tetapi saya ingin bertanya barangkali Suster tahu dimana 2 Roti saya yang disimpan dalam Laci meja saya.”

Perawat itu kebingungan juga, tidak tahu dan tidak merasa memindahkan Roti itu dari meja Tn. S. Perawat lain berdatangan dan mereka sibuk mencari Roti yang hilang tadi. Lucu juga. Bukannya mengurus pasien, tetapi para Perawat sibuk mencari Roti. Akhirnya Roti tidak ditemukan juga dalam Kamar yang kami tempati.

Ketika semua Perawat keluar dari kamar kami. tiba-tiba Tn. H berkata kepada Tn. S “Maaf ya semalam saya lapar. Saya tidak mempunyai makanan yang dapat mengisi perut saya. Lalu saya melihat dalam laci meja anda ada 2 Roti yang segera ya makan. Nanti kalau keluarga saya datang, akan kami ganti. Maaf ya.”

Saya tertawa dalam hati. Aduh kasihan amat Tn. H ini.
Kami bertiga karena sudah saling mengenal akhirnya tertawa terbahak-bahak. Tn. S. diam saja. Mau marah, rupanya tidak enak hati, oleh karena Tn. H usianya lebih tua.

“Oh.. kalau Om yang makan tidak apa-apa Om. Saya cuma ingin tahu saja kemana Roti saya pindah tempat” kata Tn. S.

2 Perawat memasuki kamar kami dan saya nyeletuk “ Suster, Rotinya sudah ketemu.”

Seorang Perawat bertanya “Dimana?”

Saya menjawab “Dalam perut si Om itu” sambil menunjuk Tn. H.

Tn. H mukanya merah, malu hati, sudah mengambil Roti milik orang lain pada malam hari ketika kami semua sedang tidur.

Sore hari ketika keluarga saya besuk, saya cerita tentang Roti tadi. Semua tertawa, karena kisahnya cukup unik. Keesokan harinya saya diperbolehkan keluara dari Rumah Sakit tsb. Sampai sekarang , saya masih ingat kisah 2 Roti itu. Roti..oh Roti, dimana engkau gerangan? 

Pesan moralnya:
Kalau orang lapar, maka dapat melakukan perbuatan nekat.
Jadi hati-hati dalam menghadapi orang yang sedang lapar.




6 komentar:

  1. Hahaha...
    Jujur saya ngakak nih Dok baca artikelnya...
    Waktu pertama baca sih bertanya-tanya juga kira-kira kemana tuh roti? Menurut pengalaman mama saya yang kebetulan buka usaha toko kecil-kecilan nih, kalo kehilangan roti atau roti jualannya ada yang bolong sudah tentu pasti dibawa kabur oleh tikus nakal yang kelaparan dan yang paling mengherankan nih Dok, kalo ada roti yang hilang pasti juga ada produk minuman yang bocor tuh, aneh bin ajaib kan??? (pinter amat tuh tikus?!?!) Dan dalam artikel ini yang menjadi si Tikus rupanya Tn. H (hahaha...!@#$$%)

    BalasHapus
  2. To Rudy:

    Wakakak.....
    Karena efek banyak tertawa dan hati gembira, luka operasi saya kok jadi cepat sembuh.

    Mosok di RS ada Tikus sih.
    Ternyata emang ada, yaitu tikus berambut hitam. Wakakak....

    BalasHapus
  3. Tertawa memang banyak manfaatnya Dok dibandingkan dengan obat-obatan diantaranya menghilangkan stres, mencegah keriput karena beban pikiran, bikin badan lebih fresh, serasa lebih awet muda pokoknya banyak tuh Dok???
    Asal jangan terlalu banyak ketawa aja, nanti disangka orang stres nih, hahaha???
    Jadi inget ama film komedinya Alm. Dono, Alm. Kasino dan Indro nih yang pada akhir filmnya selalu ada tulisan "TERTAWALAH SEBELUM TERTAWA ITU DILARANG??"

    BalasHapus
  4. yang menarik "orag bisa berbuat jauh dalam kondisi perut lapar"... itu ada benarnya Dok. Mirip dengan kondisi masyarakat kita saat ini. :p

    BalasHapus
  5. To PanDe Baik:

    Betul. Buruh2 adakan demo soal upah dll o.k. ya gajinya tidak cukup sehingga mereka lapar dan sering berbuat anarkis, dll contoh. Mestinya para penguasa memperhatikan hal ini, bukan malah sibuk dengan Pilpres melulu.

    BalasHapus