Hidup kita sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan hidup
kita, seperti: keluarga ( orang tua, suami, istri anak-anak ), tetangga, teman
sekolah, teman sekantor, teman setempat kost dan lain-lain.
Manusia hidup berkelompok artinya masih ada orang-orang lain
yang hidup berdekatan dengan kita. Masing-masing saling mempengaruhi hidup
kita.
Orang bijak pernah berkata “Kalau ingin pandai bergaullah
dengan orang pandai, kalau mau kaya bergaullah dengan orang yang kaya. Benar
juga perkataan beliau ini.
Berteman dengan orang pandai akan berdampak kepada kita.
Kita juga ingin sepandai mereka, akibatnya memberi semangat kepada kita untuk
berupaya agar kita juga bertambah pandai. Kalau berteman dengan orang yang
kaya, maka suatu saat bila kita membutuhkan uluran tangan mereka maka akan
lebih mudah.
Kalau kita hidup di dalam sebuah Asrama atau Panti, dimana
disana ada peraturan yang harus ditaati, maka ini berarti untuk kepentigan
bersama dan bukan untuk membuat hidup menjadi tidak nyaman.
Demian pula di Panti Wreda dimana saya melayani pemeriksaan
kesehatan para warga Panti yang berusia lanjut. Para Lansia ini sering kali
emosi dan kepribadiannya kembali seperti anak-anak. Para Pengurus Panti mesti
lebih sabar menghadapi mereka. Kondisi keshetan yang sudah banyak menurun
seperti penglihatan yang menurun ( akibat penyakit Katarak ), pendengaran yang
sudah banyak mnurun ( sehingga kita perlu bicara dengan volume yang lebih besar
), waktu mandi lebih lama ( karena senang main air di dalam kamar mandi ),
waktu makan yang lebih lama ( karena
banyak gigi yang sudah tanggal ) dan sebagainya.
Warga Panti yang sudah tinggal di Panti dan karena suatu
alasan keluar atau meninggalkan Panti, maka tidak diijinkan masuk kembali ke Panti ini. Regulasi ini pun
sering dilanggar ( karena ada otoritas diatas Pengurus Panti yang meminta
seseorang dapat tinggal kembali di Panti ) sehingga dapat saja warga Panti yang
sudah keluar akan masuk kembali ke Panti. Keadaan ini sering mebuat Pengurus tidak dapat menolak dan
berbuat banyak selain harus menyesuaikan dengan keputusan tsb. Mestinya
Peraturan itu untuk ditaati, tetapi dalam praktek sering kali peraturan dibuat
untuk kemudian dilanggar.
Untuk menghadapi kejadian warga Panti yang ingin keluar dari
Panti diberi waktu 1 minggu untuk berpikir dan merenungkan keputusan keluar
dari Panti agar keputusannya diambil dengan bijaksana.
Saya sebagai salah satu orang yang melayani Panti Wreda ini
berpendapat bahwa hidup di Panti Wreda ini cukup nyaman. Alasannya adalah:
- Besar biaya dari pihak Keluarga jumlahnya kecil ( sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi hidup saat ini yang perlu ada penyesuaian ). Itupun sering kali tidak ada dana yang diterima pihak Panti, kalau yang bersangkutan sudah tidak mempunyai keluarga lagi atau memang tidak mampu secara finasiil. Dana akan diberikan dari Gereja kami yang semuanya juga berasal dari para donatur
- Mau makan, sudah tersedia pada waktu makan. Kwalitas dan kwantitas makanan cukup baik.
- Mau mandi, cukup tersedia air bersih / ledeng.
- Mau beribadah / pergi ke Gereja setiap hari Minggu pagi, sudah tersedia mobil antar jemput.
- Setiap minggu ada dokter yang memeriksa dan memberikan obat yang dibeli dari sebuah Apotik langganan.
- Pada saat-saat tertentu ada pihak tamu yang berkunjung dan memberikan bantuan / sumbangan makanan atau pakaian atau barang-baang lain yang dibutuhkan para warga Panti Wreda
- Setiap pagi diberikan Renungan Rohani oleh Ibu Panti.
