( Foto ilustrasi )
Membantu meringankan / menyembuhkan penyakit merupakan
pekerjaan sehari-hari bagi saya. Membantu mengirimkan Surat
dan Foto-foto dari kota
kami, Indonesia
ke negeri Belanda, merupakan hal yang jarang terjadi.
---
Dua hari yang lalu ada seorang relasi saya, Pak Z minta
bantuan saya untuk mengirimkan beberapa buah Foto keluarganya kepada salah
seorang familinya yang berdomisili di
Belanda.
Pak Z pernah berbicara dengan dengan Mr. S di Belanda. Pak Z mendapatkan
email address Mr. S ini. Pak Z tidak begitu familier dengan Komputer dan
Internet, meskipun putrinya Nn. L mempunyai 1 set Desktop dan Modem untuk
mengakses Internet. Oleh karena itu Pak Z minta bantuan saya. Mengapa tidak
meminta bantuan dari putrinya di rumah sendiri. Saya tidak tahu alasannya.
Foto-foto keluarga
itu ada yang berwarna dan ada yang hitam-putih itu di cetak puluhan
tahun yang lalu sehingga nyaris warnanya hampir pudar.
Langkah pertama:
Saya melakukan scanning foto-foto tadi dengan Canon scanner
pribadi untuk mendapatkan digital files foto-foto ini.
Langkah kedua:
Semua foto itu diedit kembali ( cropping, memperbaiki
tampilan foto, kwalitas foto dll ) memakai aplikasi program ACDSee dan
disimpan dalam nama dan nomer tertentu
untuk mempermudah menyimpan dan menampilkannya kembali. Oleh karena ukuran
digital foto ini cukup besar ( 2 Mb ), maka saya perkecil ( resize ) menjadi
sekitar 300 kb saja agar foto tidak terlalu besar tetapi masih layak dilihat
dengan jelas, saat uploading juga tidak memakan waktu yang terlalu lama.
Langkah ketiga:
Teks surat
Pak Z dalam bahasa Indoensia di terjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan
minta bantuan Pak Google: http://www.translate.google.co.id
Teks dalam bahasa Inggris dibaca dan diedit, maklum diterjemahkan
dengan mesin sehingga ada saja kata atau kalimat yang mesti diedit sehingga
layak dibaca dan dimengerti. Hasil terjemahan ini di Copy dan di Paste-kan ke
dalam aplikasi Word. File ini diberi nama tertentu pula.
Langkah keempat:
Oleh karena Pak Z belum mempunyai email address, maka saya membuatkannya agar surat dan foto-foto dapat
dikirimkan dalam bentuk lampiran ( attachment fles ). Jadilah Pak Z mempunyai
email address dari Gmail.com dengan User name dan Password. Saat Sign in di
Gmail.com keduanya sangat dibutuhkan.
Langkah kelima:
Digital fies dari Foto-foto dan semua surat di simpan ke dalam Flash disk ukuran 4
Gb milik Pak Z, sebagai arsip.
Langkah keenam:
Setelah Desktop di-booting dan menampilkan semua shortcut aplikasi
di tampilan layar LCD, maka mulailah Modem di aktipkan. Kemudian masuk ke
Internet melalui Browser Mozilla Firefox.
Proses selanjutnya
Sign in ke Gmail.com dengan memasukkan User name dan Password milik Pak
Z.
Langkah ketujuh:
Pada tampilan Mail dari
Gmail ini, kita mulai membuat sebuah email yang ditujukan kepada email address
Mr. S di Belanda.
Surat
dalam bahasa Inggris tadi di Copy dan Paste-kan ke tampilan email yang sedang
dibuat.
Semua digital file semua foto yang telah dibuat di lampirkan
pada email yang sedang dibuat sebagai attachment files.
Langkah kedelapan:
Setelah surat
dalam bahasa Inggris dan foto-foto sudah dilampirkan maka, langkah terakhir
adalah proses mengirimkan email berikut lampiran foto-fotonya.
Klik Send ( kirim ).
Bila Mr. S di Belanda sudah membaca email tsb, maka ada 2 kemungkinan yang akan terjadi yaitu:
- Mr. S akan membaca dan membalas ( reply ) email Pak Z.
- Mr. S membaca email tsb, tetapi tidak mau membalasnya, sehingga Pak Z kelak tidak akan menerima reply email yang semestinya dikirim oleh Mr. S.
Untuk memeriksa apakah email untuk Mr. S itu terkirim atau
tidak, Pak Z dapat memeriksa Sent Folder Gmailnya. Bila tidak ada pernyataan
ERROR dari gmail.com maka email tsb akan
terbaca yang berarti sudah terkirim. Error dapat terjadi bila nama email address ada kekeliruan / kesalahan
ketik ( meskipun hanya 1 huruf saja ).
Untuk lebih meyakinkan lagi pada BCC ( Blind Carbon Copy ) di
Gmail Pak Z saya masukkan email address
milik saya. Mr. S tidak akan melihat email address saya, tetapi email
tsb terkirim ke email address saya. Email tadi akan terbaca di email address
saya.
