29 Desember 2011.
08.00 a.m. cuaca cerah. Enak untuk bepergian.
09.30 a.m. putri kami, saya dan isteri berniat akan
mengunjungi City yang merupakan daerah CBD ( Central Business Districk ) dengan
naik kereta api ( train ) dalam kota dan akan berhenti di stasiun Central. Stasiun
Cental merupakan pusat dari daerah kereta api. Tujuan kemana saja dapat dijangkau bila kita naik
train dari Central.
Foto Mascot:
Kami membeli tiket di mesin tiket seharga AUD (
Australian dollar ) 4,40 / tiket, untuk perjalanan dari stasiun Mascot –
stasiun Central. Kompleks stasiun berada di bawah permukaan tanah sehingga
tidak tampak dari jalan raya.
Foto:
Ada banyak Peta dan route perjalanan train terpampang
di dinding gedung, misalnya Mascot – Central ditempuh dalam 8 menit.
Naik train tidak terasa guncangan roda-roda train.
Yang terasa adalah tubuh kami bergerak maju dan berpindah tempat dengan mulus.
Kadang-kadang cepat dan kadang-kadang melambat, tidak terasa ada hentakan.
Train yang bersih, dingin ber-AC, selalu terdengar suara wanita untuk
memberitahukan train sudah tiba dimana dan akan berhenti stasiun berikutnya. Mirip
dengan naik MRT ( Mass Rapid Transit ), kereta api / train di Singapore.
Route Mascot – Central, melewati stasiun Green
Square ( juga terera pada Peta di lembaran Tiket ). Setiap train berhenti,
pintu keluar / masuk yang berukuran besar akan terbuka / tertutup secara
otomatis. Pintu akan terbuka selama sekitar 1 menit. Tidak ada petugas / kondektur
yang kami lihat.
Saat kami akan kembali ke Mascot kami naik train
dari stasiun St. James. Pada LCD kami melihat daftar train yang akan masuk
stasiun sesuai dengan tujuan stasiun masing-masing. Pada jalur Mascot dan
Airport kami melihat 8 menit lagi. Pada
menit ke 4 akan tiba train yang menuju ke stasiun tujuan yang lain. Kedatangan
dan keberangkatan train yang tepat diatur oleh Komputer. Train datang dan pergi
silih berganti dalam bilangan menit dan tepat waktu.
Di stasiun Central ( Pusat ) ada banyak jalur rel
train untuk banyak tujuan stasiun. Pada jam-jam sibuk ( berangkat dan pulang
kantor / kuliah ), train penuh sesak dengan para penumpang. Bila penuh dapat
juga naik train yang berikutnya setelah menunggu sekian menit lagi, yang bisa
juga masih penuh. Pada jam-jam tidak sibuk, ada banyak seat di lantai 1 atau
lantai 2 ( train bertingkat ). Tiket terusan ( mingguan / bulanan ) bagi para
pekerja kantoran / student akan lebih murah lagi sebab mereka naik train tiap
hari.
Bagi kami harga tiket AUD 4,40 ( pulang pergi ) dari
Mascot ke Central selama 8 menit perjalanan, sama dengan uang 4,4 x Rp. 9.000 =
Rp. 39.600 atau Rp. 19.800,- pulang pergi. Kalau dinilai dengan AUD terasa murah, tetapi bila dengan IDR akan
terasa mahal, tetapi sebanding dengan pelayanan yang kita terima ( train yang bersih,
dingin ber-AC, tepat waktu, aman, tidak ada asap rokok atau copet ).
Yang paling penting adalah on time ( tepat waktu )
sebab “Time is money” bukan? Tidak ada delay, kecuali keadaan memaksa (
kecelakaan, gangguan alam dsb yang tidak terjadi setiap hari ). Naik pesawat
terbang saja sering mengalami delay yang menjengkelkan dan bahkan sampai
berjam-jam. Cape deh. Padahal para penumpang yang jumlahnya ratusan orang
diminta untuk datang 1-2 jam sebelum waktu keberangkatan pesawat.
Selain train, ada juga bus sebagai alat transportasi
dalam dan luar kota dengan kwalitas sebaik naik train. Kita dapat naik train
atau Bus tergantung kemana kita akan pergi.
Bila naik Sedan pribadi ke daerah City pada siang
hari ( jam sibuk ) ada kendala tertentu, yaitu: sudah cari tempat parkir dan
biaya parkir / jam terasa mahal ), makumlah City merupakan area CBD.
Ingin melihat kota Sydney dapat juga ikut Bus
khusus. Asyik juga duduk di lantai atas Bus yang terbuka. Kalau di Indonesia
bisa kena tilang Pak Polisi.
Foto Bus:
Kami turun di stasiun Central, kemudian berjalan
kaki ( olah raga jalan kaki lagi ) menuju Market City ( dulu rasanya bernama
Paddy’s Market ), suatu Pasar trdisionil yang besar yang khusus menjual
barang-barang souvenir ( Baju, T shirt, Jaket, Gantungan kunci, Lukisan foto
dan lain-lain.
Foto Market:
Banyak orang dari berbagai Bangsa dan bahasa ada
disini. Bila penjualnya orang Chinese, maka tawar menawar ( mesti dilakukan di
Pasar ini ), dalam bahasa Mandarin, bisa dapat harga lebih murah. Kalau saya
perhatikan label harga dari barang-barang yang sama di tiap Kios berharga sama
/ seragam.
Suasana Tahun Baru Imlek mulai terasa di Pasar yang
didominasi oleh ras Oriental ini. Lampion bewarna Merah banyak digantung di
Lobi Pasar ini.
Foto Lampion:
Kami membeli beberapa souvenir untuk oleh-oleh dan
berkeliling lagi ke Gedung-gedung Perbelanjaan lain dan Kedai Makan untuk
Lunch. Kami mencicipi hidangan Thai di Chat Thai Resto. Konon hidangannya enak,
tidak heran kami harus mengunggu antrian meja kosong selama sekitar 15 menit
untuk dapat duduk dan memesan hidangan. Ayam panggang ala Thai, rasanya empuk,
gurih dan enak. Seenak dengan harganya dalam AUD.
Hari ini sebenarnya kami ingin berkunjung ke Gedung
yang bernama QVB ( Queen Victoria Building ) yang terkenal itu. QVB yang megah ini tiap hari penuh dengan para pengunjng.
Saat ini QVB ini menjadi Mall besar, mewah dan ramai. Beberapa tahun yang lalu
kami pernah berkunjung dan berfoto bersama disini. Sebuah foto kenang-kenangan.
Disini terdapat patung Ratu Inggris, Victoria dan
sebuah Jam besar yang berbentuk kotak. Pada jam-jam tertentu akan berbunyi dengan
suara yang khas.
Foto:
Badan sudah lelah, waktu sudah menunjukkan 04.10 p.m.
( Sydney time ) dan kami ingin kembali ke Mascot.
Stasiun train terdekat dengan QVB ini adalah stasiun
St. James yang juga berada di bawah tanah. Jalur kereta api ada dibawah tanah, sehingga tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas di permukaan tanah. Disini
tidak ada Becak, Bajay, Angkutan kota dan Sepeda motor yang sering menimbulkan
kemacetan lalu lintas yang serius seperti di tanah air.
Train meluncur dengan mulus ke arah Mascot dan berhenti
di stasiun Museum, Central dan Green Square. Kami tiba dengan selamat di stasiun
Mascot. Suasana hiruk pikuk, sibuk dan penuh sesak dengan orang di CDB, berganti
dengan suasana Mascot yang lebih tenang, santai dan terlihat hanya beberapa
penumpang yang berjalan santai. Beda area, berbeda pula suasananya.
Selesai sudah “City tour “ kami.
Badan lelah, mata ngantuk, sesuai dengan kapasitas usia
kami, tetapi hati puas sudah dapat mengunjungi City lagi dengan naik train.
Sydney adalah kota besar, banyak Bangsa (
multirasial ), banyak Bahasa, banyak Kebudayaan dan merupakan kota dengan biaya
hidup yang tinggi, sesudah kota London dan Tokio.
Selamat malam,-
Pesawat yang on time itu jarang bangeeet. pasti ada delay 5-10 menit (dari pengalaman saya).
BalasHapusBusnya lucuuu... bus tour saya sih biasa2 saja.
Biarpun biaya hidup tinggi, tapi gaji di sana juga tinggi kan? Jadinya impas kalau gitu.
To Kencana,
BalasHapusAnda benar, pesawat terbang saat ini sudah tidak ada yang on time lagi, selalu ada delay antara 15 - 30 menit yg masih dalam batas wajar.
Kami tidak naik bus tur ini, kebetulan ada bus tur yang berhenti di dekat kami dan saya mengambil fotonya. Bus tur ini dioperasikan hanya lokal saja di daerah CBD ini.
Disini gaji kecil dan pengeluaranpun harus kecil pula ( disesuaikan ). Di Aussie gaji besar, tetapi pengeluaran juga besar ( harus disesuaikan juga ). Kalau kirim uang AUD ( Australian dolar ) ke Indonesia, karena nilai tukarnya besar maka nilai uang itu besar juga. Sebaliknya bila kirim uang IDR ( Indonesian Rupiah ) ke Aussie maka nilainya kecil karena nilai tukar uang yang tidak seimbang.
Salam
Padahal negara impian saya tuh gajinya besar, dan kebutuhan pokok murah. Sayangnya mustahil ada negara kayak gitu. Hehehehehe....
BalasHapusTo Kencana,
BalasHapusBenar, ada harga ada barang.
Salam.