Senin, Januari 31, 2011

Bicaralah dalam bahasa Inggris



Minggu, 30 Januari 2011, saya berada di gedung Panti Wreda Kasih dimana saya melayani dalam bidang kesehatan bagi para warga Panti.

Siang itu kami mendapat kunjungan dari sekelompok mahasiawa/i yang berjumlah sekitar 20 orang dari sebuah Akademi di kota kami. Maksud kedatangan mereka adalah untuk meninjau, berkenalan dan memberikan sumbangan kepada Panti.

Acara di mulai dengan sambutan dari salah seorang mahasiswa sebagai Ketua rombongan yang dilanjutkan dengan paduan suara yang diiringi dengan alunan Gitar yang dimainkan oleh seorang mahasiswa. Nyanyi bersama merupakan kegiatan rutin bagi warga dan Pengurus Panti.

Dari pihak Panti, Pak T, Ketua Pengurus Panti meminta saya untuk memberikan kata Sambutan. Seperti biasa tanpa persiapan untuk berbicara di depan  para haridin, saya  berbicara sesuai dengan acara siang itu. Sambutan yang diselingi dengan humor membuat acara menjadi tidak kaku dan riang gembira.

Saya melihat sekilas Opa SPL, 75 tahun, salah satu warga Panti, dengan serius memperhatikan saya saat saya bicara. Dalam acara Renungan bila ada salah satu warga Panti yang berulang tahun, dan bila saya yang membawakan Renungan, Opa SPL  selalu memeperhatikan saya bicara. Opa SPL menjadi pemerhati saya. Selesai memberikan kata sambutan, saya  duduk disebelah Opa SPL.

Sang Opa berkata “Dok, you are  a good speaker. I think it is nice if you speak English too.”

Saya menjawab dengan rendah hati  “Oh..it is not really.”

Opa berkata lagi “Yes, you are a good speaker.”

Saya merenung dalam hati, apakah benar saya  adalah seorang pembicara yang baik. Saya tidak yakin, sebab saya berkata tanpa persiapan dan bicara apa adanya seperti air sungai mengalir kelaut. Kalaupun pendapat itu benar, mungkin itu hanya menurut perasaan Opa SPL saja. Saya tidak tahu apa komentar hadirin yang lain, sebab mereka biasanya juga no comment setelah saya bicara. Mungkin mereka menganggap itu sudah biasa.

Opa SPL bertanya kepada saya lagi “Kalau dokter sering bicara dalam bahasa Inggris maka dokter akan fasih.”

Saya menjawab “Sulit, sebab di rumah saya bicara dengan isteri saya dalam bahasa Indonesia, bukan bahasa Inggris.”

Opa SPL “ Dokter dapat berlatih bicara sendiri.”

Saya berkata “ Speak on the front of the mirror?”

Kami berdua tertawa, bicara sendiri di depan sebuah cermin………..rasanya seperti orang yang kurang waras, tetapi mungkin ada benarnya masukan itu. Berlatih bicara dalam bahasa Inggris  di depan sebuah cermin, agar saya tahu mimik wajah saya dan mendengar ucapan saya sendiri.

Opa SPL “Yes it is  true. No need to stay in an English country like Singapore or Australia to can speak English.”

Menurut pengakuannya, Opa SPL sendiri  ulusan SMA, tapi ia menguasi 2 bahasa asing yaitu Inggris dan Mandarin. Luar biasa.

Entah mengapa Opa SPL menganjurkan saya  berbicara dalam bahasa Ingris. Keinginannya ini  bagus dan dapat menjadi motivasi bagi saya pribadi untuk berlatih dan bicara dalam bahasa Ingris. Lalu dengan siapa lawan bicara saya.

Saya berkata kepada Opa SPL “ I have no time for coming here every day to speak English with you.”

Sambil tersenyum Opa SPL  berkata“ Oh…yes, I think you have many activities every day  as a doctor.”

Sebagai orang Kristen ada 2 kemampuan yang harus dimiliki, yaitu: dapat berdoa dan dapat bernyanyi. Mungkin itu tidak sulit bagi kebanyakan orang. Setelah saya sering diminta berbicara di depan orang banyak dalam lingkungan kami, lalu saya ingin menambahkan 1 kemampuan lagi yaitu: dapat berbicara di depan orang banyak ( pidato ).

