Senin, Februari 16, 2009

Corpus alienum



Kemarin sore datang berobat Udin ( bukan nama sebenarnya ), 4 tahun diantar oleh Ibunya, Ibu Aminah ( bukan nama sebenarnya ).

Ibu Aminah berkisah bahwa di dalam hidung Udin ada biji Jagung rebus. Aneh juga ya, mestinya Jagung Rebus ada di dalam rngga Mulut dan bukan ada di dalam rongga Hidung. Ketika Udin makan Jagung rebus pemberian Ibunya, Udin dengan iseng memasukkan sebiji Jagung ke dalam lubang Hidung bagian kanan.

Dengan bangga Udin berkata kepada Ibunya “ Bu, Jagungnya sudah masuk kesini.” sambil menunjuk Hidungnya.

Ibu Aminah kaget mendengar perkataan Udin. Hah….. bagaimana ini, nanti Udin tidak dapat bernafas. Ya Tuhan tolong…..

Biji Jagung itu sukar dikeluarkan dan Ibunya meminta pertolongan saya yang buka praktek umum dekat rumah mereka.

Setelah saya memastikan adanya Corpus alienum ( benda asing ) di dalam rongga Hidung, saya memutuskan untuk mencoba mengeluarkannya sebelum saya merujuk kepada Sejawat Ahli THT.

Dengan bantuan sebuah Spoon ( sendok ) kecil khusus, akhirnya saya berhasil mengeluarkan Biji Jagung rebus itu yang sudah bercampur dengan lendir / ingus Udin. Saya perlihatkan benda itu kepada Ibu Aminah dan tampak gembira bahwa benda asing itu sudah keluar dari Hidung Udin, putranya.

Ibu Aminah berkata kepada saya “Enak ya Dok. Dokter dengan mudah dapat mengeluarkannya dari Hidung Udin”.

Sebenarnya saya juga berpikir, kalau saya gagal mengeluarkannya, saya malu dan harus mengirim ke Sejawat Ahli THT. Ceritanya jadi panjang.

Kalau mendapat pasien dengan adanya Corpus alienm ( benda asing ) dalam tubuhnya saya selalu teringat akan kisah putra kami.

Kisah ini terjadi pada tahun 1984…….
Isteri saya sering membersihkan kotoran hidung ( upil ) putri kami, Elisa ( bukan nama sebenranya ), 2 tahun dengan menggunakan sebuah Peniti ( dalam keadaan tertutup ). Ekor Peniti yang membentuk bulatan itu dengan mudah mengeluarkan upil dari hidung Elisa. Kejadian ini selalu diamti oleh Jon ( bukan nama sebenarnya ), 4 tahun, kakak Elisa.

Suatu siang, Jon berkata kepada Ibunya bahwa ada Peniti dalam Hidungnya. Ibunya panik dan memanggil saya. Saya segera mengambil sebuah Lampu senter untuk memastikan benarkah ada Peniti dalam Hidung Jon? Rupanya Jon secara iseng memasukkan Peniti yang sering dipakai ibunya ke dalam hidungnya sendiri. Rupanya Jon ingin menjadi Dokter, yang kelak keinginannya ini terkabul pada bulan Desember 2005 ketika Jon di wisuda di UNWS ( University of New South Wales ), Sydney. Elisa juga sudah menjelesaikan study S2 nya di kampus yang sama.

Benar, saya melihat benda putih mengkilap yang memantulkan sinar lampu senter. Peniti!
Saya segera meminta bantuan Klinik Rongen terdekat untuk membuat Foto dari 2 projeksi ( sisi ) yaitu dari : depan ( Anterior ) dan dari samping ( Lateral ).

Foto Rontgen itu benar menunjukkan benda putih ( radioopaq, tidak tembus sinar X ) dengan bentuk yang sesuai untuk sebuah Peniti. Lokasi Peniti itu sebenarnya tidak terlalu jauh dari lubang Hidung Jon.

Seperti biasa bagi Dokter juga yang manusia, selalu minta bantuan Teman Sejawat untuk melakukan suatu tindakan kepada putra/inya.

Saya segera minta bantuan seorang Teman Sejawat Ahli THT. Ibu Doker ini juga nampaknya agak panik menghadapi kasus Corpus alienum ini. Tindakan pertolongan yang diberikan tidak berhasil mengeluarkan Peniti dari lubang hidung Jon. Celaka…nih. Kami khawatir kalau-kalau Peniti ini jatuh dan masuk ke dalam saluran pernafasan Jon. Tambah repot lagi.

Kami berdoa kepada Tuhan. Apa yang harus kami lakukan? Tolonglah Jon, ya Tuhan.

Otak saya bekerja dan berpikir. Minta bantuan Dr. THT di Bandung!! Segera saya cari nomer telpon Dokter THT, mantan suhu ( guru, dosen ) ketika kami kuliah di F.K. Maranatha yang masih bekerja di RS Immanuel Bandung..

Telepon tersambung dan saya ceritakan kisah Jon.
Suhu kami berkata “Tenang, Bas. Begini saja. Sekarang sudah sore. Jadi besok pagi-pagi, sepagi mungkin bawalah Jon ke rumah saya dan jangan diberi makan pagi, agar tidak muntah ketika saya bius total. Nanti akan saya bantu.” Jawaban Suhu sangat mendinginkan perasaan kami.

Segera saya cari supir untuk membawa Minibus kami besok pagi ke Bandung pulang pergi. Saya dan Jon tiba di rumah Suhu kami di Jl. Pasirkaliki Bandung tepat pukul 07.00. Suhu kami sudah mempersiapkan segala sesuatunya.

Jon diberi hirupan gas bius yang membius Jon selama sekitar 10 menit agar Suhu kami dapat mengeluarkan Peniti dari rongga Hidung Jon. Tubuh Jon saya pangku dalam posisi duduk di sebuah kursi dan kepala Jon saya pegang sedemikian rupa sehingga Suhu kami dengan leluasa dapat memasang Spekulum Hidung untuk melebarkan lubang hidung Jon dan dengan bantuan sebuah Pinset ( penjepit ), dengan cekatan dan dalam waktu hanya beberapa detik saja Suhu kami dapat mengeluarkan Peniti itu. Peniti itu sudah mulai berkarat hanya dalam waktu semalam saja.

Suhu kami menolak menerima Doctor Fee dan berkata kepada saya “ Pulanglah Bas ke Cirebon, putramu sebentar lagi sadar.”
Saya sangat berterima kasih atas bantuan Suhu dan mohon pamit. Jon terbangun dengan santai, tidak tahu apa yang sudah terjadi beberapa menit yang lalu. Jon tampak sehat dan berkata kepada saya “ Pah, Jon lapar.”
“Iya. Ayo kita cari makanan di sebrang jalan ini.”

Saya membeli sebuah Cake yang paling besar, paling mahal harganya dan minta bantuan Toko Roti ini untuk mengirimkanya ke alamat rumah Suhu kami di seberang jalan. Kami sarapan Roti isi Keju kesukaan Jon dengan hati penuh puji syukur kepada Tuhan yang sudah menolong Jon melalui tangan Suhu kami. Saat saya menulis artikel ini, Suhu kami sudah dipanggil Tuhan beberapa tahun yang lalu.

Sambil mengunjah Roti, saya bicara dengan isteri tercinta via handphone dan melaporkan bahwa Suhu sudah berhasil mengeluarkan Peniti itu. Keadaan Jon baik-baik saja dan sedang menikmati Roti Kejunya. Saya simpan dan membawa pulang Peniti itu untuk diperlihatkan kepada isteriku dengan pesan agar jangan menyimpan benda tajam ( peniti, jarum, gunting, silet, pisau, dll ) di sembarang tempat untuk mencegah kejadian yang sama di lain waktu..

Isteriku berkata dengan gembira “Ya Tuhan terima kasih. Segeralah pulang ke Cirebon tapi jangan ngebut. Belilah Tahu Sumedang sebagai oleh2nya ya”.

Mungkin Jon sudah lupa kejadian ini, tetapi saya masih ingat seolah-olah kejadian itu terjadi kemarin pagi. Waktu cepat sekali berlalu.Tau-tau saya sudah berumur 16 dibalik.

Beberapa kali saya berhasil mengeluarkan Corpus alienum di tubuh pasien saya seperti Suhu kami berhasil mengeluarkan Peniti dari Hidung Jon. Kisah Corpus alienum ini menurun dari Suhu kepada saya. Terima kasih, Tuhan.

Kring………
Saya tersentak mendengar suara Bel pintu, tanda ada pasien yang mau berobat.

6 komentar:

  1. Anonim9:44 AM

    bgm bila kasusnya.....yg masuk itu gabus di cavum nasi.....boleh tdk cuman pake lokal anastesi

    BalasHapus
  2. To Anonymus,

    Semua benda asing termasuk gabus yang berada dalam rongga hidung / cavum nasi mesti segera dikeluarkan sebab dapat mengganggu jalan aliran udara pernafasan.

    Caranya kalau dirasa dapat dikeluarkan tanpa anestesi, lakukanlah segera. Bila perlu anestesi dapat dilakukan dengan cara menghirup suatu gas bius yang masa kerjanya sekitar 10 menitan. Pasien terutama anak-anak akan tertidur dan benda asing dapat dengan mudah dikeluarkan. Bila pasien meronta-ronta o.k. ketakutan atau kesakitan maka sangat sukar melakukannya.

    Dr. THT dapat melakukannya dengan baik. Kalau dirasa sulit dilakukan ditempat praktik dokter umum , segeralah dirujuk ke Unit Gawat darurat RS terdekat.

    BalasHapus
  3. indri puspitasari11:48 AM

    ada gambar roentgen'y ga???

    BalasHapus
  4. To Indri Puspitasari,

    Sebelum ke dr THT yang pertama saya membuat Foto Rontgen. tamak gambar Peniti warna putih ( radioopaq ).
    Jelas ada Corpus alienum.

    Pada kisah yang pertama, butir jagung benda yang radioluscent, pasti tidak akan tampak. Jadi percuma bikin Foto Rontgen dan jelas tampak dari luar bahwa itu benda warna kuning dan rapuh ktk di jepit pinset.

    Makasih sudah berkunjung dan beri komentar,

    BalasHapus
  5. tulisan yang bagus pak. saya pun pernah mencoba ekstraksi korpus alienum bola karet kecil dari hidung seorang anak usia 4 tahun. bedanya, aksi saya kali ini gagal, dengan berat hati akhirnya saya rujuk ke dokter THT. mungkin bisa share alat seperti apa yang bisa dipakai untuk ekstraksi dengan baik?

    BalasHapus
  6. To Aries,

    Maaf terlambat menjawab.

    Alat yang saya pakai utk mengeluarkan benda asing yg menyumbat lubang hidung biasanya adalah sebuah sendok kecil ( spoon )/ Alat itu ternyata alat utk memencet Jerawat. Ada lubang di dasar spoon tadi.

    Lebih baik rujuk ke Ahli THT dg peralatan yg lebih baik. Kalau kita berada jauh dari Ahli maka daat dicoba semaksimal mungkin dengan alat2 yg kita punyai.

    Kalau anak diatas 5 tahun dapat dicoba utk mengeluarkan benda asing itu dg cara mengeluarkannya dengan mengeluarkan nafas dari lubang hidung tsb. Lubang yg satunya ( yg normal ) ditutup dg jari. Dg desakan udara diharapkan benda asing tsb terdorong keluar. Kalau gagal dicoba dikeluarkan dg spoon kecil tadi. Bila beruntung maka corpus alienum tsb akan dapat dikeluarkan. Amin.

    BalasHapus