Selasa, Februari 24, 2009

Ikan


Ikan bakar atau Pepes ikan tentu lebih nyaman bila disantap dari pada makan cindil bukan?

Ikan merupakan lauk yang bagus untuk konsumsi penambah Protein ( zat putih telur ). Kandungan Kolesterol yang rendah, menyebabkan ikan lebih banyak disukai dari pada Daging Merah ( sapi, kerbau atau kambing ) oleh orang yang mengerti Gizi.

Demikian juga orang Jepang yang gemar makan Sashimi atau irisan daging Ikan mentah yang dicocol Kecap Jepang, disantap dan didorong dengan minum Sake ( arak Jepang ). Rasanya enak sekali kata mereka.

Saya pernah mencoba makan Sashimi, ikan Salmon mentah di sebuah Rumah Makan Jepang ( Japanese restaurant ) di kota Sydney. Sepotong ikan mentah itu langsung membuat perutku mual dan memuntahkan daging ikan yang sudah tertelan. Putra kami tertawa melihat ayahnya mual dan muntah. Gila..apa tidak ada lauk lain?

Akhirnya saya melahap lauk lain yaitu benda warna kuning yang ukurannya imut-imut, yang ternyata itu adalah telur ayam kukus. Ya sudah lumayanlah dari pada lauk yang mentah dan berbau amis. Daging ikan Salmon lebih amis dari pada daging ikan Trout yang banyak dijual di Sydney Fish Market, suatu pasar ikan segar di tepi salah satu pantai Sydney. Meskipun amis tetapi rasanya emang nyam-nyam. Sepotong ikan Salmon ditaruh di atas sebuah wajan panas yang sudah diberi sedikit minyak sayur, dalam waktu beberapa menit sudah matang dan menghasilkan aroma yang menggugah selera makan. Ikan ini diberi sedikit Garam dapur dan merica. Ikan goreng ini disantap dengan dicocol Kecap ditambah sedikit Sambal botol. Wah… sampai lupa berdiri dari duduk di kamar makan nih.

Beberapa tahun yang lalu, saya tinggal sendirian di rumah, karena Pembantu pulang mudik ke kampungnya dan isteri saya pergi ke Jakarta untuk suatu keperluan. Datanglah seorang kurir yang mengantarkan sebuah Kantong plastik berisi air dan 20 ekor Ikan Mas ( ikan Kancra ) seukuran telapak tangan orang dewasa yang masih hidup. Sang kurir berkata bahwa ini kiriman dari Ibu Hajah Esmirah ( bukan nama sebenarnya ), hasil panen tambak ikan air tawarnya. Menjelang Hari Idul Fitri mereka biasa memanen tambak ikan dan ingin berbagi dengan Ibu Dokter.

Ibu Ewsmirah ini pasien isteri saya. Wah rejeki nomplok nih. Saya tidak usah belanja ikan di pasar. Semua ikan itu saya masukkan ke dalam bak mandi pembantu kami yang sedang pulang mudik.

Keesokan harinya saya melihat semua ikan mati terapung diatas permukaan air bak mandi itu. Saya tidak sadar bahwa air ledeng mengandung Kaporit yang membuat semua ikan mati.

Aku bingun mau diapakan ikan sebanyak ini?
Saya mengambil 2 ekor ikan dan membuang isi perutnya. Saya membungkusnya dengan selembar platik dan memasukkannya ke dalam Freezer, lemari pendingin kami. Nanti siang akan saya goreng seekor dan sisanya dapat untuk lain hari.

18 ekor ikan sisanya mau di apakan ya?
Saya teringat kepada Pak Jen ( Jaenudin, bukan nama sebenarnya ), tetangga kami. Saya panggil dia dan saya tawarkan ikan-ikan itu.

“Pak Jen, apakah Bapak mau ikan? Saya dapat banyak ikan Mas dari pasien kami. Ikan –ikan itu tidak habis bagi kami. Saya mau berbagi kepada Pak Jen. Tolong berikan juga kepada para tetangga Pak Jen. Jangan di jual ya.” saya berpesan sambil menyerahkan sekantong plastik yang berisi ikan-ikan itu.

Pak Jen kegirangan dapat rejeki nomplok. Saya juga bersyukur dapat berbagi rejeki dengan tetangga kami menjelang Hari Raya Idul Fitri. Minal aidin walfaizin. Mohon maaf lahir dan batin.

6 komentar:

  1. Anonim7:36 AM

    BRAVOOOO...
    Lama saya tak mampir, ternyata Pak Dokter masih rajin posting. Saya sampe kewalahan bacanya... Salut Pak...

    BalasHapus
  2. To Pande Baik: he..he..banyak posting yang saya buat utk mengisi waktu luang sambil tunggu pasien datang. Eh...gimana tesisnya? Sudah selesai? Salam Sukses.

    BalasHapus
  3. To Garmin,

    Thank yu for your coming.

    BalasHapus
  4. Sama. Saya nggak suka makanan Jepang yang serba mentah. Apalagi sashimi. Hiii.... Di Jepang jarang makan masakan Jepang.

    20 ikan? Waduh. kalau setiap hari makan ikan, bisa mual ikan. Memang mending dibagi ke orang.

    BalasHapus
  5. To Kencana,

    Saya juga tidak suka ikan mentah. Mesti diolah dahulu ( digoreng, dibakar ditim dll ).

    Iya benar akhirnya ikan-ikan itu saya sumbangkan kepada orang lain, tetangga saya.

    Salam.

    BalasHapus