Saya perhatikan tidak semua orang dapat melakukannya. Ada orang yang pendidikannya tinggi dan pandai, tetapi bila diminta berpidato, ia kurang dapat melakukannya. Ia pandai untuk diri sendiri tetapi tidak pandai menyampaikan bagi orang-orang lain. Solusinya ia harus sering berlatih. Sama seperti berlatih bicara bahasa Inggris.

Good morning and have a nice day.

Rabu, Januari 26, 2011

Pasien ngotot minta berobat



Kemarin siang  sekitar pukul 11.00 kami sedang berada di rumah.
Saat itu isteri saya sedang menyiapkan Lunch kami.

Terdengar dering telepon. Isteri saya berbicara dengan sipenelepon dan terdengar dialog ini.

“Met siang, ini siapa? O..Tante, mau berobat ya? Boleh nanti  sore buka jam 16.00” kata isteri saya.

Selanjutnya terdengar “Kalau jam 12.00, tidak bisa, kami mau pergi, nanti saja jam 16.00”

Hening cukup lama. Saya tidak mendengar jelas dialog mereka.

Beberapa saat kemudian, isteri saya berkisah.

“Itu lho Tante S. dari kota A ( 20 km dari kota kami ) mau datang berobat pukul 12.00. Kalau saya  sekarang mau pergi silahkan katanya, tapi dia  mau  tiba di tempat dokter pukul 12.00 mau berobat. Saya bilang jam 16.00 saja sebab sekarang belum jam praktik. Eh…dia ngotot mau datang pukul 12.00. Ya silahkan saja, kita kan mau pergi dan tidak akan ada yang dapat membukakan pintu.”

Saya berkata “Lalu”

Isteri saya  menjawab “Sekarang kok aneh ya. Bukan dokter yang menentukannya tetapi pasien yang menentukan. Kalau mau booking, kan dokter yang menentukan kapan bisa menerima pasien, bukan pasien yang menentukan minta berobat pada jam sekian, tidak peduli dokter bisa atau tidak bisa.”

Saya menjawab lagi “Iya sekarang pasien mesti diajar untuk mengerti kondisi dokternya. Kalau mau berobat  ada waktunya jam sekian sampai jam sekian pada hari kerja. Bisa diluar waktu itu tetapi dengan perjanjian sehingga dokter dapat siap menerima pasiennya. Kalau mau 24 jam datang berobat, bisa datang ke Unit Gawat darurat (UGD ) di setiap Rumah Sakit terdekat.”

-----

Jangan kan pasien yang mesti antri untuk berobat, dokter pun harus antri untuk bayar pajak, ambil uang pensiun, beli tiket kereta api, bayar barang belanjaan di Dep. Store, beli bensin di SPBU dst. Tidak boleh nyerobot begitu saja. Dengan demikian  bisa tertib dan lancar.

“Please queue” ( silahkan antri ) seperti yang kami lihat di setiap pelayanan publik, baik di Singapure atau di Australia dan rakyat patuh terhadap regulasi  yang baku ini. Semua berjalan lancar karena sudah terbiasa seperti itu.

Kapan kita akan tertib seperti itu?


Akhirnya Tante S. datang tepat pukul 16.00.

---

Ketika saya membukakan pintu Ruang Tunggu “ Ini Tante yang tadi siang telepon ya?”

Tante S menganggukkan kepalanya, tanpa  mengucapkan sepatah katapun. Mungkin ia bertanya  kenapa saya bisa tahu kalau ia yang telepon dan mau berobat. Ah...saya tidak perlu menjawabnya, sebab saya juga harus segera menyiapkan diri untuk buka praktik sore itu.

Have  a nice day.




Selasa, Januari 11, 2011

Aneh tapi nyata



Pk. 05.00 saya dibangunkan oleh bunyi alarm HP Huawei Android yang saya setting 05.00, wake up.

Saya pergi ke halaman depan rumah kami, masih gelap. Rupanya banyak awan di atas kota Cirebon. Pk. 05.00 biasanya langit sudah terang Pada musim penghujan saat ini udara lebih anyak berawan dan turun hujan. Saya melihat jalan aspal di muka halaman rumah kami nampak basah akibat hujan semalam.

Setelah cuci muka, mandi ala cowboy, saya meluncur ke Mesin ATM sebuah Bank pemerintah yang berjarak sekitar 2 km dari rumah kami. Setelah mengunci pintu rumah saya mengayuh sepeda saya. Saya akan mengambil uang secukupnya untuk keperluan sehari-hari.

