Jumat, Juli 01, 2011

Satu Bahasa



Kemarin siang Pak S. setuju menemani saya untuk pergi Panti Wreda.
Sudah lama Pak S ini tidak bertemu dengan salah seorang relasinya ( Opa M ) yang tinggal di Panti dimana saya melayani pemeriksaan kesehatan para warga Panti, setiap hari Jum’at pagi.

Pagi ini Pak ditemani putrinya, Nn. V, 16 th. Nona yang bermulti talenta ini dengan senang hati menemani kami pergi ke Panti. V adalah pemain Organ di Gerejanya, selain dapat bicara bahasa Nasional, juga bahasa Mandarin, Inggris, senang bekerja dan Chatting di Komputer.

Nn. V ini  sering chatting dengan Uncle-nya orang Amerika. Seorang Bibiya menikah dengan orang Amrik. Bila Paman dan Bibinya  mengunjungi kota kami, V selalu menjadi penerjemah bagi anggota keluarga yang lain, sebab Uncle-nya  kurang fasih bahasa Indonsia.

Di Panti Wreda ini pernah saya  kisahkan bahwa ada seorang Opa SPL, 74 th yang  bisa bicara Mandarin dan Inggris selain bahasa Nasional dan bahasa daerah Tegal.

Kalau Nn. V dapat bertemu dengan Opa SPL, maka  klop-lah sudah. Mereka bisa bicara English atau Mandarin sesuka mereka.

Setelah saya memeriksa kesehatan beberapa Opa dan Oma, saya bertanya kepada Ibu Panti yang mendampingi saya dalam Ruang Periksa.

“Ibu, setelah ini  giliran Opa SPL ya?” kata saya.

Ibu E menjawab “Rasanya belum, Dok. Opa SPL masih  asyik ngobrol bahasa Inggris dengan putrinya Pak S.”

“Ya sudah biarin aja. Kita  makan snak dulu.” kata saya sambil nyeruput Jus Melon yang disediakan oleh Ibu T  dari bagian Dapur.

Akhirnya Opa SPL memasuki Ruang Periksa. Sebenarnya kesehatan Opa ini cukup baik. Saya memeriksa tekanan darahnya yang dalam batas normal.

“Opa, are you happy talk to that girl?” saya bertanya kepada Opa SPl.

Opa menjawab “Yah...she speaks English fluently and she is a nice girl. We talk much about my health. I told her that I am boring staying in this house. I want to run away from this house.”

Saya menjawab dengan guyon “Oh..go ahead, if you want.”
Mungkin dalam 1 -2 minggu lagi Opa akan pindah ke rumah yang baru dibangun oleh putranya dibagian lain kota kami. Wajar Opa sudah tidak betah lagi tinggal di Panti ini.

Setelah menyelesaikan tugas saya, kami  pulang meninggalkan Gedung Panti Wreda diantar supir Minibus milik Gereja kami.

Siang ini  pengalaman saya bertambah satu lagi. Minimal sudah memberikan fasilitas kepada Nn. V dan Opa SPL untuk  saling berkenalan dan berbicara dengan bahasa yang mereka ingin yaitu bahasa Inggris. Sekali-kali Opa SPL juga bicara Mandarin kepada Nn. V.

Dalam perjalanan pulang, saya merasa lapar. Saya melihat  arloji, ah..sudah pukul 12.15, sudah waktunya Lunch. Isteri saya di rumah masak apa ya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar