Kamis, April 02, 2009

Musim Kampanye


Pemilu Legislatip sebentar lagi akan dilaksanakan yaitu pada tanggal 9 April 2009.
Untuk menarik simpati masyarakat agar mau memilih Caleg dan Partai tertentu banyak cara. Dilakukan, seperti Bakti Sosial, kunjungan rumah, pidato di TV / tempat-tempat lain dll.

Dalam 2 minggu terakhir ini, saya kedatangan seorang Ibu Yuli ( bukan nama sebenarnya ) Caleg dari Partai tertentu. Ibu Yuli datang mengantar pasien Ibu / Bapak yang di jumpai kedapatan sedang sakit atau gangguan kesehatan. Ibu Yuli sudah saya kenal sejak suaminya masih hidup ( saat ini sudah almarhum ).

Beberapa pasien sudah Ibu Yuli antar datang berobat kepada saya. Keluhan pasien berupa: Batuk, Flu, Demam, dan Sakit pinggang. 

4 hari yang lalu Ibu Yuli kembali mengantar pasien seorang Bapak, usia 60 tahun. Pak Hadi ( bukan nama sebenarnya ). Pak Hadi diduga sakit turun bero ( hernia ) oleh Ibu Yuli. Pak Hadi sendiri tidak tahu nama penyakitnya yang sangat mengganggunya. Rasa nyeri di bawah Pusar itu dirasakan sejak 2 hari yang lalu. Tidak ada demam, mual, atau muntah. Sakit ini baru kali ini terjadi. Pak Hadi tampak menderita sekali ketika memasuki Ruang Periksa saya.

Saya melakukan tanya jawab ( anamnesa ) riwayat penyakit, melakukan pemeriksaan Fisik ( merngukur tekanan darah, mendengar bunyi Jantung / Paru, sampai melakukan pemeriksaan fisik lebih mendalam untuk mencari gejala Hernia inguinalis ( lipat paha ) atau Hernia scrotalis ( kantung kemaluan ).

Pak Hadi berdiri dengan melepas celana panjang dan CD nya. Saya tidak melihat adanya penonjolan pada Lipat paha kiri / kanan, Kantong kemaluan, dibawah Pusar. Ketika saya tanya dimana yang paling sakit, Pak Hadi menunjuk daerah di bawah Pusar. Saya tidak menemukan kelainan, selain adanya nyeri tekan pada dinding perut dibawah Pusar. Tidak jelas adanya gejala Hernia atau turun bero.

Saya bertanya lebih mendalam kepada Pak Hadi untuk mengetahui apa penyabab rasa sakitnya itu.

Saya bertanya “Pak Hadi, umurnya berapa?”

Pak Hadi menjawab “Umur saya sudah 60 tahun.”

“Apa pekerjaan Bapak?”

“Saya Tukang Becak, Dok”

Saya agak terkejut juga , di usia 60 tahun masih menarik Becak.

“Sudah 20 tahun saya menjadi Tukang Becak.”

“Pak Hadi, apakah dalam 2-3 hari yang lalu Bapak mengangkat benda berat seperti beras atau lainnya?”

“Saya tidak mengangkat benda berat, tetapi 2 hari yang lalu saya membawa penumnpang dengan barang bawaannya dan jalan agak mendaki karena harus melewati sebuah jembatan. Saya kewalahan mengayuh Becak saya.”

“ Apakah Bapak turun dari sadel Becak dan mendorong Becak itu?”

“Tidak, saya tetap duduk diatas sadel becak dan tetap mengayuh dengan tenaga ekstra berat. ( ya tentu saja sangat berat kerena penumpang yang berat dan jalan mendaki ). 2 hari kemudian saya merasa sakit luar biasa pada daerah bawah pusar saya.”

Nah ketahuan sudah penyebab rasa sakit ini karena otot-otot dinding perut Pak Hadi turut kerja ekstra ketika jalan mendaki tadi.

Akhirnya saya bilang Plan A kepada Ibu Yuli yang membawa pasein Pak Hadi ini “Ibu, tampaknya Pak Hadi ini lebih baik di rawat di Rumah Sakit untuk mencari penyebabnya lebih lanjut.”

