Sabtu, Februari 07, 2009

Menikmati kesendirian

Kadang-kadang saja saya dapat menikmati personal privacy.

Pagi ini setelah jam praktek pagi telah usai, pukul 10.00 WIB, maka meluncur menuju Carrefour Dep. Store di kota kami, Cirebon. Saya belanja barang-barang keperluan rumah tangga, seperti: tissue dapur, buah-buahan, sabun mandi dll.

Suasana yang adem berkat AC sentral gedung dan tidak banyak orang yang shopping pada jam-jam sepagi ini membuat betah saya untuk melihat-lihat barang-barang yang terdapat di D.S. ini.

Ketika dirasa sudah cukup belanja, saya menuju Kasir. Wah…tidak terasa banyak juga uang yang harus dikeluarkan. Ya sudah, gesek saja Kartu Kredit. Bayar bulan depan. Besok lusa saya setor uang ke Bank saya. Beres.
Kadang-kadang bayar dengan Kartu Kredit lebih dihargai, padahal ngutang. Kita merasa lebih PD bila mempunyai Kartu Kredit pada keadaan-keadaan tertentu. Kalau kita bermalam di Hotel di kota besar, membayar di Kasir lebih umum dan praktis bila membawa Kartu Kredit. Para kasir juga begitu. Jaman sudah berubah banyak atau kita yang ketinggalan jaman? He..he..
Keluar dari gedung Dep. Store saya melihat ada banyak konter yang menjual makanan di teras gedung. Saya membeli sebuah kue dadar gulung yang dibuat baru dengan bumbu kacang dan strawberi. Fresh from the oven. Enak dimakan hangat-hangat.

Saya duduk disebuah kursi yang banyak kosong. Bisa pilih mau duduk dimana, mana suka. Saya dapat menikmati semuanya sendirian. Tidak ada teman duduk atau ngobrol. Benar-benar alone.
Udara yang cerah dengan angin sepoi-sepoi membuat saya betah menikmati jajanan ringan ini. Untuk mendorong kue ini, saya membeli 1 cup air teh dingin merk P.
Saya melihat 1 keluarga: ayah, ibu dengan 2 anak Balita mereka. Mereka tampak gembira. Terdengar teriakan gembira anak-anak tadi ketika Ibunya membelikan mereka masing-masing 1 cup es krim.
Saya ikut gembira melihat tingkah laku Balita itu.
Ingatan jangka panjang saya kembali ke tahun 1985 dimana putra dan putri kami juga ketika sebaya dengan mereka. Suasana keluarga saya mirip dengan keluarga yang saya lihat saat ini. Dulu mereka masih Balita, sekarang mereka sudah lulus S1 dan S2 nya, bahkan putra kami yang sulung sudah berkeluarga.
Tidak setiap hari kami dapat melihat putra/i kami. Paling tidak 2 tahun sekali kami dapat berkumpul bersama menikmati Lunch atau Dinner setelah melancong ke tempat-tempat pariwisata di negara Kangguru.
Kami bersyukur masih dapat saling berkomunikasi by phone, by SMS or by email. Saat ini masalah komunikasi sudah tidak menjadi masalah bagi kebanyakan orang. Kita patut berterima kasih kepada kemajuan tehnologi
komunikasi di negara kita dan negara-negara lain dengan harga yang terjangkau.
Lamunan saya terhenti oleh bunyi klakson sebuah Sedan yang akan keluar dari halaman parkir. Jajanan dan air teh sudah habis masuk ke dalam lambung saya. Lalu what next?

Pulang, ya pulang. Di rumah, saya harus memasak nasi by Rice cooker sebelum isteri tercinta pulang dari Kantornya, ngetik artikel ini dan buka inbox saya di gmail.com untuk melihat adakah email yang masuk?

Pagi ini saya telah menikmati kesendirian saya. Semoga di lain hari saya masih dapat menikmatinya lagi dan menulis kisah yang lain lagi.

6 komentar:

  1. Anonim8:05 AM

    Mantaaabbbzzz Dok. Tumben hari ini saya membaca sebuah diary seorang dokter yang saya segani. Dalam sebuah BLoG pula.
    Nanti sekalinya buat pengalaman menghadapi dan mendidik anak sediri Dok. Apalagi kini mereka bisa berhasil dan sukses. :)

    BalasHapus
  2. To Pande Baik: Kadang saya bingung, mau nulis apa ya. Tangan sudah gatel mengetuk-ngetuk keyboard Desktop saya. Finally saya menulis seperti itu apa yang saya rasakan. Kalau ada kesempatan yang baik saya akan menulis tentang anak-anak kami. Makasih sudah rajin beri comment bagi saya. Salam sukses.

    BalasHapus
  3. Anonim10:38 AM

    Emang ya Dok, kalo semuanya sudah ngga ada lagi / jarang muncul di kehidupan kita baru terasa. Bacaan ini mengingatkan saya untuk lebih dekat dengan istri dan anak2 yang masih kecil agar nantinya tidak ketinggalan moment2 bahagia bersama mereka.

    BalasHapus
  4. To Happycook70: Betul sekali. Sering kali moment tertentu tidak akan terulang untuk kedua kali. Yang teringat hanyalah kenangan manis. Hal ini dapat teroobati bila kita mempunyai album foto keluarga. Saya punya Foto2 putra/i kami mulai HUT ke 1 s/d 10. Betapa indahnya kenangan ketika mereka masih kecil. Hobi Fotografi sangat berguna.

    BalasHapus
  5. Wah, pasti berat ya merelakan kepergian putra-putri Dokter ke luar negeri. Di sisi lain senang karena mereka sukses, tapi rindu di sisi lain.

    BalasHapus
  6. To Kencana,

    Anda benar. Jauh di mata tetapi dekat di hati.

    Salam

    BalasHapus