Sabtu, September 13, 2008

Pasfoto pasien


Hobi Fotografi ayahku menurun kepadaku. Sejak duduk di SMA tahun 1964 aku gemar memotret dengan kamera pinjaman ayahku.

Membuat dan memelihara Catatan medis ( medical record ) pasien yang berjumlah ribuan dalam waktu puluhan tahun dirasa merupakan pekerjaan yang berat, apalagi kalau sang asisten tidak datang. Kartu pasien harus diambil dan dikembalikan ke rak Medrec yang banyak mengambil waktu.

10 tahun yg lalu saya menggunakan Medrec dengan operating sytem DOS. Dalam kurun waktu 8 tahun akhirnya Medrec itu tidak dapat digunakan lagi oleh karena sering Hang ketika menyimpan data. Sang programer yang saya minta untuk memperbaikinya, tidak kunjung datang ke rumahku. Akhirnya aku googling di Internet untuk mencari atau membeli software Medrec yang baru.

Saya menemukan software Medrec SIDP ver 1.3 produksi seorang prgramer yang baik hati (
www.kunang.com ) yang berdomisii di Yogyakarta. SIDP ini akan bekerja dalam lingkungan OS Windows dan aku mengunakan OS Windows XP SP2. Perkembangan software cukup pesat dan versi berubah menjadi SIDP v2.1. Versi baru ini menuntut Hardware yang lebih baik sehingga aku membeli sebuah Laptop Acer Pentium 4 yang berfasilitas Bluetooth.

Dalam versi ini ada fasilitas untuk menampung Foto-foto ( Rontgen atau wajah pasien atau kelainan anggota tubuh pasien ). Mau tidak mau maka saya juga harus mempunyai sebuah Camera yang selama ini saya pergunakan. Wajah pasien yang diambil dengan Digital camera Nikon Coolpix 7900 ( 7 megapixel ) dan kabel data USB memungkinkan foto digital pasien dapat berpindah dari Camera ke Laptop.

Dari pada cabut pasang kabel USB di laptop dan Nikon 7900, maka saya menggunakan sebuah Handphone yang mempunyai fasilitas Camera 1,3 megapixel dan Bluetooth untuk menggantikan tugas Nikon 7900. Pasfoto yang diset 240 x 340 cukuplah untuk membuat sebuah wajah pasfoto pasien. BT sangat membantu pekerjaanku. BT di laptop dan HP diaktipkan maka dalam 2 detik digital file dari HP akan pindah ke laptop.

Saat ini Medrec pasienku dilengkapi dengan sebuah pasfoto yang dapat ditampilkan ketika aku membuka Medrec seorang pasien. Jadi pasien bernama: Siti Fatimah, Siti Muhidin, Siti Rositi dll Siti akan menampilkan wajah yang berbeda. Aku tidak bingung lagi kalau membaca Medrec pasien yang bernama Siti Muhidin itu yang mana ya, sebab sekarang akan ditampilan wajahnya.

Kalau ada pasien yang mempunyai penyakit TBC paru, maka Foto Rontgen pasien tsb dapat aku foto dengan HP dan akan berpindah file digitalnya di dalam Medrec pasien tsb. Jadi ada 2 Foto yaitu Foto wajahnya dan Foto Rontgennya.

Dengan menggunakan Medrec SIDP ver 2.1 ini aku dapat mempunyai data pasien lebih baik dari pada versi sebelumnya.

Bulan demi bulan aku rajin mengambil Pasfoto pasien sebelum pasien diperiksa, tentu saja dengan persetujuan sang pasien. Asik juga.

Reaksi pasien ketika mendengar bahwa aku akan mengambil pasfotonya ada bermacam-macam. Ada yang gembira, ada yang merengut dan ada yang tidak mau difoto. Setelah saya jelaskan bahwa Foto itu hanya akan ad di Laptopku bukan akan disebarluaskan, maka pasien akhirnya setuju. Bagi yang tidak setuju umumnya kaum wanita alasannya rambutnya kusutlah , wahjahnya belum di make up -ah dll. Orang sakit mana sempat bersolek bukan dan mereka tidak menyangka wajahnya akan difoto. Tentu saja antara dokter dan pasien ada rahasia jabatan yang mesti dipergang teguh oleh pasiennya. Data pasien tidak boleh diketahui oleh pihak ketiga meskipun itu adalah suami / isteri pasien sendiri, tanpa persetujuan dari sang pasien. Foto yang tampak di LCD HP selalu saya perlihatkan kepada pasien bahwa benar saya membuat Foto sesungguhnya dan bukan Foto bohongan.

Bila pasien mempunyai kelainan Kulit, misalnya Herpes simplex atau Herpes zoster atau penyakit kulit lainnya maka perkembangan penyakitnya dapat di bandingkan antara Foto pada kunjungan pertama dan Foto pada ketika pasien kontrol seminggu kemudian.

Penggunaan Laptop di Ruang Praktek Dokter saat ini sudah merupakan hal yang biasa. Aku sering berpikir kalau si Unyil di siaran TV dan Tukul Arwana di TV juga sudah lama menggunakan sebuah Laptop, lalu mengapa seorang Dokter masih belum menggunakan Laptop untuk merekam Medical Records pasien-pasiennya? Mau tidak mau sang Dsokter juga harus tidak gaptek lagi. Anda setuju bukan?

3 komentar:

  1. Sangat Setuju pak. ^_^

    BalasHapus
  2. Anonim7:38 PM

    DokTer memang harus melek Teknologi. Seperti rekan-rekan BLoGGer yang tercantum pada Sidebar BLoG saya : http://pandeividuality.net/
    Silahkan singgah di alamat mereka Pak.
    Ada dokter Dani Iswara, dokter bedah Eka Kusmawan, dokter Cock Wirawan yang melahirkan BLoG saya, dan juga dokter yang aktif di Kisara, dokter Oka Negara. Semoga berguna

    BalasHapus
  3. To: Iyank4 & Pande Baik, Terima kasih sudah berjunjung dan memberi informasi Blog. Sukses selalu.

    BalasHapus