8 Januari 2012
Setelah saya dan isteri berlibur dan menengok putra dan
putri kami di Sydney, akhirnya kami harus kembali ke tanah Air.
Dengan Electronik Ticket Garuda yang kami beli via Internet,
tidak dapat melakukan Electronic Check in. Berbeda dengan maskapai Penerbangan
Qantas yang berkantor pusat di Sydney, kami dapat melakukan Electronic Check in
via Intrenet. Pada bagian ini biasanya tidak banyak antrian.
Kekurangan ini dapat di kompensasi dengan kemudahan bila
terbang bersama Garuda yaitu para penumpang dapat dilayani oleh petugas
Imigrasi Indonesia di atas pesawat Garuda menjelang landing di
Bandara Sukarno-Hatta. Petugas akan memeriksa Paspor dan akan memberikan
Stempel Imigrasi sebagai tanda masuk
kembali ke Negara Indonesia.
Saat tiba di Bandara, kami hanya memberikan Kartu Immigration Clearance (
berwarna Merah ) kepada petugas Imigrasi dan tidak perlu antri di bagian
Imigrasi.
Saat kami melakukan Check in secara manual di Sydney Airport,
selalu mengalami antrian panjang 2 jam sebelum keberangkatan pesawat.
Pagi ini kami ikut antrian yang panjang. 7 petugas Check in
melayani para penumpang dari 2 penerbangan dari Sydney
ke Denpasar ( GA 0715 ) dan Jakarta
( GA 0713 ) secara
bersamaan.
Ada
ratusan calon penumpang dalam antrian. Kami harus mnunggu sekitar 30 – 45 menit
untuk dapat Check in dan mendapat Boarding pass ( karcis utuk dapat masuk ke
pasawat yang sudah tertera nomer seat kami duduk ). 3 koper pakaian seberat 38
Kg sudah masuk ban berjalan ke dalam terminal. Garuda mengijinkan kargo seberat
30 kg / penumpang atau 60 kg / 2 penumpang.
Check in selesai.
Sebelum kami memasuki bagain Imigrasi Australia, untuk minta stempel, tanda
meninggalkan Negara Australia,
kami berfoto bersama putra, putri dan anak mantu kami. Rasanya mesti bergantian
untuk mengambil foto bersama.
Foto bersama:
Saat itu ada seorang pria, usia sekitar 40-45 tahun yang
tidak kami kenal menawarkan diri untuk mengambil foto kami. Kebaikan spontan pria tersebut sangat
kami hargai dan kami berterima kasih kepadanya.
Saat Check in kami mengambil, mengisi Kartu tanda
meninggalkan Negara Australia
dan menyerahkan kepada petugas Imigrasi. Stempel di masing-masing Paspor,
selesai.
Masih ada waktu sekitar 1 jam sebelum kami diperbolehkan
memasuki pesawat Garuda yang sudah diparkir dekat terminal. Tampaknya banyak
penumpang yang akan menuju Jakarta melalui Gate
33 khusus untuk tujuan Jakarta.
Untuk tujuan Denpasar, penumpang harus menunggu di Gate nomer yang lain.
Pukul 12.30 p.m., 30 menit menjelang keberangkatan pesawat
pada pukul 13.00, para penumpang diperbolehkan memasuki pesawat. Yang mendapat
prioritas lebih dahulu adalah: bayi / anak-anak, Lansia, penumpang yang naik
kursi roda.
Pukul 13.00, pesawat garuda GA0713 mengambil posisi take off
di landasan pacu. Keberangkatan pesawat ini on time ( biasa ada delay sampai 1
jam ). Meskipun demikian waktu menunggu di landasan pacu yang hampir 1 jam ini,
berarti sama juga dengan waktu bila terjadi delay. Penumpang harus sabar
menunggu. Rupanya Garuda ini harus menunggu pesawat-pesawat lain mendarat.
Waktu Lunch sudah tiba, bahkan sudah lewat. Saat ini sekitar
02.00 p.m. 3 wanita Pramugari dan 1 Pramugara yang tampaknya berkebangsaan Indonesia mulai
membagikan hidangan Lunch.
Seorang Parmugari menghampiri saya dan bertanya “Bapak, memesan
Vegetarian meal?” yang saya jawab “Benar.”
“Baik, ini pesanan Bapak” katanya sambil memberikan sebuah
nampan plastik yang berisi pesanan saya yang saya pesan via Internet saat saya
menerima email berupa E-ticket Garuda, 2 bulan sebelum keberangkatan dari Jakarta ke Sydney.
Isi meal ini hampir sama dengan meal penumpang lain, selain
lebih banyak Sayur dan Buah-buahan ( buah Melon Hijau, Melon Kuning ), Kentang
rebus berkuah Kare, Sayur Selada, Steam rice, sedikit Susu, 2 potong: Roti
tawar dan Roti Kismis manis.
Minuman boleh pilih: mineral water, Coca coa, Sprit, Apple
juice dan Orange juice. Cukup bagus hidangan Garuda untuk penerbangan
Internasioanal ini. Pelayanan para awak
kabin juga bagus, ramah, dan keep smiling. Suatu service yang bagus bagi
promosi masakapi penerbangan Garuda ini.
Selama penerbangan para penumpang baik kelas Eksekutip
maupun kelas Ekonomi dapat mnonto Film pada LCD yang menempel di sandaran kursi
di depan seat yang kami duduki.
Di layar LCD dengan sistim Touch screen, kami dapat melihat
Film dan juga informasi / petunjuk penerbangan pesawat Garuda dari Sydney – Jakarta.
Tampak juga ada Peta yang menunjukkan secara real time, saat ini kami sedang
berada di mana? Semacam LCD pada alat GPS ( Global Positioning System ).
Selain itu juga LCD menujukkan, tampilan:
-
Ketinggian pesawat ( 12.100 meter dari permukaan tanah
)
-
Kecepatan pesawat ( 850 km / jam )
-
Kecepatan angina bertiup
-
Suhu di luar pesawat ( - 55 Celcius )
-
Waktu saat ini baik di Sydney dan Jakarta
-
Waktu keberangkatan ( dari Sydney ) dan kedatangan pesawat ( di Jakarta
)
-
Dan lain-lain informasi
Selesai Lunch time, diumumkan melalui pengeras suara di
dalam pesawat bahwa para penumpang dimohon untuk mempersiapkan Paspor dan
Lembar kedatangan kembali di Jakarta ( yang
sudah kami isi saat dalam penerbangan dari Jakarta
– Sydney ).
Ini service dari Garuda agar penumpang tidak perlu antri
lagi untuk minta Stempel di bagian Imigrasi Bandara Sukarno-Hatta. Pelayanan
ini konon sudah diberlakukan sejak bulan April 2010.
Ada 2 Petugas Imigrasi pria yang satu berseragam lengkap,
lengan panjang dan yang satu lagi berpakai Jas lengkap dengan Dasi. Mereka
bertugas mulai dari bagian depan pesawat di 2 gang / jalan kecil ( untuk
penumpang lewat ).
Mereka bekerja serentak di 2 jalur, melihat dan memeriksa Paspor,
kemudian menscanning pada sebuah alat
dan melihat tampilan data pemilik Paspor tsb. Bila semua o.k. Maka ia
membubuhkan Stempel berwarna Biru diatas lembaran Paspor sebagai tanda
kedatangan penumpang di Jakarta.
Tiap Paspor disisipi 1 lembar Kartu bewarna Merah sebagai
bukti Immigration Clearance. Kartu ini wajib diserahkan kepada petugas Imigrasi
di Bandara Sukarno-Hatta. Pelayanan Imigrasi di atas pesawat Garuda ini cukup
baik bagi para penumpang.
Saat tiba di Bandara, para penumpang tidak perlu antri di
bagian Imigrasi lagi, tetapi dapat langsung menuju dan mengambil Koper pakaian
di ban berjalan nomer 8 bagi penumpang GA 0713 ini. Tiap pesawat yang mendarat,
akan mendapat ban berjalan dengan nomer
tertentu.
Cukup lama kami ( sekitar 20 menit ) menunggu keluarnya
Koper-koper kami dan cukup waktu pergi ke Toilet secara bergantian.