- Pada Hari Ulang Tahun setiap warga Panti akan diperingati dan dirayakan bersama. Kami semua mendoakan semoga mereka panjang umur dan diberi kesehatan yang baik. Mereka tampak gembira memotong dan menikmati Birthday cake yang belum tentu akan dinikmati bila tinggal di luar Panti Wreda ini.
- Seminggu sekali dilakukan Senam Lansia yang dipandu oleh tenaga yang berwenang.
- Diberikan kesempatan untuk menerima Keluarga yang ingin menengok warga Panti.
- Diberikan waktu untuk Rekreasi bersama setahun 1-2 kali, diluar lokasi Panti.
- Diberi kesempatan untuk bercocok tanam atau berkebun bagi warga Panti yang mempunyai hobi berkebun. Buah Pepaya, Singkong dan Buah Pisang dapat dipanen dan dinikmati bersama.
- Setiap warga Panti dapat bergaul dan hidup bersama dengan teman-teman yang seusia dalam suasana yang cukup nyaman.
Lalu mau apa lagi? Masih kurang apa lagi?
Meskipun demikian, masih saja ada yang merasa tidak puas dan
ingin meninggalkan Panti.
Kami tidak pernah memaksa seseorang Lansia untuk tinggal di
Panti Wreda. Bila ada warga Panti yang ingin tinggal di Panti maka kami
Pengurus Panti akan melayani mereka
karena kami bekerja di Panti ( secara nonprofit ) dengan prinsip
melayani orang lain yang membutuhkan pelayanan kami. Peraturan yang dibuat
semuanya bermaksud agar hidup di Panti dapat senyaman mungkin.
Pernah ada warga Panti yang menganggap peraturan Panti
terlalu ketat ( padahal tidak demikian karena maksudnya adalah untuk kebaikan
para warga Panti sendiri ) dan ia sering tidak sependapat dengan Ibu
Panti. Yang bersangkutan akhirnya
meninggalkan Panti setelah hidup di Panti selama 10 bulan.
Ternyata untuk berbuat baikanpun tidak mudah. Ada batu sandungan di
depan kita.
menarik dok...
BalasHapustapi kenapa penghuni panti yang sudah keluar (atas keinginan sendiri) tidak diperbolehkan kembali lagi ya dok...?
To Mikhael,
BalasHapusSebelum keluar atas permintan sendiri warga Panti di interview apa sebabnya ingin keluar. Kalau karena ada kekurangan dari pihak Panti, maka ini merupakan masukan untuk perbaikan pelayanan.
Kalau bukan karena pelayanan Panti yang tidak sesuai keinginan pihak ybs / keluarga, maka ybs diberi kesempatan untuk berpikir dalam waktu 1 minggu. Bila sudah mantap, kami tidak menahan mereka utk keluar tetapi dengan syarat tidak boleh masuk kembali. Maksudnya agar peraturan yang sudah dibuat bertahun-tahun dapat ditegakkan demi kebaikan bersama.
Mereka yang pernah tinggal kemudian keluar dari Panti dan tinggal di luar banyak yang menyesal karena tidak ada yang mengurus kebutuhan hidup sehari-hari di jaman yang makin sulit utk hidup dgn layak.
Ada beberapa warga Panti yang sudah keluar memohon dengan sangat kepada Pendeta / Majelis Jemaat ( atasan Pengurus Panti ) utk dapat tinggal di Panti kembali. Kalau mereka mengijinkan maka Pengursu panti dalam rapat Bulanannya menggumuli masalah ini dan akhirnya menyatakan dapat menerima mereka kembali.
Seharusnya kalau ingin melayani dengan baik ,apapun yang terjadi mereka harus ditolong. Regulasi dibuat untuk membuat semuanya tertib dan dapat dijadikan sebagai Shok terapi bagi yang melanggarnya.
Sebagaimana yang sudah sering saya katakan bahwa untuk berbuat baikpun ternyata tidak mudah.
Oleh karena itu sebelum bertindak, berpikirlah dahulu agar tidak menyesal di kemudian hari.
Semoga penjelsan ini dapat bermanfaat.
Salam.