Tanpa memakai Jaket udara terasa dingin menyegarkan. Sambil mengayuh sepeda  pikiran saya melayang ke tahun 1963-1966 saat saya duduk di bangku SMA ( sekarang SMU ). Berangkat dan pulang  sekolah selalu naik sepeda sejauh 6 Km pulang pergi. Terlintas ingatan ketika SMA saya naik sepeda dan 45 tahun kemudian saat saya sudah pensiunpun masih tetap naik sepeda. Kalau dahulu naik sepeda untuk menuntut ilmu, sekarang naik sepeda untuk alasan kesehatan agar tubuh tetap bugar. Tiada hari tanpa sepeda. Saya bersyukur di usia senja ini masih bisa mengayuh sepeda di jalan raya yang sepi belum ramai oleh mobil angkutan kota yang berjalan semau gue.

Dulu saya tidak bisa menikmati makanan yang saya inginkan karena tidak punya uang, sekarang ketika punya uang, tetapi tidak bisa makan semaunya, sebab beberapa makanan harus dihindari demi kesehatan. Nilai enak makanan ada di makanan yang berminyak yang rapat dengan Kolesterol. Kolesterol mesti dibatasi kalau mau sehat. Akhirnya tidak dapat makan enak setiap hari. Hidup banyak pilihan. Kalau mau sehat mesti pandai-pandai memilih makanan yang dikonsumsi. Orang Amrik bilang “ You are what you eat.” Ada benarnya juga.

Kalau berpapasan atau bertemu dengan seseorang ( tetangga, pasien, relasi ) saat naik sepeda selalu terdengar “Dok, kok naik sepeda?”

“Iya nih, olah raga keluar keringat untuk tetap sehat.”

“Setuju, Dok.” He..he.. kami tertawa bersamaan.

---

Semalam datang berobat, Sdr. A,  24 th. Ia diantar oleh Ibunya, Ny. M, 40 th.
A membawa HP Blackberry warna putih ( minggu lalu bawa BB warna Hitam ), Ciri khas anak muda yang berkecukupan. Dokternya sendiri menggunakan HP RRC Huawei, kalah pamor ditinjau dari HP nya. Ditinjau dari profesinya, ia kalah pamor dengan dokternya. He..he…

Ini pasien aneh menurut saya.
Seminggu yang lalu, A mengeluh demam sejak 2 hari, pegel linu, susah tidur.
Ibunya bertanya apakah A menderita DB ( Demam Berdarah)?
Saya jawab “Sebelum diperiksa Darahnya saya belum dapat memastikannya. Sebaiknya darah Andi diperiksa saja ya untuk memastikan apakah: DB, Tipes atau Infeksi Sal. Kencing yang  sering memberikan gejala demam kepada pasien.”

A dan Ibunya setuju. Saya membuatkan Surat Pengantar pemeriksaan Darah dan Urine ke sebuah Lab. Klinik Swasta terdekat dengan rumahnya.

Untuk A saya beri resep tablet pain killer dan tablet minor tranquilizer agar demam berkurang dan dapat tidur.

Keesokan sorenya A tidak datang ( padahal seharusnya sudah datang kembali membawa hasil pemeriksaan Lab. ). Pasien tidak menghiraukan advis Dokternya.  Ini keanehan yang ke 1.

7 hari kemudian ( kemarin ) A dan Ibunya datang kembali sambil menyodorkan hasil pemeriksan Darah saja, tanpa hasil pemeriksaan Urine. Alasannya A merasa tidak perlu diperiksa Urinenya. Jadi Andi lebih pintar dari pada Dokternya? Ini keanehan yang ke 2.

Hasil pemerisaan Darahnya tidak menunjukan adanya penyakit Tipes atau DB. Sedangkan hasil pemeriksaan Liver Function Test ( SGOT dan SGPT ) meninggi sampai 3 kali lebih tinggi dari nilai normal, ada gangguan fungsi Hati. A masih mengeluh sudah tidur malam.

Saya bertanya kepada Ibunya “Kalau siang, A tidur?”

“Tidur, dok, pules. Malam hari tidak bisa tidur.”