Pak Z menunggu adanya balasan email dari emailnya yang sudah
dikirim ke email address Mr. S tadi.
Proses tsb memakan waktu sekitar 45 menit. Cukup panjang ya prosesnya.
Akhirnya tugas saya selesai juga.
sekarang berkiriman foto antar benua benar2 mudah dan cepat ya dok... sayang sekali kalau masih ada yang belum bisa melakukannya sendiri , padahal punya fasilitas komputer + internet
BalasHapusTo Mikhael,
BalasHapusAnda benar.
Saat ini sudah mudah berkirim pesan dan foto kepada orang lain yang berada jauh dari negara / kota kita.
10 tahun yang lalu hal ini masih sulit dikerjakan, kalaupun bisa tentu dengan biaya yang tidak terjangkau dan butuh waktu yang lama, tidak seperti saat ini yang dalam bilangan detik / menit, semuanya sudah dapat diterima mereka asal Internet sudah dapat diakses.
Tidak ada salahnya untuk membantu orang lain bukan?
Kepuasan kerja saya bukan karena mendapat imbalan / fee ( yang juga tidak saya harapkan ), tetapi hasil kerja saya ada manfaatnya bagi orang yang meminta tolong kepada saya. Apalagi orang-orang itu berada jauh dari negeri kita.
Pada suatu saat kelak, mungkin sekali saya membutuhkan pertolongan dari orang lain yang tidak dapat saya kerjakan sendiri.
Keesokan harinya Pak Z meminta saya agar saya mengajarinya untuk dapat mengirim Foto via Internet, membuat & mengirim email sendiri tanpa menyusahkan saya. Begitu katanya. Bahkan ada rencana ia akan membeli alat Scanner dan Color Printer yang saya miliki sejak bertahun-tahun. Luar biasa semangatnya.
Mulai hari ini ia mau belajar selangkah demi selangkah untuk mencapai keinginannya yang sangat Positip. Semangat belajarnya cukup tinggi. Padahal saya bukanlah Guru atau tenaga I.T. sama sekali.
Saya belajar juga bukan dari tenaga I.T. atau ikut Kursus Komputer, tetapi hanya dari membaca Tablod, Majalah dan Buku-buku Komputer yang sudah banyak dijual di Toko Buku Gramedia yang ada di kota kami.
Mengapa ia tidak berguru kepada orang yang lebih profesional? Rupanya Pak Z ini yakin bahwa saya dapat membantu mewujudkan keinginannya itu.
Jarang ada orang seperti dia.
Salam.
Wah, wah. Jaman sekarang memang harus mengerti teknologi. Langkah-langkahnya banyak sekali, ya. Kelihatan sepele, tapi bagi pemula pasti repot.
BalasHapusDokter belajar I.T dari buku, ya? Sama, saya juga. Saya masih SD saat pertama kali internet dipasang. Saya tahunya lihat gambar di google doang. Bahkan saya gak tahu kalau ada alamat web lain selain google. Hehehehe.... Berhubungan ortu gaptek dan gak ada yg ngajarin, saya bela-belain beli buku cara membuat email (serius).
To Kencana,
BalasHapusBenar. Saya belajar Internet, email dll dari membaca buku yang saya beli berangsur-angsur di toko Buku Gramedia. Kadang juga belajar dari Tabloid dan majalah Internet ( Komputek ) dan membaca artikel di Internel (forum-forum yang berkaitan dengan topik yang sedang dipelajari). Kadang juga bertanya kepada teman yang kenal di Internet.
Kalau ada kemauan, maka semua dapat dipelajari. Kalau tidak ada kemauan, maka meskipun ada kemampuan membeli peralatan Komputer, maka ia tidak dapat menguasai ilmu tersebut.
Sama seperti orang yang kaya yang dapat membeli mobil apa saja, tetapi dia takut dan tidak mampu untuk mengendarai mobil, maka akhirnya dia cari supir untuk mengemudikan mobil bagusnya itu. Di dunia ini terdapat bermacam-macam karakter manusia.
Kalau saya belajar sedikit demi sedikit selama bertahun-tahun, akhirnya punya Blog sendiri juga.
Salam
Waduh, Dok, saya jadi inget soal mobil. Secara saya takut mengemudikan mobil sendiri. Terutama kalau jalanan ramai. Takut nabrak orang.
BalasHapusTo Kencana,
BalasHapusKalau takut mengendarai mobil sendiri lebih baik suruh orang lain yang mengemudikannya atau pakai supir saja untuk amannya.
Pernah ada teman sejawat menjadi tidak mau setir mau sendiri setelah beberapa tahun yg lalu saat ia mengendarai mobilnya ia menabrak pengemudi sepeda motor, yg mengalami luka-luka berat. Ia jadi takut menabrak lagi dan tidak berani setir mobil sendiri lagi, padahal yg salah si pengemudian motor itu sendiri ( mengambil jalan orang lain ).
Salam