Saya segera mengambil sebuah Troley, kereta dorong untuk mengangkut
koper-koper kami. Setelah 3 koper kami dapatka, kami antri di bagian Custom (
pabean ). 2 bagian ini segera penuh oleh para penumpang dari 3 pesawat yang
datang hampir bersamaan.
Handbag penumpang di letakan di ban berjalan untuk di scanning
dan dilihat pada layar monitor. Bila tidak ada masalah, boleh langsung lewat.
Lembaran kartu Pabean ( declaration card ) yang kami isi saat di atas pesawat kami berikan kepada
petugas wanita di bagian ini.
Selesai sudah semua prosdure kedatangan kami di Bandara
Sukarno-Hatta.
Adik kami dan supir yang sudah lama menunggu segera membantu
kami mendorong trolley untuk keluar dari
gedung Bandara.
Supir kami mengambil mobil di tempat parkir dan kami
menunggu di tepi halaman parkir yang penuh sesak dengan mobil pengantar dan
penjemput para penumpang.
Kesannya semerawut sekali dan ini terjadi dalam 24 jam /
hari. Kita harus waspada dengan barang bawaan kita, sebab suasana yang
ramai dan padat dapat membuat kita lengah dan barang bawaan kita bisa hilang diambil orang.
Saat sudah berada di dalam mobil jemputan, saya berdoa dan
bersyukur kalau kami sudah tiba kembali di tanah air dengan selamat dan sehat
walafiat. Amin.-
Sejauh"nya saya melompat, sampainya cuma sampai Jakarta Dok. He... Jadi bisa dikatakan gag pernah merasakan semua kenyamanan itu...
BalasHapusTo Pande Baik,
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung dan memberi komentar.
Pande jangan berkecil hati.Berdoa dan berharaplah Pande dan keluarga suatu saat dapat melancong ke negara Kangguru dan lain-lain negara. Siapa tahu, kalau Tuhan berkenan Pande dan keluarga juga dapat pergi berlibur kesana. Amin.
Tetap semangat.
Antrian panjang emang bikin capek. Saat ke New Zealand, ada pria yang baca komik saat ngantri. Langsung nyesel karena semua komik dah dimasukin koper.
BalasHapusWah, baru kali ini lihat foto keluarga Dokter. Kok fotonya blur ya? Anak-anak Dokter cantik dan ganteng ya.
Saat semrawut, saya lebih takut nyasar daripada dicopet. Sampai di bandara, ortu sering lupa mengaktifkan HP karena sibuk dengan koper. Hehehehe....
To Kencana,
BalasHapusAntrian panjang sudah tidak aneh lagi saat mau boarding di airport, apalagi saat high season ( bln. Desember ).
Foto ini diambil dgn Pocket digital camera yang diambil oleh orang yg mungkin kurang memahami saat menekan tombol. Harusnya menekan tombol 2 kali, yaitu yg pertama timbul warna hijau utk mengambil fokus sasaran dan yg kedua utk mengeksekusi / mengambil foto. Mungkin ia langsung menekan tombol hanya 1 kali saja shg belum fokus sudah dijepret. Akibatnya foto yg jadi tampak blur / tidak fokus. tapi kami sangat berterima kasih sekali atas bantuannya yg sudah mau mengambil foto kami. Laki-laki itu tidak kami kenal, hanya bertemu sekali saat itu di Sydney airport.
Kami mempunyai 2 anak, yg besar Ariyanto, paling kiri ( saat ini sudah selesai study S2 Kedokterannya nya, Radiotherapy Oncology / Pengobatan Kanker dgn penyinaran , di kota Sydney dan bekerja di salah satu Hospital di Sydney ). Ia menikah dengan Wira ( kedua dari kanan ), Computer Engineering. Mereka satu SMP di kota Cirebon.
Yang kedua yaitu Natalia ( sudah selesai study S1, Chemical Engineering dan S2 nya Biomedical Engineering ), saat ini bekerja di salah satu perusahaan obat di kota Sydney.
Mereka tinggal di masing-masing apartemen di Sydney yg dibayar dg cicilan dari gaji mereka.
Salam.