Rabu, Mei 12, 2010

Sepatu







Kemarin saya mengunjungi sebuah toko sepetau. Saya ingin membeli sepatu baru.
Sambil melihat-lihat sepatu yang ada di toko tsb, saya mendapat kesan bahwa model yang saya akan beli tidak ada. Saya ingin sepatu yang ujungnya lebar ( seperti bapaw ) sehingga enak dipakai untuk jalan. Hampir semua sepatu pria yang dipajang ujungnya runcing atau agak runcing sehingga kalau dipakai ujung-ujung jari kaki seolah terjepit. Tidak nyaman, apalagi untuk waktu yang lama memakai sepatu itu.

Kepada salah seorang pelayan saya bertanya “Mbak, saya mencari sepatu pantofel, warna hitam yang ujungnya agak lebar.”

Wanita muda itu mengambil sebuah sepatu hitam dan menunjukkan kepada saya.
“Kalau yang ini, cocok Pak? Ukurannya berapa?”

“Nomer 41, mbak. Kalau yang ini tidak cocok.” Kata saya.

“Coba saja dahulu, barangkali Bapak suka “ ia berkata lagi.

Untuk tidak mengewakannya, saya mencoba sepatu ukuran 41 itu. Benar seperti dugaan saya jari kaki saya terjepit. Dipakai berjalan makin nyeri.

Saya berkomentar “Yang ini tidak cocok. Rasanya kekecilan ujungnya. Adakah model lain yang ujungnya melebar?”

Sang pelayan menjawab “Yang ini model baru, Pak. Kalau yang ujungnya melebar itu model lama. Kalau sekarang terasa agak sesak, maklum sepatu masih baru. Nanti lama-lama juga akan pas di kaki Bapak”

Pandai juga ia berkilah.
Saya berkata lagi.”Meskipun ini sepatu model baru, tetapi kaki saya model lama, model tahun 48. Jadi tidak cocok-lah. Kalau tidak ada , tidak apa-apa. Nanti saya cari di toko lain.”

Wajahnya tidak cerah dan ia masih gigih mencarikan sepatu-sepatu model lain, tetapi tetap saya tidak suka dan membatalkan membeli sepatu di toko itu. Ia sedih saya tidak jadi membeli sepatu di toko dimana ia bekerja.

Saya membatin ”Kalau pakai sepatu langsung pas dan nyaman dipakai, berarti ukuran dan bentuk sepatu itu cocok bagi kaki saya dan patut dibeli, tetapi kalau dipakai, kaki seperti terjepit dan tidak nyaman kalau dipakai berjalan, berarti sepatu itu tidak baik dan jangan dibeli. Cari model lain. Jangan percaya mendengar alasan lama-lama juga pas, maklum sepatu masih baru. Kalau ujung jari kaki saya terjepit sepatu tiap hari, apa jadinya?”

Bagaimana pendapat anda?

6 komentar:

  1. Setuju banget dok. Jangan milih sepatu yang tidak nyaman. Tapi saya lebih concern sama solnya. Saya suka sepatu pantofel yang bawahnya ceper,tidak berhak. Waktu pendidikan di RS Immanuel,sering berdiri mendampingi konsulen berjam-jam,nyerinya minta ampun,saat pakai sepatu berhak. Tapi setelah ganti yang ceper,enak.

    BalasHapus
  2. To Arif,

    iya betul, jangan pkai sepatu yang tinggi haknya.
    Pakai sepatu olah raga ( yg hitam warnya ) lebih enak, sebab solnya empuk.

    Salam sukses.

    BalasHapus
  3. Hehehe... kalo saya setiap kali berhadapan dengan pedagang sepatu entah yang kelas toko atau yang datang ke ruangan kantor, sebelum mereka bertanya, saya sudah tanya duluan.
    "ada yang ukuran 48 ?"

    BalasHapus
  4. To PanDe baik,

    Pertanyaan anda itu wajardan masuk akal.
    Tapi apakah benar ukuran kaki anda 48. Rasanya kegedean. Mungkin sekali jawabannya "Tidak ada ukuran 48". he..he..

    BalasHapus
  5. Anonim8:09 AM

    Saya juga suka sepatu yg ujungnya agak lebar, dan model seperti itu agak susah didapatkan sekarang.

    BalasHapus
  6. To Anonim,

    Kalau mau mencari / membeli sepatu yang ujungnya bundar, cobalah mampir ke toko / koperasi yg menjual perlengkapan ABRI di kota anda. Disini ada dijual sepatu semacam itu. Sepatu yg demikian enak dipakai kalau berjalan jauh, kaki tidak sakit.

    Semoga dapat membantu.

    Salam.

    BalasHapus