Minggu, Oktober 02, 2011

Serba Instan



Di dalam kehidupan kita saat ini, semua hal ingin serba cepat atau instant.

Tidak usah masak Mie lagi, kalau punya sebungkus Mie Instan. Tinggal diberi air panas dan bumbu pelengkap, lalu siap disantap.

Mau minum Kopi dengan bermacam merk, tidak perlu repot. Ambil 1 sachset Kopi instant ), masukkan ke dalam cangkir, beri air panas. Kopi ( kopi luwak, kopi susu, kopi jahe, kopi creamer dll rasa ) siap di seruput.

Mau membuat kliping artikel dari Koran / Majalah? Buat scanning artikel itu lalu edit dengan Text Editor ( Abby Fine Reader dll ), hasilnya  segera di save as….Beres.

Merasa pegel linu akibat kelelahan bekerja? Tempel selembar Koyo, juga dapat membantu. Ingin lebih cepat? Minta bantuan Dokter terdekat, minta disuntik obat pain killer. Dalam bilangan menit rasa pegel linu akan lenyap.

Ingin kirim ucapan Selamat Ulang Tahun, Selamat Hari Raya tertentu? Tidak perlu beli Kartu Ucapan Selamat dan membeli Perangko. Cukup buat SMS di HP pribadi dan send. Dalam bilangan menit, pesannya sudah sampai di HP sipenerima.

---

Kemarin saya menerima panggilan telepon.
Pasien langganan saya, KL, 30 tahun bertanya “Dok, sudah1 minggu saya tidak masuk kerja. Saya sakit Cacar air. Bercak-bercak di kulit badan dan wajah sudah mengering dan berwarna coklat kehitaman. Supaya cepat halus lagi kuit saya harus minum obat apa?

Saya tidak tahu ia berobat kepada siapa, bagaimana keadaan kulitnya saat ini, tetapi diminta untuk menjawab pertanyaannya.

Untuk menjawab dengan baik agak sukar bagi saya, sebab saya bukan orang pintar yang dapat melihat menembus ruang dan waktu.

Untuk tidak mengecewakan si penanya, saya menjawab “Kalau benar itu Cacar air, maka penyakit itu akan sembuh dalam waktu sekitar 2 minggu. Keropeng yang mengering akan lepas dengan sendirinya. Kalau tidak ada infeksi  pada bercak-bercak kulit itu, maka bila sembuh tidak akan meninggalkan bekas. Yang perlu anda harus  mengkonsumsi cukup Protein hewani dan nabati seperti: Ikan, susu, telur, tahu, tempe, kacang-kacangan. Sebaiknya anda memerksakan diri kepada Dokter terdekat.”

“Terima kasih, dok” dia menjawab. Ada nada gembira dalam suaranya itu. Sudah dapat jawaban dan gratis lagi.

Dia ingin instant. Tidak perlu repot-repot mendatangi saya. Dia hanya membayar pulsa operator HP-nya saja. Saat itu mood saya sedang baik, tidak ada perasaan negatip atas sikap pasien saya yang ingin serba instant ini.

7 komentar:

  1. blog nya ganti wajah nih dok, he..he..

    sekarang memang jamannya serba instan dok ... termasuk juga kalau bikin tugas/paper... tinggal klik klik di internet, sekejap bahan tulisan didapat... ada lagi yang tak kalah instan: bahan dari internet tsb (atau punya orang lain) di - copy - paste ke paper punya kita , lantas diklaim milik sendiri... alias plagiarisme..he he
    (tentunya ini tidak baik)

    ngomong-ngomong kalau ada pasien konsul via telpon apa semuanya dilayani dok?
    ..

    BalasHapus
  2. To Mikhael,

    1. Kemarin ada penawaran dari Blogger.com berupa Tema yang baru. Saya mencobanya, hasilnya seperti ini. Saya lebih menyukai tema yang sebelumnya, mau kembali ke semula tetapi kok tidak ada fasilitas Setting nya. Jadi ??

    2. Copy and Paste juga dialami oleh Blog saya. Ada Blogger yang meng-Copy dan Paste artikel saya ke dalam Blog nya sndiri( setelah saya berkunjung ke Blog-blog lain ), sepertinya itu tulisan punya dia tetapi sebenarnya punya orang lain. Lalu saya tambahkan fasilitas HTML tertentu dalam Blog saya agar text artikel saya tidak dapat di Copy paste. Nah lu..

    3. Tidak semua konsultasi via Telepon saya layani. Kalau itu masih famili, sahabat dekat, saya kasihan juga. Saya jawab apa maunya. Akhirnya saya anjurkan utk berkonsultasi langsung dg saya sambil melhat pasiennya. Kalau dia tidak datang ya sudahlah. Sering kali utk berbuat baikpun ternyata tidak mudah.

    Salam.

    BalasHapus
  3. Dear dr. Basuki,

    Saya sering melihat dokter mengadakan pelayanan di panti jompo. Kebetulan, teman-teman sedang berencana untuk mengadakan pelayanan (bukan dari institusi tapi dari pribadi) untuk populasi di panti jompo sekitar wilayah kami di Jak-Ut.

    Permasalahannya karena ya kami-kami ini juga masih orang muda, modal untuk melakukan pelayanan ini belum cukup banyak. Jadi ya agak menyulitkan juga untuk melakukan suatu kegiatan sosial tapi tidak ada dana. Yang saya ingin tanyakan, misalkan dari pemasokan obat-obatan atau keperluan sehari-hari penghuni panti jompo. (Teman-teman bervariasi backgroundnya, bukan hanya dari kalangan medis). Bagaimana cara supportnya secara finansial?

    Bila tidak merepotkan, apakah mungkin dokter ada advis tertentu? :)

    Trims, dok. :) Karena tujuannya ingin bisa melakukan kegiatan sosial ini secara reguler. Tapi kalau betul-betul bergantung dari dana kami sendiri, mungkin agak sulit.

    BalasHapus
  4. To Love_sand dan kawan-kawan,

    1. Terima kasih yang sudah sering berkunjung ke Blog saya.

    2. Keinginan anda dkk utk melayani orang-orang lain bagus sekali.

    3. Proyek melayani merupakan pekerjaan yg tidak menghasilkan uang, tetapi lebih bayak mngeluarkan uang demi melayani banyak orang yg sangat membutuhkan pertolongan termasuk bidang kesehatan.

    4. Pelayanan saat ini mesti didukung oleh dana yang memadai. Anda dkk sebaiknya mencari sponsorship ( pabrik farmasi, pedagang, donator yang kaya dan mau memberikan uangnya utk playanan bagi orang yg membutuhkan ). Gereja-gereja anda dll dapat dihubungi guna melaksanakan maksud anda dkk. Tuhan pasti akan memberikan jalan. Amin.

    5. Saya melayani di Panti Wreda Kasih, ilik GKI Pengampon, Cirebon sejak 2004, secara Nonprofit. Tidak minta uang dan tidak mau menerima uang jasa. Saya disediakan fasilitas mobil Minibus utk jemput dan antar saya ke Panti. Setelah memeriksa kesehatan para warga Panti yg 13 orang ( dahulu 18 orang, sudah pindah atau meninggal dunia ) usia Opa dan Oma antara 60 - 94 tahun. Obat dibeli dari sebuah Apotik yg pemiliknya juga Majelis Jemaat GKI. Uangnya dibayar sebulan sekali.

    6. Warga panti dipungut biaya Rp. 600.000,-/orang/bulan. Tetapi ada beberapa warga yg tidak dapat membayar o.k. sudah tidak ada sanak famili yg mendukung dananya. Kami tetap melayani mereka. Pengurus Panti juga mempekerjakan beberapa karyawan utk menunjang pekerjaan di Panti ( memasak, cleaning service, mencuci pakaian dll ). Bagi warga Panti yg sakit kami rawat di RS Umum. Bagi yg prlu operasi ( Hernia, Katarak dll) kami fasilitasi juga sehingga sembuh. Mereka merasa terbantu sekali atas pelayan ini. Dana rutin setiap bln sekitar Rp. 15 jt. yg kami terima dari Majelis / GKI yg berasal dari para donator anggota Jemaat dll pihak yg tidak mengikat.

