Rabu, September 11, 2013
Belanja di IKEA Mall
10 September 2013.
Pagi ini saya terbangun pada pukul 06.00, sinar matahari sudah cukup menerangi sekitar flat putri kami. Di kota kami, Cirebon, Jawa Barat saat ini baru pukul 03.00 WIB, masih terlalu pagi untuk bangun. Setelah beberapa hari berada di Sydney kami sudah tidak merasa Jetlag lagi. Jadi tidak perlu minum tablet Melatonin pada malam hari. Melatonin suatu suplemen homon untuk mereset jam biologis manusia. Bila bepergian ke Negara dengan perbedaan waktu yang cukup panjang maka jam biologis kita akan kacau dan perlu direset kembali. Hormon Melatonin yang dihasilkan oleh otak manusia antara lain berfungsi mengatur jam biologis tiap orang. Jadi kalau kita terbangun pada pukul 06.00 maka keesokan harinya kita akan bangun pada pukul 06.00 pula. Hormon ini bekerja pada malam hari sehingga disebut sebagai hormon malam.
Melatonin dapat diminum untuk mengatasi perasaan Jetlag, suatu perasaan tidak nyaman ketika kita berada di Negara dengan perbedaan waktu yang cukup besar. Perbedaan waktu 1 jam konon kita memerlukan waktu penyesuaian selama 1 hari. Bila perbedaan waktu antar negara 3 jam berarti kita perlu menyesuaikan diri selama 3 hari. Dengan Melatonin maka waktu penyesuaian ini akan lebih cepat terjadi.
Pukul 12.00 kami dijemput oleh putra kami dan anak mantu kami. Putri kami sedang bekerja di suatu kantor, jadi tidak dapat menyertai kami. Kami mengunjungi sebuah Mall yang khusus menjual barang-barang keperluan rumah tangga seperti peralatan dapur, peralatan tempat tidur, peralatan kamar mandi dan lain-lain peralatan rumah tangga. Mall IKEA ini mempunyai tempat parkir mobil yang cukup luas yang berada di halaman Mall, di dalam gedung dan diatas gedung. Dari luar Mall tidak tampak banyak pengunjung selain terparkir banyak mobil kebanyakan mobil sedan dari tahun pembuatan yang baru (kami tidak pernah melihat mobil tahun lama) dari bermacam merk: Holden (produksi Australia), Mercedes, VW, Honda, Toyota, Hyundai dan lain-lain. Di dalam gedung terdapat banyak pengunjung baik yang hendak belanja maupun pengunjung yang sekedar cuci mata.
Sebelum belanja kami makan siang bersama. Hidangan sudah tersedia di rak-rak khusus, pengunjung dapat langsung memilih dan menaruh di nampan masing-masing. Makanan yang tersaji juga bermacam-macam: salad, pudding, kue-kue, daging panggang dengan kentang rebus, bermacam-macam minuman dingin. Pengunjung antri sesuai giliran menuju tempat kasir untuk membayar makanan yang kita ambil. Setelah itu kami memilih meja dan kursi yang tersedia cukup banyak di ruangan makan yang cukup luas.
Selesai kami menikmati Lunch kami mulai berjalan mengitari kompleks Mall yang cukup luas dengan suhu udara yang dingin karena AC sentral Mall ini. Kami tidak melihat banyak pegawai Mall, pengunjung dapat memilih, mengambil barang yang hendak dibeli dan menaruh pada trolley (kereta dorong) yang banyak tersedia. Kalau hendak bertanya barulah kita mencari pegawai Mall. Mungkin karena gaji karyawan yang tidak murah sehingga pihak Mall hanya mempekerjakan pegawai seperlunya saja, padahal Mall ini cukup besar dan bertingkat pula.
Kami belanja barang-barang seperlunya saja. Selesai memilih barang belanjaan kami menuju pintu keluar Mall. Sebelum keluar kami harus membayar belanjaan kami dan cara pembayarannya juga cukup unik. Pembeli harus menscanning dengan alat scanner setiap belanjaan yang mempunyai label masing-masing. Harga yang harus dibayar akan nampak dilayar monitor kecil. Setelah semua belanjaan di scanning, maka harga total yang harus dibayar Nampak dilayar monitor. Pembeli menggesek sebuah kartu khusus yang dikeluarkan pihak Mall, kemudian pembeli memasukkan Kartu Kredit (dari Bank mana saja di Australia) untuk mendebet rekening bank pembeli. Setelah itu akan keluar slip pembayaran barang yang kita beli.
Disini diperlukan kejujuran setiap pembeli untuk menscanning belanjaannya. Bisa saja pembeli tidak menscanning belanjaannya dan memasukkan ke dalam kantong kertas khusus yang tersedia sehinnga tidak dibayar tetapi mendapat barang belanjaan.
Dari 2 jalur pembayaran dengan cara yang spesifik ini ada seorang pria yang membawa alat komunikasi khusus yang mengawasi para pembeli yang hendak membayar belanjaannya.
Juga setiap pembeli harus mempunyai Kartu Kredit, tanpa Kartu ini maka kita tidak bisa membayar belanjaan kita. Di negara ini Kartu Kredit sudah merupakan kewajiban untuk dimiliki. Mahasiswapun mempunyai Kartu Kredit untuk melalukan transaksi pembayaran di masing-masing Kampus. Di Negara kita belum semua orang mempunyai Kartu Kredit. Mendapatkan Kartu inipun kadang cukup sulit karena ditolak oleh pihak penerbit Kartu ini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Wah, jadi ingat Kajur (Kantin Kejujuran) di Indonesia dan jepang, cuma lebih tradisional. Saya jamin, kalau di Indo, pasti bakal bangkrut mall itu.
BalasHapusTo Kencana,
BalasHapusBenar kalau cara belanja seperti disini dilakukan di Indonesia mungkin sekali Mall banyak yang tutup.
Salam