“Kalau dihitung per 24 jam sebenarnya  tiap orang dewasa butuh 7-8 jam untuk tidur yang gunanya untuk men-charge otaknya. A ini cukup tidur tetapi mempunyai waktu tidur yang terbalik bila dibandingkan dengan orang lain. Kalau jadi pekerja malam misalnya Satpam, A rasanya cocok. Siang tidur dan malam jaga. He..he..Kalau A membantu orang tuanya di sebuah Toko yang laris, mestinya siang jaga dan malam hari tidur. Ini kok terbalik ya.”

Ibu Andi bertanya lagi “ Jadi mesti bagaimana, dok?”

Saya menjawab “ Jam biologis A mesti di reset ulang sehingga malam dapat tidur dan siang  tidak tidur. Ada Suplemen ( tambahan ) berupa tablet/kapsul yang berfungsi memperbaiki jam biologis seseorang. Jam biologis setiap orang berbeda-beda. Kalau badan sudah terbiasa tidur pukul 22.00 dan bangun pukul 06.30, maka selanjutnya akan begitu juga, tidak peduli ia ada di kota / Negara   yang berlainan. Nah setting Jam biologis ini dipengaruhi oleh hormon Melatonin yang dihasilkan oleh tubuh kita sendiri. Saya akan berikan resep tablet / kapsul Melatonin 3 mg untuk A yang diminum sebelum tidur malam hari, sebab Melatonin bekerja pada malam hari. Usahakan agar pukul 22.00 A sudah harus berada di bed nya dan tidak melakukan aktifitas apa-apa ( main game di HP BB, lihat TV dsb ).”

Ibu Andi bertanya lagi ( banyak juga ya pertanyaannya ) “Untuk gangguan fungsi Hatinya diberi obat apa, Dok?”

“Untuk menurunkan kadar SGOT dan SGPT A saya akan beri kapsul untuk memperbaiki fungsi Hatinya ( semacam liver protector ).”  Saya menjawab.

Kemudian saya menambahkan “2 minggu setelah minum obat ini  silahkan diperiksa darahnya lagi untuk memeriksa apakah SGOT dan SGPT A membaik atau tidak. Semoga sih membaik. Jaga makanan yang sehat dan hindari makanan yang banyak minyak. O.K.?”

Kami mendengar dering sebuah lagu dari BB A. A langsung menerima panggilan HPnya, tidak peduli ia saat yang sama sedang  berkonsultasi dengan dokter tentang kesehatannya. Ia lebih mementingkan panggilan di HPnya dari pada konsultasi dengan dokternya. Ini keanehan yang ke 3 ( yang sering terjadi  juga terhadap pasien-pasien lain yang berobat ).

HP bagaikan pisau bermata dua. Suatu saat penting dan berguna untuk berkomunikasi dan pada saat yang lain sering kali menganggu konsentrasi dan pembicaraan seseorang. Kita mesti pandai-pandai menggunakan skala prioritas.



Selasa, Januari 04, 2011

Handphone Android



Tahun 2010 Operating Sytem Android pada Handphone, tablet, Laptop sedang booming.

Nokia E63 yang saya pakai sekitar 10 bulan, dihibahkan kepada isteri saya. Handhone Motorola Q8 nya mengalami kerusakan.

Dari Buku Mini Gallery Brosure dari BCA Credit Card ada fasilitas cicilan selama 12 bulan dengan bunga 0%. Saya lihat ada Handphone Huawei U8100 (Aviator), dengan OS Android 2.1 ( Éclair ) yang dapat dibeli secara cicilan. Saya ingin mencoba HP ini.

Saya kirimkan pesanan ini kepada BCA dan beberapa hari kemudian saya menerima kiriman via kurir dari PT Sarindo, Jakarta, sebuah HP yang saya pesan masih  dalam keadaan disegel.

HP ini di-bundle dengan SIM card dariOperator XL, tidak di-lock terhadap satu operator.
Terbiasa menggunakan HP dengan OS Symbian ( Nokia  ) kemudian beralih ke OS Android merupakan suatu pengalaman baru yang mesti saya pelajari dari Buku Manual.

Dari pengalaman selama 2 bulan menggunakan HP ini saya mengambil kesimpulan pribadi, ada kelebihan dan kekurangannya.

Kelebihannya:
Mudah untuk mendownload aplikasi langsung dari HP yang tersedia di Android market. Bermacam aplikasi dapat didownload secara Free.
Dengan menginstal Browser Opera Mini, saya dapat dengan cepat masuk ke: m.detik.kom; m.kompas.com; m.lipuan6.com yang sering saya kunjungi untuk mendapatkan berita yang terbaru.
Tampilan pada layar Monitor HP ini menarik ( lebih menarik dari pada Nokia E63 ).

