Senin, November 07, 2005

Manfaat senyuman

Senyuman mengandung banyak arti. Itu dapat merupakan hal yang positip misalnya: ungkapan rasa senang, menyapa seseorang, menyalami seseorang atau sebagai tanda kita mengenali seseorang. Senyuman adalah hal yang murah karena tidak dikenai pajak. Dengan senyuman keadaan yang negatip dapat menjadi keadaan yang positip.
Suatu saat ketika saya masih menjabat Kepala Puskesmas, saya mempunyai seorang staf bernama si A. yang murah senyum. Saya sering memberikan tugas kepada si A yang harus diselesaikan tepat pada waktunya. Suatu hari ia belum dapat menyelesaikan tugas berupa laporan yang saya berikan kepadanya. Saya jengkel kepadanya, karena laporan itu harus segera dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kotamadya. Saya memanggil si A dengan maksud untuk menegur atau memarahinya. Ia datang dengan membawa alasan bahwa semalam orang tuanya sakit panas ( suatu alasan yang manusiawi juga ). Ia minta maaf karena belum dapat menyelesaikan tugasnya dengan tersenyum. Melihat senyumannya yang tulus itu, saat itu juga kejengkelan saya menjadi cair. Kemarahan saya kepadanya tidak saya lontarkan kepadanya dan ia berjanji akan menyelesaikan tugasnya hari itu juga.

Demikian juga bila mood saya sedang baik, maka pasien-pasien yang saya periksa baik di Puskesmas atau di tempat praktek sendiri, akan saya layani dengan senyuman. Dengan senyuman maka pasien akan merasa terhibur sehingga penyakitnya akan terasa lebih ringan.

Saya juga mengharapkan menerima senyuman dari orang lain ketika saya akan: membeli perangko di Kantor Pos, membayar barang belanjaan di super market, menabung / mengambil uang di Bank. Harapan saya jarang terkabul di tempat-tempat tadi. Apalagi kalau karyawan yang saat itu sedang bertugas tidak saya kenal sebelumnya. Sulit saya menerima senyuman dari mereka. Entah kenapa senyuman mereka mahal sekali. Mestinya petugas di loket Bank bergembira ada nasabah yang mau menyimpan uang di Bank tempat mereka bekerja, seharusnya mereka bergembira bila ada orang yang datang untuk membeli perangko/benda pos lainnya, seharusnya mereka bergembira bila ada orang berbelanja di tempat mereka bekerja. Keberadaan mereka di tempat-tempat tadi adalah untuk melayani masyarakat yaitu para pelanggan. Katanya “pelanggan adalah raja”, tetapi nyatanya bukan. Para manager di tiap kantor tadi hendaknya memperhatikan hal ini, bagaimana kantor mereka akan maju bila muka para karyawannya di tekuk terus seperti wajah yang tanggung bulan.

Semoga harapan saya ini terkabul. Anda setuju bukan?-

1 komentar:

  1. To: Rod & Rob, thank you, for your visiting to my Blog. Have a nice day.

    BalasHapus