Sabtu, Desember 31, 2011

Berlibur di Sydney (14)



Menjelang  akhir  Tahun 2011.

Pagi hari cuaca di kota Sydney mendung berawan dan hujan gerimis.
Pukul 11.00 cuaca cerah. Kami berlima drive ke sebuah gedung “East Garden” suatu gedung yang terdiri dari beberapa  Mall yang cukup besar, seperti: Myer, Coles, K Mart, Target, Big W dsb.

Foto-foto di Mall: 








Di kota-kota besar pergi ke Mal, cukup praktis sebab dapat “one stop shopping”. Selain belanja juga dapat makan-minum, potong rambut, nonton bioskop dsb.
Di Mall Coles, kami belanja Sayuran, Buah-buahan dan Daging untuk nanti malam Dinner bersama di tempat tinggal putra kami.

Foto Coles: 


Foto Myer: 


Beberapa pengunjung Mal ada juga yang mengadu keberuntungan di akhir tahun 2011 ini dengan membeli Lotere Nasional. Siapa tahu, dapat rejeki nomplok.

Foto membeli Lotere:





Foto Flat ( rumah susun ) gaya masa kini:













Malam tahun Baru setiap tahun di daerah City dan Sydney Harbour Bridge selalu banyak pengunjung yang akan melihat Pesta Kembang Api yang dimulai pada pukul 09.30 p.m.
Jalanan penuh sesak, susah cari parkir mobil, udara dingin, angin berhembus kencang, membuat kami lebih nyaman kalau tinggal di Flat.

Pukul 07.30 p.m. kami santap malam bersama. Hidangan sudah disiapkan berupa “Steam boat”, berupa kuah lauk: Baso ikan, Tahu putih, Jamur merang, irisan Wortel, Jagung dan sayuran Selada yang dimasukkan ke dalam kuah Kaldu Ayam dalam sebuah Pot / baskom besar di atas nyala Kompor gas. Tersedia juga Nasi putih ( yang umumnya disebut sebagai Steam Rice, Nasi kukus dan bukan disebut sebagai Nasi Putih ) dan Sambel botol. Makan tanpa Sambel rasanya kurang sedap. Tersedia juga Buah Semangka Merah ( water mellon ) untuk cuci mulut.
Hidangan ini dinikmati kami sekeluarga. Rasa nikmat sangat terasa bila kami makan bersama. Enaknya makan bukan karena apa yang kami makan, tetapi karena dengan siapa teman makan kami.

Foto santap malam: 







Menjelang pukul 00.00, siaran salah satu channel TV menayangkan Music live show dari kompleks Opera House.

Pukul 09.15 p.m. kami melihatdari balkon flat ke arah kompleks Opera House tampak Kembang api. Sinar terang sebagian terhalang oleh pohon-pohon yang berada di Flat tetangga. Penampilan Pesta Kembang Api tampak lebih bagus pada tampilan LCD TV digital.

Acara demi acara berlalu, maka pada detik 11.59 p.m. ditampilkan Jam Digital perhitungan mundur dari angka 60 ke angka 0, tepat pukul 00.00 ( Sydney Time, +11 GMT ) . Saat ini di Jakarta dan Bangkok waktu masih menunjukkan  pukul 20.00 ( +7 GMT ). Kami merasakan Tahun Baru 4 jam lebih awal tepat waktu 00.00. Fire works, kembang api dinyalakan dan menunjukkan penampilan yang luar biasa indahnya.

Foto Kembang Api:  








Kami sekeluarga saling  mengucapkan “Happy New Year” dan saling berjabat tangan. Umur kami bertambah satu tahun lagi di tahun 2012.

Semoga tahun 2012 memberi kedamaian di dunia dan kesuksesan bagi kita semua. Amin.-

Berlibur di Sydney (13)



30 Desember 2011.

Pagi sampai sore cuaca di Sydeny dan sekitarnya cerah. Matahari bersinar terang.

Pukul 10.05 a.m., kami berlima drive menuju pantai yang lain yaitu Palm Beach, di utara kota Sydney. Di Sydney ada banyak pantai ( beach ) sebab kota ini berlokasi di tepi pantai.
Kalau kami biasanya berolah raga jalan kaki, maka di Palm Beach selain jalan kaki juga naik bukit yang menguras tenaga kami.

Setelah drive sekitar 1 jam tibalah kami di pantai ini. Saya pikir dimana-mana pantai selalu sama ( pasir putih, laut, ski, berenang, berjemur diri ), tetapi di Palm Beach agak berbeda.

