Vomitus atau muntah merupakan proses yang alamiah, untuk mengeluarkan sesuatu yang dianggap kurang baik bagi tubuh kita.
Makanan atau minuman yang tidak sesuai dengan kondisi badan sseorang, maka ia secara refleks ia akan mengeluarkannya dari pintu depan ( mulut ) berupa muntah atau melalui pintu belakang ( dubur, anus ).
Sering kali orang menjadi panik karena ia muntah atau diare. Padahal itu merupakan suatu tanda bahwa di dalam tubuhnya ada benda yang berbahaya yang mesti dikeluarkan. Badan kita mempunyai mekanisme pertahanan tubuh.
Kalau ia makan makanan yang tidak sedap atau sudah basi, mungkin sekali makanan itu akan dimuntahkan keluar dari budannya. Bila ia makan atau minum hidangan yang terlalu pedas atau terlalu asam dll rasa yang tidak biasanya, bisa jadi ia akan mengalami diare.
Ada orang dewasa ( bukan anak-anak lagi ) yang bila minum Susu, ia akan mengalami diare. Disangkanya Susu itu sudah basi atau lain alasan. Padahal kita tidak mengetahuinya secara pasti.
Kalau diperhatikan, mengapa seorang Bayi yang hanya minum ASI ( Air Susu Ibu ) atau Susu formula tidak mengalami Diare?
Para sarjana mngetahui bahwa di dalam Susu terdapat gula susu atau Laktosa. Bayi mempunyai enzyme Laktase yang berfungsi untuk mencernakan Laktosa menjadi Glukosa di dalam tubuhnya.
Orang Dewasa sudah tidak mempuyai enzyme Laktase sehingga bila mereka minum Susu apapun merknya ( yang mengandung Laktosa ), tubuh tidak dapat mengubahnya menjadi Glukosa. Lakotas akan mengikat Air dan terjadilah Diare, sebagai upaya tubuh untuk mengeluarkan Laktosa itu.
Pada orang dewasa, refleks Batuk cukup efektip untuk mengeluarkan lendir atau dahak dari dalam saluran pernafasan. Pada Bayi atau anak kecil refleks batuk belum kuat sehingga upaya untuk mengeluarkan lendir itu dilakukan dengan cara Vomitus atau muntah.
Orang tua sang Bayi panik karena putra/inya muntah. Padahal itu proses yang normal yang dianggap kejadian yang tidak normal. Mereka membawa Bayinya kepada Dokter langganannya. Bisa Dokter Ahli Anak atau Dokter Umum, karena di tempatnya belum ada Ahli Anak. Dokter yang baik akan memberikan sirup pengencer lendir ( mukolitik ), bukan obat untuk menghentikan muntah ( antivomitus ). Kalau perlu diberikan juga sirup antibiotika untuk mengatasi infeksi saluran penafasanyang membuat lender dalam saluran pernafasan banyak diproduksi sebagai proteksi tubuh terhadap saluran pernafasan. Lendir untuk mengikat benda asing ( debu, bakteri dll ).
---
Kemarin sore datang sepasang suami-isteri membawa putranya yang berumur 2 tahun. Keluhan putranya sedikit demam, batuk, pilek sejak 3 hari yang lalu. Selain itu kalau batuk putranya sering disertai muntah. Mereka khawatir penyakit putranya akan bertambah parah kalau putranya muntah-muntah.
Setelah dilakukan pemeriksaan Fisik Balita ini, saya mengambil ksimpulanahwa alita ini mengalami ISPA, batuk pilek.
“Baiklah Ibu, saya akan membuatkan resep Puyer dan sirup pengencer lendir untuk putra Ibu” saya berkata kepada mereka.
“Muntahnya bagaimana, Dok?”
Saya menjelaskan “Muntah merupakan upaya tubuh putra Ibu ntuk mengeluarkan lender atau dahak dari dalam saluran pernafasannya. Oleh karena refleks batuk pada anak-anak belum kuat maka ia mngeluarkannya denganproses Muntah. Apakah Ibu memperhatikan saat putra Ibu muntah? Adakah lender atau cairan kental dari apa yang dimuntahkan putra Ibu?”
Sang Ibu mejawab “Benar, Dok. Saya selalu melihat ada banyak lendir dari muntahannya.”
“Nah, benar kan? Berilah putra Ibu minum yang cukup banyak. Air merupakan pengencer lendir yang alami. Efek sampingnya adalah banyak pipis.”
Akhirnya kedua orang tua Balita ini tidak panik lagi. Wajah mereka cerah, secerah langit di sore musim kemarau ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar