Jumat, Mei 21, 2010

Gelap





17 Mei 2010 pk. 19.30 ketika kami para Pengurus Panti Wreda mengadakan Rapat Bulanan di gedung Panti, mendadak lampu PLN mati total.

Ruang Rapat yang semula terang mendadak gelap gulita. Salah seorang anggota Pengurus menyalakan korek api dan menyalakan lampu neon darurat. Meskipun tidak cukup untuk menerangi ruang rapat, tapi lumayanlah.

Sampai pukul 20.45 lampu PLN masih belum nyala. Saya pamit untuk pulang dan menjemput isteri saya dari tempat praktiknya. Setiba di tempat praktik iseri saya lampu PLN menyala. Jadi rupanya ada pemadaman listrik lokal di daerah ini. Dalam satu kota tidak semua bagian kota mati total.

Biasanya pemadaman lampu PLN terjadi pada musim kemarau, tetapi saat ini musim kemarau atau musim hujan pemadaman listrik PLN dapat saja terjadi. Saking seringnya mati lamu sehingga muncul istilah “tiada hari tanpa pemadaman listrik”. Keadaan sudah berubah.

Berubah seperti musim hujan dan musim kemarau yang sudah tidak menentu lagi.
Musim kemarau yang biasa terjadi pada bulan April – Oktober dan musim hujan pada bulan November – April, sudah tidak tepat lagi akibat perubahan cuaca dunia.

Bulan Mei biasanya sudah memasuki musim kemarau tetapi hujan masih saja turun dan bahkan makin deras dan terjadilah banjir dimana-mana. Cuaca sudah sulit diperkirakan.

Orang-rang yang hidup di kota yang terbiasa hidup dalam suasana terangnya lampu, akan tersiksa ketika aliran listrik PLN mati. Semua alat dengan power supply listrik tidak bekerja: TV, Komputer, Pompa air, AC, Kipas angin, Radio, dll.

Orang-orang yang hidup di pedesaan pada malam hari lebih banyak hidup dalam suasana gelap atau remang-remang. Lingkungan hidup diterangi oleh sinar bulan atau bintang-bintang di langit. Nampaknya lebih romantis dan hemat energi.

Di negara kita banyak sinar matahari tetapi masih beum banyak dimnafaatkan. Saya melihat sudah mulai adanya Lampu trafic light di jalanan yang dihidupi oleh tenaga surya yang hemat energi. Semoga dalam waktu mendatang pemanfaatan sinar surya ini sudah lebih digalakkan lagi dan hemat energi yang berasal dari Batu bara, Air dll.

Di negara kincir angin ( Belanda ), tenaga angin sudah sejak lama di pakai untuk bermacam keperluan. Di negara kita dengan banyak pulau dan banyak pantai banyak pula angin bertiup. Mengapa tenaga angin tidak juga dimanfaatkan? Ini merupakan tantangan bagi para ahli di negara kita untuk segera memanfaatkan energi yang berasal dari Sinar surya, Angin, Uap panas dari bumi yang kita huni. Minyak, Batu bara dalam beberapa dekade lagi akan habis. Lalu dengan apa lagi manusia akan hidup, kalau sumber daya alami lainnya tidak segera dimanfaatkan dengan harga yang jauh lebih murah? Adakah kemauan untuk itu?

2 komentar:

  1. lho, dokter pengurus panti jompo Werda yg di BSD itu yah..?

    BalasHapus
  2. To Herly,

    Bukan di BSD ( Bumi Serpong Damai ), tetapi Panti Wreda Kasih milik gereja GKI Pengampon Cirebon, Jabar.

    Makasih sudah berkunjung dan beri komentar.

    BalasHapus