Diatas sebuah bukit ada sebuah bangunan Menara Mercusuar. Untuk mendekati bangunan ini, para pengunjung harus berjalan kaki dari area parkir yang luas sejauh 1 Km kemudian menaiki sebuah bukit dengan jalan kecil berbatu ( sebagian berlantai batu dan semen ) sepanjang sekitar 1 Km. Bolak-balik sepanjang 4 Km di terik panas matahari. Lumayan juga lelahnya menaiki bukit ini.

Jerih payah ini sepadan dengan indahnya pemandangan laut yang dilihat dari atas bukit. View yang paling menarik adalah penglihatan 2 laut / teluk di kir dan kanan yang dibatasi oleh daratan yang panjang. Bila diambil secara Panaromic photo, hasilnya indah sekali.

Foto panaromik: 



Gedung Menara Mercusuar ini tampak kokoh dan bersih. Disampingnya  ada sebuah bagunan / rumah, tetapi tampaknya tidak ada penghuninya / petugas jaga. Bangunan ini tampak sepi, yang justeru ramai oleh banyaknya pengunjung yang mengambil foto-foto atau sekedar duduk melepas lelah.

Foto Mercusuar:



View dari atas bukit juga tampak indah. Sayang kalau tidak diabadikan dalam banyak foto. Moment ini mungkin tidak akan terulang kembali dalam hidup saya.

Di daerah pantai, bukit dan pohon-pohon yang tumbuh alami disini dijadikan sebuah Taman “Ku-ring-gai chase National Parks”. Saya tidak paham arti Ku-ring-gai, mungkin berasal dari bahasa setempat.

Foto Papan Nama: 






Teriknya sinar matahari mebuat banyak pengunjung Pantai ini mengoleskan Sun screen protector cream ke tubuh mereka.

Foto:




Semua tehnologi dipakai untuk melhat keindahan alam di Australia dengan berbagai cara saat mengikuti Tour wisata.

Ada yang menggunakan Bus pariwisata ( City Tour Bus ) dan di Palm Beach ini ada juga pesawat terbang kecil yang dapat tinggal landas dan mendarat di atas permukaan air laut Palm Beach. Para pengunjung yang beruang banyak dapat mengikuti Tour “Sydney by Seaplane”, www.sydneybyplane.com  yang dapat di booking melalui telepon: (02)99741455 atau mobile phone: 0411704651.

Foto pesawat: 







Pesawat berangkat dari:
  1.     .   Palm Beach, Northern Beaches.
  2.     .   Rose Bay, Sydney Harbour.

Untuk Tour singkat ( 15 menit ):
Berangkat dari Rose Bay. Harga tiket AUD 165/orang. Route: Sydney – Bondai, termasuk: Manly, Middle Harbour, Harbour Bridge dan Opara House yang dikelilingi sebanyak 2 kali sebelum kembali ke Rose Bay.

Untuk biaya tiket penerbangan bervariasi antara: 15 menit ( AUD 165/orang ), 30 menit ( AUD 240 ), 45 menit ( AUD 410 ) dan 60 menit ( AUD 495 ) dengan route penerbangan yang bervariasi pula.

Bila berminat dapat berkunjung ke website diatas dan melalukan Booking di nomer telepon yang tersedia.


Untuk keperuan apa saja proses Booking selalu dilakukan. Untuk keperluan berobat kepada Dokter / Dokter Gigi, bermalam di Hotel, meyewa Mobil, mengikuti Tour dan lain-lain keperluan di Australia selalu Booking terlebih dahulu agar semua berjalan lancar. Bagaimana kalau sakit gigi, dapat giliran diperiksa besok sore atau lusa sore? Semalaman tidak dapat tidur kalau tidak minum obat Pain killer, semacam tablet Panadol atau lainnya.

Pukul 01.15 p.m. kami mencari rumah makan. Hanya ada 1 Resto yang paling dekat dengan area parkir yang luas. Tidak heran bila Restaurant ini penuh sesak. Resto satu-satunya ini berada persisi di tepi pantai sehingga pemandangan laut tampak dengan jelas.

Foto Rumah Makan: 


Kami melihat ada orang yang mendayung sampan, naik Speedboat, berenang dan berjemur diri ( mandi sinar matahari ) agar kulit menjadi kehitaman.

