26 Desember 2011:
05.55 wake up and take a shower.
Diguyur air hangat, badan terasa segar. Melalui jendela kamar tidur, tampak
gedung-gedung bertingkat tempat tinggal ( flat ). Kiri, kanan, belakang flat
putri kami terdapat banyak gedung, nampak seperti Building forest.
Tiap 15 menit saya mendengar deru mesin pesawat di
udara. Berbagai Maskapai penerbangan baik domestik maupun internasional tiap
hari nampak di udara sekitar Flat. Makumlah flat ini berlokasi dekat Sydney
Airport. Para penduduk akhirnya sudah terbiasa mendengar deru nesin jet di udara
flat mereka.
26 Desember merupakan hari libur nasional Australia,
Boxing day. Semula saya pikir ini ada hubungannya dengan olahraga Kick boxing
atau tinju, ternyata bukan itu maksudnya. Boxing day merupakan hari untuk
membuka kotak-kotak bingkisan Natal. 25 dan 26 Desember merupakan hari libur
nasional. Ada 3 negara yang mempunyai Boxingday yaitu: Australia, Inggris dan
Kanada.
Kalau saya amati pada saat hari libur tidak banyak
mobil yang berlalu-lalang. Saat kami memasuki Mall, ternyata banyak penduduk
yang berada disini. Mall bertingkat berapapun banyak pengunjungnya. Untuk
parkir mobil saja sangat susah mencari tempat yang kosong. Kadang kala kami
harus mencari tempat parkir di atap gedung ( biasanya masih banyak yang kosong, ruginya kalau
sedang turun hujan, harus siap dengan payung ).
Kami sekeluarga
meluncur ke daerah Bondi ( Bondai ), Bondai Mall yang berlantai 3,
sekedar cuci mata. Saat kami melewati Coffee café, tercium semerbak bau Kopi.
Tampak para pegunjung minum Kopi sambil menikmati Braekfast mereka. Pagi-pagi
begini mereka sudah berada di Mall makan pagi sambil belanja, ciri masyarakat
yang berkecukupan.
Berada di Mall waktu berjalan tidak terasa. Pukul
11.30 perut mulai lapar juga karena pagi hari kami hanya minum susu dan cereal
gandum. Kami masuk ke sebuah Chinese restaurant. Wah…disinipun banyak tamu yang
akan makan Yumcha ( yamca ) semacam makanan kecil ( siomay, udang goreng
tepung, bapaw kecil sayuran rebus dll ( tidak ada Steam rice atau nasi putih ).
Tamu harus antri apakah sudah tersedia bangku dan meja yang kosong, kecuali
kalau sudah booking ( pesan tempat sebelumnya dan untuk berapa tamu ). Meskipun
makanan kecil tetapi kalau jumlahnya
bayak, perut kenyang juga meskipun kalau tidak makan nasi. Kalaupun di rumah
makan tersedia Nasi ( Steam rice ) tetapi disini tidak tersedia piring seperti
layaknya piring makan di negara kita,
tetapi sebuah mangkuk kecil sebagai tempat Nasi. Nasi sedikit tetapi lauknya
banyak. Kalau di negara kita umumnya Nasi yang banyak dan lauknya sedikit saya.
Foto:
Selesai Lunch kami menuju tempat parkir. Lumayan
juga jauhnya putra kami parkir mobilnya. Setiap pejalan kaki ingin yang ingin menyebrang
jalan, mereka harus menekan sebuah tombol di sebuah tiang pada daerah zebra
cross. Kalau lampu hijau bagi pejalan kaki sudah nyala hijau, maka semua
pedesterian akan berjalan kaki menyebrang jalan, tanpa takut tertabrak mobil.
Sebaliknya para driver takut kalau menabrak pedesterian. Sangsinya berat,
apalagi kalau sampai meninggal dunia. Para pedesterian sangat dihormati. Dari
jauh pengendara mobil sudah melambatkan kecepatan mobilnya, memberi kesempatan
mereka menyebang jalan di zebra cross.
Dalam perjalanan pulang, mata saya terpejam
sebentar. Saat membuka mata, mobil sudah tiba di depan pintu garasi flat putra
kami. Malam itu kami beristirahat,
sambil minum Teh bersama dan menonton siaran film di TV digital yang menampilkan
mutu gambar yang prima.
Demikian juga di Indonesia era TV analog sudah berganti
menjadi TV Digital. Saat ini harga TV digital masih tinggi. Mirip harga sebuah
Handphone yang berangsur-angsur saat ini sudah mulai terjangkau, kecuali
Smartphone seperti BlackBerry, Iphone, Android phone.
Selamat malam.-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar