Jumat, Februari 13, 2009

Budi temanku


Kemarin saya bertemu dengan seorang teman se SMA, namanya Budi ( bukan nama sebenarnya ).
Budi meledek saya dgn ucapan,” Wah, enak ya Bas, jadi dokter.”

Saya diam sejenak, lalu berkata “ Emang kenapa sih, Bud.”
Budi menjawab “ Enak, dokter banyak duitnya.”
Saya menjawab “Yang banyak duit yaitu Pedagang, bukan Dokter.”

Saya teringat ucapan seorang Dosen ketika saya kuliah tingkat II di Fak. Kedokteran.
Beliau berkata “ Kalau mau kaya jangan jadi Dokter, jadilah seorang Pedagang saja. Jadi Dokter baik. Jadi Pedagang baik, tetapi jangan jadi Dokter yang Pedagang”

Budi berkata lagi “ Tapi ngomong-ngomong, doa dokter jelek. Semoga banyak yang sakit. He..he..”

Diledek begitu saya menjawab “ Itu kata kamu lho, bukan kata saya. Saya tidak takut Rakyat Sehat Dokter Melarat, karena yang membutuhkan pertolongan Dokter bukan hanya orang yang sakit saja. Orang sehatpun butuh pertolongan dokter.”

Budi “ Eh, mana bisa begitu!”

Saya menjawab “ Bisa! misalnya orang yang ingin:

· Melahirkan cari Dokter
· Disunat
· Ikut KB
· Chek up kesehatan
· Langsing
· Gemuk, dsb semuanya cari Dokter.

Jadi yang butuh Dokter tidak selalu orang yang sakit tetapi juga yang sehat. Di pintu Ruang Periksa saya tempel tulisan SEMOGA LEKAS SEMBUH. Artinya sebelum diperiksapun, saya sudah mendoakan agar sembuh. Jadi doa saya baik, bukan malah sebaliknya semoga banyak yang sakit”

Budi berkomentar “Wah kalau berdebat dengan Dokter, engga bisa menang nih. Bas, enak ya jadi Dokter.”

Saya jengkel juga, ia selalu meledek saya, akhirnya saya berkata “ Bud, kalau jadi Dokter itu enak, kenapa kamu tidak jadi Dokter saja?

Budi menjawab dengan wajah yang memelas “ Ah…orang tuaku tidak mempunyai dana untuk menyekolahkan saya untuk menjadi Dokter dan lagi pula otakku tidak seencer otak kamu, Bas.”

Ah..saya sudah menyinggung perasaan hatinya. Maafkan aku, teman.

Lalu saya berkata “ Bud, kalau semua orang menjadi Dokter, lalu siapa yang menjadi pasien?”

Budi berkomentar “Iya benar. Di dunia ini harus ada keseimbangan, ada yang jadi Dokter dan ada yang jadi pasien. Ada siang dan ada malam. Iya sudah, Bas, semoga banyak pasiennya.”

“Amin, “ kata saya, sebelum kami berpisah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar