Kamis, Desember 27, 2012

Resepnya hilang



Kemarin sore ada seorang Ibu, Ibu K, 60 tahun datang berobat.
Ia diantar oleh putranya, Pak S, 35 tahun.

Ibu K mengatakan bahwa ia menderita darah tinggi ( Hipertensi ) dan obatnya sudah habis. Ia ingin kontrol tekanan darahnya.

Pada pemeriksaan tekanan darahnya 160/90 mmHg. Tidak ditemukan kelainan lain pada pemeriksaan fisik Ibu K ini.

Saya membuatkan resep obat untuk Ibu K berupa tablet Anti hipertensi tertentu dan tablet Multivitamin. Setelah itu Ibu K dan Pak S mohon pamit kepada saya dan meninggalkan Ruang Periksa saya.

Setengah jam kemudian saat saya sedang melihat siaran TV di Ruang Keluarga terdengar dering telepon. Ternyata Pak S yang menelepon “Selamat sore, Dok, saya Pak S yang tadi berobat mengantar Ibu saya, Ibu K.”

Saya bertanya “Ya, ada apa Pak?”

Pak S menjawab “Dok, kami sudah berada di sebuah Apotik untuk membeli obat, tetapi resepnya kok hilang. Bisakah disebutkan apa nama obatnya?”

Saya berpikir “Hilang…? kemanakah resep obat itu?”

Saya yang duduk di depan meja periksa segera mencari apakah resep obat itu masih ada di atas meja? Benar saja saya melihat selembar resep obat untuk Ibu K. O…rupanya resep obat itu tidak terambil saat mereka pamit dan keluar dari Ruang Periksa saya.

Saya berkata kepada Pak S “Pak, resepnya masih ada diatas meja saya. Mau diambil?”

Pak S menjawab “TIdak usah, Dok. Tolong disebutkan saja apa nama obat yang Dokter tulis untuk ibu saya.” Jarak antara Apotik itu dan tempat periksa saya rupanya cukup jauh, sehingga lebih praktis kalau disebutkan saja apa nama obatnya. Beruntung nama obat itu bisa dibeli tanpa resep dokter.

Saya menyebutkan nama kedua obat dan vitamin yang saya tulis untuk Ibu K.

Pak S berkata lagi “Terima kasih, Dok. Met sore.”

Selama saya menjadi dokter praktik belum pernah menghadapi kejadian serupa ini. Ada pasien yang ketinggalan resep obatnya. Komunikasi via telepon ternyata banyak manfaatnya, paling tidak untuk kejadian kehilangan resep obat ini.-

2 komentar:

  1. Ceroboh juga, ya. Biasanya pasien selalu sigap ngambil resep lalu dimasukin tas. Kan resep dari dokter itu penting banget.

    BalasHapus
  2. To Kencana,

    Benar Pak S ini tidak teliti. Setelah resep diberikan oleh dokter tetapi kok tidak langsung diterima dan disimpan ke dalam sakunya.
    Akhirnya dia sendiri yg kelabakan saat tiba di Apotik, resepnya tidak ada. Untung dokternya masih ada di tempat, kalau dokternya mendapat panggilan pasien lain, pasti tidak bisa berkomunikasi.

    Salam

    BalasHapus