Rabu, Oktober 14, 2015

Rekreasi Warga Panti Wreda Kasih Cirebon 11 Okt 2015.


Hari Minggu tanggal 11 Oktober 2015, Pengurus Panti Wreda Kasih GKI Pengampon Cirebon mengajak para warga Panti yang terdiri dari Opa dan Oma menikmati rekreasi berupa santap siang di Rumah Makan Cahaya, Jl. Karanggetas, Cirebon. Biaya santap siang ini berasal dari seorang sponsor.

Setelah Kebaktian ke 2 pagi ini pukul 11.30 rombongan berkumpul di gedung Panti dan sebagian Pengurus Panti setelah Kebaktian langsung menuju ke RM Cahaya. Seluruh peserta ada 26 orang yang terdiri dari 8 orang Opa dan Oma, 4 orang Karyawan Panti, 11 orang Pengurus Panti, 2 orang Majelis Pendamping dan 1 orang Supir. Rombongan berangkat dengan naik sebuah Minibus Gereja dan 2 buah sedan Pengurus Panti. Ada 4 orang Oma yang tidak dapat ikut karena kondisi kesehatan mereka.

Pukul 11.45 rombongan tiba di tempat tujuan dan kendaraan di parkir di lantai 2 tempat parkir RM Cahaya. Segera peserta memasuki ruang makan yang berudara sejuk AC. Cukup ramai juga pengunjung Rumah Makan ini, maklum sudah saatnya santap siang.


Kami duduk di kursi menghadap 3 buah meja makan. Sebuah meja dapat menampung 10 kursi. Para pelayan segera menghidangkan pesanan yang sudah dipesan oleh Ibu Pengurus Panti. Hidangan yang tersaji berupa: Nasi Putih, Ikan Gurame Asem Manis, Mie Goreng, Goreng Udang Tepung, Ayam Goreng Tepung, Buah-buahan ( Pepaya, Nanas, Melon, Semangka ), Es Teh.

Setelah doa makan, hidangan segera disantap oleh para peserta. Nikmat juga hidangan yang tersaji ini. Sambil ngobrol kami menikmati santap siang ini. Para Opa dan Oma terlihat senang dapat menikmati santap siang di tempat yang berbeda dalam suasana yang berbeda, sehingga tidak membosankan. Kami para Pengurus bersyukur dapat memberikan pelayanan kepada Opa dan Oma.

Acara terakhir adalah foto bersama. Sebagai latar belakang foto kami mengambil podium Rumah Makan Cahaya. Rombongan kembali ke gedung Panti dan tiba dengan selamat pukul 13.10.


Sampai jumpa di acara mendatang.-

Minggu, Oktober 04, 2015

Hidup makin susah


Kemarin pagi saya hendak berolahraga, bersepeda, sudah berada diluar halaman rumah kami.
Saya melihat ada sebuah becak di seberang jalan. Seorang tukang becak datang menghampiri saya. Saya melihat seorang laki-laki berumur sekitar 50 tahun, berbadan kurus, gigi sudah banyak yang tanggal datang menghampiri saya.

Ia berkata “Pak, saya minta uang untuk makan.”

Saya tertegun mendengar permohonannya itu. Belum pernah seorang penarik becak meminta uang kepada saya untuk makan. Paling tidak penarik becak menawarkan becaknya untuk ditumpangi agar bisa memperoleh uang untuk makan dan lain-lain keperluan.

Saya menjawab “Apakah bapak belum mendapat penumpang ?”
Laki-laki itu terdiam dengan wajah yang lusuh.
Saya merasa kasihan terhadap penarik becak ini. Saya merogoh saku celana saya untuk mengambil dua lembaran uang yang ada dalam saku celana dan memberikannya kepada penarik becak itu.

Sambil menerima uang, ia mengucapkan terima kasih.
Saya tidak sempat bertanya: dimana rumahnya dan berapa anggota keluarganya.

Sambil mengayuh sepeda saya berkata di dalam hati “Sekarang hidup makin susah, sampai-sampai seorang penarik becak tidak punya uang untuk sekedar sarapan pagi.”