Kekurangannya:
Batere yang cepat melemah. Hanya kuat 1 hari dengan pemakaian yang standar ( terima SMS, bicara via HP dan browsing beberapa web. Mendengarkan Radio / lagu MP3 tidak dilakukan  ). Pushmail diaktipkan dengan menyedot power dari batere.
Tampilan layar monitor yang redup  pada tempat yang terang ( di luar rmah atau dibawah sinar matahari ).

Kekurangan batere yang hanya tahan 1 hari atau kurang dari 1 hari ini konon juga dialami pada HP Blackberry dan Iphone. Yang utama karena pushmail bekerja 24 jam sehingga menyedot tenaga batere lebih banyak dari pada HP lain.

Untuk megurangi kelemahan batere  ini saya membuat:
Kekontrasan layar montor lebih redup dengan men-setting dari Menu Setting HP ini.
Menginstal aplikasi Battery Booster ( download dari Market ) untuk mengatur Night mode dan day mode. Pada Day mode dan Night mode dapat diatur pada ajam berapa samapi jam berapa HP tidak aktip. Dengan demikian power batere dapat tidak terkuras habis saat nonaktive.
Mungkin ada cara lain yang belum saya praktikkan.

Ada saran dari Anda?
Terima kasih atas masukkannya.

Sabtu, Januari 01, 2011

ISK



ISK atau Infeksi saluran Kencing. Di dalam buku teks sering disebut sebagai UTI ( Urinary Tract Infection ) yang merupakan infeksi pada saluran kencing.

ISK sering menimbulkan gejala demam yang tidak terdeteksi bila tidak dilakukan pemeriksaan penunjang dengan melakukan pemeriksaan secara laboratis. Urine pagi hari diperiksa dan hasil pemeriksaan pada sedimen atau endappan Urine menunjukkan adanya sel-sel darah putih ( lekosit ) dan bakteri.

---

Sehari yang lalu pada suatu sore datang berobat Pak IK, 35 tahun.
Keluhan Pak IK berupa demam, tidak enak badan sejak 5 hari yang lalu.
Pak IK sudah berobat kepada seorang Teman Sejawat. Pak IK tidak disarankan untuk diperiksa Darah dan Urine. Setelah obat yang diberikan habis diminum, keluhan Pak Ik tidak reda.

Setelah melakukan pemeriksaan: anamnesa ( tanya jawab penyakit ), pada pemeriksaan fisik tidak nampak adanya kelainan, saya  menganjurkan agar Pak IK melakukan pemeriksaan Laboratorium berupa: pemeriksaan Darah dan Urine.

Hasil pemeriksaan Darah: tidak menguatkan adanya Infeksi Tipes perut ( Typhus abdominalis ) atau DBD ( Deman Berdarah Dengue ). Jumlah lokosit sedikit meninggi.

Hasil Urine menunjukan adanya banyak Lekosit dan Bakteri.

Bakteri penyebab ISK biasanya  bakteri Gram Negatip yang tidak  tepat kalau diterapi dengan Penicilin atau turunannya ( Amoksisilin, Ampisilin ). ISK mesti diterapi dengan antibiotika yang  cocok untuk bakteri Gram Negatip, selama 7 – 10 hari dan banyak minum air minimal sebanyak 2 liter per hari.

Saya membuatkan resep obat untuk Pak IK, kapsul antibiotika dan  pain killer tablet.
Setelah obat habis Pak IK tidak datang lagi karena penyakitnya sudah sembuh.

ISK sering terjadi bila:  kurang minum, sering menahan b.a.k., misalnya dalam perjalanan naik  mobil / bus umum sehingga sukar b.a.k.  yang  lebih sering terjadi adalah bila telah melakukan ML dengan  yang bukan pasangannya. Paling sering terdapat adalah Kencing nanah, Gonorroea yang memberikan keluhan yang khas ( rasa nyeri  saat b.a.k., tetesan selamat pagi berupa bercak kuning / nanah pada CD dan adanya Pingpong phenomen  bagi yang sudah berkeluarga ). Penyakit ini pernah di posting pada Blog ini. Pemeriksaan langsung cairan kuning ini akan jelas menunjukkan adanya bakteri penyebabnya: Nisseria gonorhoea.

