Epistaxis atau mimisan adalah perdarahan dari hidung.
Epistaxis dapat timbul secara spontan, akibat penyakit lain dan dapat terjadi setelah mendapat benturan (
trauma fisik ). Perdarahan yang keluar akibat pecahnya pembuluh dari pada dinding
atau sekat rongga hidung.
Penyebab:
- Pada anak kecil dapat terjadi Epistaxis secara spontan ( saat mereka tidur ) ketika mereka mengalami demam akibat penyakit Flu dll.
- Benturan yang keras pada daerah wajah ( dipukul, terjatuh saat kecelakaan lalu-lntas dll ) dapat juga menyebabkan Epsitaxis.
- Penyakit DBD ( Demam Berdarah Dengue ) juga dapat terjadi Epistaxis, b.a.b berdarah atau perdarahan pada Kulit.
- Pada Darah Tinggi ( Hipertensi ) dapat terjadi Epistaxis, seolah alam sudah mengaturnya sebagai Klep pengaman. Dari pada pecah di dalam Otak yang dapat menyebabkan Stroke, lebih baik bila terjadi Epstaxis.
- Akibat adanya gangguan proses pembekuan darah pada penyakit-penyakit darah ( Hemofilia, Lekemia dll )
----
Kemarin sore datang Ibu K mengantar putra sulungnya, M, 20
tahun, seorang karyawan sebuah Toko.
Keluhan M adalah terjadinya Epsitaxis sejak 1 hari yang
lalu.
M terjatuh saat
bekerja di Tokonya. Pelipis kiri
mengenai lantai. Akibatnya ia
merasa nyeri pada daerah peipis kiri dan pipi kiri. Dari lubang hidung kiri
keluar darah.
Segera berobat ke sebuah Rumah Sakit terdekat. Saya melihat
Kartu Pendaftaran pasien atas nama yang bersangkutan. Pasien M ini tidak mendapat pelayanan yang
memadai dan tidak mendapat resep obat.
Aneh. Sudah membayar, tetapi tidak mendapat pelayanan medis sama sekali. Apakah tidak ada petugas Medis
atau Paramedis disana?
Akhirnya M diantar Ibunya datang ke tempat praktik saya.
Meskipun belum waktu buka praktik, saya melayani mereka.
Perdarahan hidung pasien ini sudah berhenti. Tekanan darah
dalam batas normal ( bukan penderita Hipertensi ). Terlihat adanya sedikit
Hematoma ( perarah di bawah kuit ) di bawah mata kiri. Sedikit pusing.
Saya memberikan resep obat berupa: tablet untuk mempercepat
proses pembekuan darah, tablet yang mengandung Kalsium dan Vit. C yang berefek
sama agar pembekuan lebih cepat sehingga
terjadi bekuan darah yang akan menutup lubang pembuluh darah kecil yang kecil (
kapiler ) pada hidung pasien ini.
Tindakan terakhir adalah: advis agar pada samping hidung
kiri di kompres dengan Es batu ( dingin ) agar di lokasi tsb terjadi penurunan
suhu tubuh yang akan membuat pembuluh darah mengecil ( vasokonstriksi ) dan
terhentinya perdarahan.
Pasien minta diberikan Surat Keterangan Sakit selama 3 hari.
Semoga Epsitaxis pasien ini membaik dan ia dapat segera
bekerja kembali.
Bila dalam waktu 2 hari keluhan masih berlanjut, saya
sarankan agar minta bantuan Dokter THT untuk menghentikan perdarahan hidung
ini. Semoga tidak terjadi.
betul juga, dok... daripada pecah nya di otak, mendingan pecah di hidung, tinggal di tampung, ... alam memang hebat
BalasHapusTo Mikhael,
BalasHapusSemula saya tidak mengerti kenapa hal itu terjadi. Setelah dipikir-pikir, lebih baik terjadi hal itu dari pada pecahnya di dalam Otak.
Prof Dr. Iwan Darmansyah ( FKUI, Jkt ) pernah berkata, bahwa kita harus mempertimbangan "Risk and benefit " dalam menghadapi pasien.
Kalau benefit-nya lebih besar dari pada risk-nya, maka lakukanlah.
Bila risk-nya lebih besar, maka jangan lakukan.
Beliau sangat bijaksana. Saya selalu mengingat hal itu. Semoga Teman Sejawat lain juga dapat berprinsi seperti itu.
Salam.