    7. Panti ini menjadi tempat PKL ( Pratek Kerja Lapangan ) bagi siswa/i perawat, dll. Jadi ada fungsi sosisl yang lain yg dapat diberikan bagi pihak lain.

    8 Bantuan dana dari pihak DepSos setempat ( asalnya dari Propinsi )juga pernah ada, tetapi saat ini kami "menolak" sebab alasan teknis yg sulit kami kerjakan. Lebih baik memakai dana yg ada dari pihak donor yg tidak mengikat.

    9. Masa jabatan Pengurus Panti selama 2 th. Bila masih mau melayani dapat diperpanjang 2 th lagi, kemudian stop sebab sdh 4 th melayani. Saya sejak th 2004 masih melayani sebab tidak ada dr lain yang mau melayani spt saya ( non profit ). Meskipun nonprofit, secara pribadi ada banyak berkat dari Tuhan yg saya terima.

    10. Pekerjaan melayani itu tidak ringan, tetapi jangan berkecil hati ( ajakan ikut menderita dpt dibaca dlm 2 Tim 2 ). Ternyata untuk berbuat baikpun tidak mudah. Selama kita mau melayani, Tuhan pasti akan memberi jalan.

    11.Bila engkau mengetuk sebuah pintu yg tidak dibukakan, maka mungkin Tuhan akan membukakan pintu yg kedua yang mungkin jauh lebih baik. Jadi jangan segan-segan untuk mengetuk pintu hati banyak orang.

    12. Semoga Tuhan memberkati maksud melayani dari anda dkk.

    Salam dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus,
    Basuki Pramana

    BalasHapus
  5. To Mikhael,

    Akhirnya saya kembali ke tampilan Design yang semula. Hasil akhirnya dapat menampilkan tata letak / layout awal, tetapi color background menjadi putih polos. Saya lebih suka melihat warna lain, agar mata tidak cepat lelah. Saya belum menemukan pergantian color background ini. Mesti rajin "trail and error" lagi.

    Salam.

    BalasHapus
  6. Saya ingat pertama kali kena cacar sepuluh tahun lalu. Saat itu saya masih SD dan tertular dari teman sekelas. Gara2 dia masuk kelas padahal belum sembuh benar.

    Celakanya kedua adik saya tertular sampai pembantu juga kena. Jadinya satu keluarga (kecuali ortu) kena cacar semua. Parahnya lagi? Guru juga kena, sampai beliau nggak masuk dua minggu. *tepok jidat*

    Untung kenanya sewaktu masih kecil. Coba kalau dewasa kena cacar. Gak kebayang mesti bolos kuliah seminggu. Bisa nggak lulus saya. Dokter sendiri pernah kena cacar?

    BalasHapus
  7. To Kencana,

    He..he..dokter juga manusia biasa yang bisa jatuh sakit.

    Saat kecil saya dan adik-adik juga pernah menderita penyakit Cacar ( Variola ). Ada lagi penyakit Cacar air ( Varicella ).yg merupakan penyajkit anak-anak. Hampir semua anak pernah terjangkit penyakit ini.

    Beda Variola dengan Varicella adalah: kalau Variola dapat menyerang anak dan dewasa, kalau Varicella menyerang biasanya pada anak-anak.

    Variola yang berat dapat menyebabkan kematian dan ketika sembuh biasanya meninggalkan bekas berupa bopeng pada kulit. Varicella sangat jarang menyebebkan kematian, dan bila sembuh tidak meninggalkan bekas pada kulit.

    Demikian, semoga bermanfaat dan terima kasih anda sudah berkunjung.

    Salam

    BalasHapus