ISK dengan gejala demam kadang kala tidak terdeteksi, kecuali bila melakukan pemeriksaa Urine. Oleh karena itu sangat dianjurkan dilakukan pemeriksaan Darah dan Urine pada pasien yang mengeluh adanya Demam.

Pada G.O. penyakit ini sering kambuh kembali bila pasien melakukan ML dengan pasangan yang juga menderita penyakit yang sama.Pasien merasa  penyakitnya tidak sembuh-sembuh , padahal ia sudah sebuh tetapi terserang kembali o.k. melakukan ML lagi dengan orang yang menderita penyakit yang sama. Bagi yang sudah berkeluarga sangat dianjurkan agar pasangannya ( suami / isterinya ) juga diterapi yang sama agar tidak terjadi Pingpong phenomen ).

Menyembuhkan ISK sebenarnya tidak sukar kalau Diagnosa penyakit ( penentuan penyakit ) telah dilakukan dengan tepat. Yang sering terjadi adalah tidak melakukan pemeriksaan Urine ( dengan alasan: sibuk, tidak ada dana dll ) sehingga Diagnosa terlewati.

Kilas balik 2010



1 Januari 2011 sudah tiba. Kita sudah memasuki tahun yang baru. Umur kita bertambah satu tahun lagi. Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita  untuk hidup di tahun ini.

Kita semua mengharapkan agar di tahun yang baru ini  mendapat sesuatu yang baru yang bermanfaat bagi diri kita masing-masing. Berharap mendapat kenaikan gaji yang baru, semangat hidup yang baru dan sukses yang baru pula.

Banyak peristiwa di tahun 2010 ini yang membuat banyak orang menderita karena bencana alam seperti banjir, longsor,  gunung  meletus, panen gagal, kelaparan, dan penderitaan yang berkelanjutan. Semua sudah berlalu, tetapi dampaknya masih terasa sampai saat ini. Kita mesti bangkit kembali dan saling membantu.

Apa yang sudah saya lakukan pada tahun 2010?
Pekerjaan rutin  bagi keluarga dan tugas melayani orang-orang lain telah saya kerjakan. Ada yang merasa terbantu, tetapi mungkin juga ada yang merasa tidak puas akan pelayanan saya. Sebagai manusia biasa, saya mempunyai banyak kekurangan.

Bertambahnya umur sering kali membuat energi makin berkurang, walau semangat masih menyala. Dalam masa pensiun dari PNS, beberapa fasilitas dan rekan sekerja  sudah tidak melekat pada diri saya lagi. Menyadari hal itu maka saya berupaya menyesuaikan dengan keadaan hidup sehari-hari.

Putra dan putri kami  yang sudah bekerja dan berumah tangga di Aussie, sudah jarang bertemu. Mereka masih berkomunikasi dengan orang tuanya melalui SMS ( paling sering ), email dan melalui hubungan langsung bicara via telepon. Saya dan isteri hidup berdua lagi sejak  beberapa bulan terakhir, sejak pembantu kami yang sudah lama bekerja tidak kembali lagi dari pulang mudik Lebaran tahun 2010. Kami bersyukur kami sudah terbiasa bekerja tanpa pembantu. Semua dikerjakan sendiri, sehingga terasa badan lelah, tetapi kok badan terasa segar akibat banyak bergerak / olah raga di rumah. Akibatnya malam hari kami tertidur nyenyak untuk mengisi energi baru seperti batere HP yang di strom ulang.

Cuaca alam di Aussie juga  tahun 2010 ini aneh. Summer pada bulan Desember, kok turun salju.White Christmast menjelma disana. Tidak biasanya. Mengapa ini bisa terjadi? Ada apa gerangan? Dampak global warming? Ah..saya tidak paham. Biarlah para ahli yang menerangkan kejadian alam ini.

Selain melayani pasien di tempat praktik pribadi, saya juga melakukan pelayanan kesehatan secara nonprofit bagi para Lansia yang  tinggal di Panti Wreda Kasih miliki Gereja kami. Semula ada 18 orang dan saat ini ada 13 orang warga Panti. Ada yang sudah dipanggil Tuhan dan ada yang pindah ke kota lain. Warga Panti silih berganti. Masing-masing memiliki karakter yang khas. Secara umum sikapnya seperti anak-anak kembali. Sampai saat ini belum ada warga Panti yang ngomel atau marah kepada Dokternya. Saya berupaya semaksimal mungkin agar pelayanan saya disini merupakan pelayanan yang terbaik yang bisa saya lakukan. Saya bersyukur kalau pelayanan saya ini juga dirasakan ada manfaatnya bagi warga Panti, para karyawan Panti dan Bapak / Ibu  Pengurus Panti.