Tampak wajah Ibu Yuli dan Pak Hadi tidak cerah, suatu tanda tidak setuju. Saya membaca pikiran mereka dan akhirnya saya memutuskan Plan B yaitu:

“Pak Hadi sekarang saya buatkan resep 3 macam obat. Bila besok siang keluhan sakitnya belum reda, lebih baik masuk Rumah Sakit.” Sambil menyodorkan Surat Rujukan ke Rumah Sakit Umum di kota kami.

Ibu Yuli dan Pak Hadi setuju dengan Plan B saya.

2 hari kemudian ketika saya buka praktek sore, Ibu Yuli datang kenbali membawa pasien lain. Wah laris banget Ibu Yuli dapat pasien-pasien yang diharapkan mau memilihnya nanti dalam Pemilu Legislatip. Ibu Aminah ( bukan nama sebenarnya ) menderita Flu biasa dan badan lemas, mungkin akibat makan tidak teratur ( bingung apa yang mau dimakan karena uang tidak punya ).

Setelah selesai urusan Ibu Aminah, saya menanyakan kasus Pak Hadi.

“Ibu Yuli, bagaimana keadaan Pak Hadi. Apakah jadi masuk Rumah Sakit?”

Ibu Yuli tertawa sumringah “ Wah…Dok obatnya manjur. Besok paginya ketika saya besuk ke rumah Pak Hadi. Ia sudah dapat tertawa dan mau narik Becaknya lagi. Sakitnya sudah banyak berkurang. He…he…makasih Dok.” 

Ibu Yuli gembira. Gembira karena tidak jadi memasukkan Pak Hadi ke Rumah Sakit Umum yang tentu akan mengosongkan sebagian isi sakunya.

Rupanya rasa neyri yang diderita Pak Hadi bukan turun bero atau Hernia, tetapi Severe mialgia ( rasa nyeri otot yang hebat ) akibat bawa becak di jalan mendaki.

Semoga upaya Ibu Yuli menarik simpati masyarakat dapat memenuhi keinginannya agar ia terpilih menjadi anggota Legislatip. Amin.




7 komentar:

  1. Hahaha....
    Detik-detik memasuki pemilihan Caleg memang terasa banget, banyak Caleg yang tiba-tiba berubah drastis bahkan rela meluangkan semua waktunya untuk berbaur dengan masyarakat.
    Yah, segala cara dilakukan untuk menarik simpati masyarakat. Tapi bagi aku Caleg yang seperti itulah yang tidak dapat dipercaya...
    Mereka hanya baik pada awalnya aja dan yang pasti mereka akan lupa pada janji-janji yang diucapkan pada waktu kampanye...
    Jadi nggak heran jika nanti pasca pemilihan Caleg jumlah orang yang mengalami stres akan meningkat drastis, kasian yah Dok...

    BalasHapus
  2. To Rudy: Saya berharap kebaikan para Caleg ini akan terus berlanjut setelah mereka jadi. Semuanya tergantung dari nurani masing-masing.

    Pada akhirnya saya kebagian kerjaan juga. he..he..

    Salam sukses.

    BalasHapus
  3. Saya setuju dengan sdr Rudy dok. Karena semuanya sekarang ini lagi giat2nya cari massa dengan segala cara. Sama dengan ibu Yuli, beitu dikasih plan A, mukanya terlipat dalam2. Saya kuatir begitu jadi anggota DPR terus ada opsi yang bisa merugikan dirinya dan hanya menguntungkan rakyat, dia jadi berpikir 1000 kali.
    Sukses dok.

    BalasHapus
  4. Saya setuju dengan sdr Rudy dok. saya juga kuatir kalo semua caleg seprti bu Yuli, klo dikasi opsi yang merugikan dirinya seperti plan A (tapi menguntungkan orang banyak) dia jadi berpikir bagaimana untuk mengelak. Malah cari2 cara agar bisa cepat balek modal.

    BalasHapus
  5. To Sgharjono: wah...banyak beri komentar nih. Namanya juga kampanye, tau sendirilah. he..he..

    BalasHapus
  6. "Kebaikan itu hanya datang hari ini saja...
    Setelah duduk di kursi empuk, jangankan membantu rakyat, membuka pintu gerbang rumahpun rasanya enggan...."

    He, rata-rata Caleg yang saya kenal itu ya begitu Dok. :p

    BalasHapus
  7. To Pande Baik: he..he.. karena sudah paham, saya no comment aja.....

    BalasHapus