Jumat, Juli 12, 2013

Mesin Penjawab Telepon



Demi tidak mengecewakan penelepon, pesawat telepon kami dilengkapi dengan mesin penjawab telepon ( answering machine ). Rupanya orang-orang di kota kami belum terbiasa dengan mesin penjawab telepon.

Dengan terpasangnya alat tadi bukannya menjadi lebih nyaman bila menghubungi pesawat telpon kami, tetapi sebaliknya bahkan menjadi lebih kacau. Tujuan untuk mempermudah menghubungi kami tetapi tetap saja kami sulit mengubungi kembali si penelepon.

Semula alat tersebut dipasang agar:

1.Bila kami sedang tidak berada di rumah atau sedang enggan menerima telepon, maka si penelepon dapat meninggalkan pesan, nama dan nomer penelpon agar kami dapat menghubungi kembali secepatnya.

2.Bila si penelepon mengucapkan pesannya, kami dapat mengenali suara sipenelepon, sehingga kami segera dapat mengangkat pesawat telepon.

3.Pasien dapat mendaftar sebelum berobat pada sore hari.

Pengalaman saya selama ini memang benar menunjukkan bahwa masyarakat belum terbiasa menghadapi mesin penjawab telepon. Mesin tadi berisi rekaman suara saya, “ Disini nomer 123456, sebutkan nama, pesan dan nomer telepon anda.” Rekaman suara tadi di ucapkan lambat agar dapat didengar dengan cermat.

Anda dapat menyimak pesan-pesan dari si penelepon:

1.“Nama saya Untung, Dokter harap datang ke rumah saya karena anak saya sakit.” ( tidak ada alamat, tidak ada nomer telepon, lalu saya harus datang kemana? ).

2.“Dokter saya mau daftar untuk berobat.” ( tidak disebutkan namanya, alamatnya, nomer teleponnya & kapan mau berobatnya, lalu apanya yang di daftarkan?.
)
3.“…………”, tanpa ada suara sedikit pun, lalu rekaman suara saya rupanya tidak diperhatikan sehingga si penelepon terbengong-bengong, kok tidak ada yang menyahut lagi. Kasus in adalah yang paling banyak terjadi. Kalau saya bertemu beberapa waktu kemudian maka mereka mengomel bahwa ketika mereka menghubungi kami, hanya disambut oleh suara rekaman saya saja. Lho kami juga kan manusia yang bisa pergi kemana saja semau kami dan kapan saja. Kok repot-repot ngurusin telepon sih. Kalau memang benar perlu sekali kan dapat meninggalkan pesan. Sarananya sudah tersedia silahkan dimanfaatkan, dari pada telepon tidak diangkat-angkat karena memang tidak ada orang di rumah.

4.Terdengar rekaman “Wah tidak ada orangnya“ ( maksudnya kok bicara tidak nyambung dengan si tuan rumah ), lalu hubungan telepon di putuskan.

Terpasangnya mesin penjawab telepon ini sudah banyak di kota-kota besar dan di kantor-kantor. Pernah suatu kali menghubungi suatu kantor di Jakarta. Deringan telepon saya disambut dengan rekaman suara dari seberang sama, lalu saya meninggalkan nama, nomer telepon dan tujuan saya menelepon. Ternyata rupanya saya menelpon hari Sabtu dimana kantor tersebut tutup.

Meskipun kantor tutup, saya mendapat telepon dari kantor tersebut pada hari Senin, 2 hari kemudian dan saya mendapatkan informasi yang saya tinggalkan dalam pesan saya pada mesin penjawab telepon kantor tersebut.

Nah inikan bagus. Komunikasi satu arah ini dapat memberikan hasil juga. Itulah mesin penjawab telepon yang dimanfaatkan dengan benar.



4 komentar:

  1. Pengalaman unik saat menghubungi pimpinan, eh nemunya rekaman suara. awalnyaa gag ngeh, langsung aaja diajak nyerocos laporan. :p

    BalasHapus
  2. To Pande Baik,

    Akhirnya terbiasa juga kan?

    Salam.

    BalasHapus
  3. Ahhh.... mungkin penelepon kurang peka. Saat masih kecil, pernah telepon saya dijawab mesin penjawab telepon. Karena takut & bingung, langsung saya putus sambungan.

    BalasHapus
  4. To Kencana,

    He...he...ternyata anda juga pernah mengalaminya saat yang menerima suara dari pesawat penerima telepon. Kalu belum terbiasa, kita jengkel juga ya, tapi saat ini banyak kantor yang memasang mesin penjawab telepon.

    Salam

    BalasHapus