Dalam Rapat Pengurus Panti bulan Desember 2010, ada anggota Pengurus yang mengingatkan Pak Ketua, bahwa bulan Maret 2011 masa bakti ( 2 tahun ) akan berakhir dan bagi yang sudah 2 periode ( 4 tahun masa bakti ) tidak dapat dipilih kembali. Diingatkan agar Pak Ketua  sudah mempersiapan siapa-siapa yang akan menggantikan anggota  yang akan turun dari kepengurusan Panti.

Kalau sudah 4 tahun, tidak dapat dipilih kembali!
Lalu bagaimana saya yang sudah melayani sejak 6 tahun? Mestinya saya juga turun sejak 2 tahun yang lalu, ya.

Banyak yang tidak setuju saya turun dan sebaiknya terus melayani. Bahkan ada yang nyeletuk kalau Dokter sih melayani seumur hidup saja! Gleg.. terkejut juga saya mendengar usulannya itu. Apa benar pelayanan saya cukup baik dan sebaiknya diteruskan saja. Meskipun  setiap 2 tahun kepengurusan silih berganti dengan wajah-wajah yang baru, saya diminta agar terus melayani para Opa dan Oma di Panti ini. Kepengurusan Panti boleh berganti, tetapi Dokternya tetap saya.
Baiklah kalau begitu. Semoga saya tetap sehat dan diberkati oleh Tuhan. Amin.

Dalam pelayanan kesehatan disini beberapa kali saya mendapat hal yang tidak nyaman. Kadang saya  pikir lebih baik saya berhenti melayani saja bila sudah tidak diperlukan lagi. Untuk berbuat baik juga ternyata tidak mudah. Ada batu-batu sandungan di depan saya sehingga saya terjatuh. Saya harus bangkit kembali. Kalau saya tidak pernah terjatuh, kapan mau bangkit lagi?

Di tempat praktik pribadi juga berlaku “Untuk berbuat baik ternyata tidak mudah. Ada batu sandungan di depan saya “.

Contoh yang klasik:
Meminta pasien untuk control kesehatan kembali bila obat sudah habis, yang tidak dilakukannya dengan alasan : sudah membaik, tidak punya dana dsb.

Meminta pasien yang TBC paru untuk berobat tiap 1 bulan sekali selama 6 bulan berturut-turut, yang tidak dikerjakan. 2  bulan tidak kontrol dan tidak minum obat antiTB. Bulan  berikutnya ia datang dengan keluhan batuk darah kembali. Terapi dilakukan sejak awal kembali dan kapan mau sembuhnya kalau advis dokternya tidak ditaati? Yang sakit bukan dokter, tetapi pasien.

Ternyata untuk berbuat baikpun, tidak mudah! Mengapa ada pasien yang tidak mentaati advis dokter? Alasannya ada banyak. Sering kali tidak dimengerti oleh saya.

Dalam kepengurusan IDI Cabang Kota Cirebon, saya mendapat tugas untuk membantu Teman Sejawat para pensiunan melakukan Registrasi ulang dan Data entry secara Online ke website IDI: http://www.idi-online.org hal tsb untuk menerbitkan STR ( Surat Tana Registrasi ) yang baru untuk membuat SIP ( Surat Ijin Pratik ) yang umumnya akanberakhir pada bulan Maret / Juni 2011. 6 bulan sebelumnya sudah harus mengurus penerbitan STR yang baru. Kalau tidak punya SIP, bagaimana dapat buka praktik secara legal?

Dari 34 Teman Sejawat yang difasilitasi ( dibantu ) oleh saya hanya ada 12 TS ( termasuk saya dan isteri ) yang saya bantu. Sisanya  tidak ada kabar beritanya. Mungkin sudah dikerjakan sendiri atau dibantu oleh putra/i mereka. Semoga.

Saya berharap semoga tahun 2011 ini keadaan makin membaik dan bukan makin memburuk. Semoga. Amin.

Happy New Year 2011.