Foto  tepi laut: 


Menu yang tersedia sudah pasti tidak ada Nasi ( Steam rice, kecuali di Oriental Restaurant ). Sumber Karbo hidrat berasal dari: Roti dan Kentang Goreng. Lauknya dapat memilih: Cumi Goreng Tepung, Ikan Goreng Tepung, Udang Goreng / Rebus dan Salad, yang dicocol dengan saos, semacam saos “Thousand Island” yang sudah banyak tersedia di Mal-mal di Indonesia. Semua hidangan diberi nama-nama yang asing bagi saya. Minuman yang tersedia: Air Putih dalam botol besar atau bermacam Soft drink dan Kopi.

Foto Hidangan:



Udara terasa sangat terik, sehingga dalam perjalanan pulang, kami berhenti di sebah pompa bensin yang merangkap sebagai Mini market yang menjual snack dan minuman.

Pukul 05.15 p.m. kami tiba kembali dengan selamat di tempat tinggal putra kami.
Badan lumayan lelah karena sudah olah raga jalan kaki dan naik bukit. Bukit Mercusuar itu  sebenarnya tidak terlalu tinggi tetapi sudah menguras tenaga kami yang lanjut usia. Kami membayangkan bagaimana lelahnya bila naik dan turun tangga di The Greet Wall ( Tembok Besar ), di dekat kota Beijing.

Konon disana ada cable car ( kereta gantung ) untuk berpindah tempat sambil menikmati pemandangan indah dari udara. Saya jadi teringat saat naik cable car pada medio 1993 dari Singapore ke Sentosa Island, dapat menikmati indahnya laut dari udara.

Selamat malam.-

Jumat, Desember 30, 2011

Berlibur di Sydney (12)



29 Desember 2011.

08.00 a.m. cuaca cerah. Enak untuk bepergian.
09.30 a.m. putri kami, saya dan isteri berniat akan mengunjungi City yang merupakan daerah CBD ( Central Business Districk ) dengan naik kereta api ( train ) dalam kota dan akan berhenti di stasiun Central. Stasiun Cental merupakan pusat dari daerah kereta api. Tujuan  kemana saja dapat dijangkau bila kita naik train dari Central.

Foto Mascot:




Kami membeli tiket di mesin tiket seharga AUD ( Australian dollar ) 4,40 / tiket, untuk perjalanan dari stasiun Mascot – stasiun Central. Kompleks stasiun berada di bawah permukaan tanah sehingga tidak tampak dari jalan raya.

Foto:




Ada banyak Peta dan route perjalanan train terpampang di dinding gedung, misalnya Mascot – Central ditempuh dalam 8 menit.

Naik train tidak terasa guncangan roda-roda train. Yang terasa adalah tubuh kami bergerak maju dan berpindah tempat dengan mulus. Kadang-kadang cepat dan kadang-kadang melambat, tidak terasa ada hentakan. Train yang bersih, dingin ber-AC, selalu terdengar suara wanita untuk memberitahukan train sudah tiba dimana  dan akan berhenti stasiun berikutnya. Mirip dengan naik MRT ( Mass Rapid Transit ), kereta api / train di Singapore.

Route Mascot – Central, melewati stasiun Green Square ( juga terera pada Peta di lembaran Tiket ). Setiap train berhenti, pintu keluar / masuk yang berukuran besar akan terbuka / tertutup secara otomatis. Pintu akan terbuka selama sekitar 1 menit. Tidak ada petugas / kondektur yang kami lihat.

Saat kami akan kembali ke Mascot kami naik train dari stasiun St. James. Pada LCD kami melihat daftar train yang akan masuk stasiun sesuai dengan tujuan stasiun masing-masing. Pada jalur Mascot dan Airport kami melihat  8 menit lagi. Pada menit ke 4 akan tiba train yang menuju ke stasiun tujuan yang lain. Kedatangan dan keberangkatan train yang tepat diatur oleh Komputer. Train datang dan pergi silih berganti dalam bilangan menit dan tepat waktu.

Di stasiun Central ( Pusat ) ada banyak jalur rel train untuk banyak tujuan stasiun. Pada jam-jam sibuk ( berangkat dan pulang kantor / kuliah ), train penuh sesak dengan para penumpang. Bila penuh dapat juga naik train yang berikutnya setelah menunggu sekian menit lagi, yang bisa juga masih penuh. Pada jam-jam tidak sibuk, ada banyak seat di lantai 1 atau lantai 2 ( train bertingkat ). Tiket terusan ( mingguan / bulanan ) bagi para pekerja kantoran / student akan lebih murah lagi sebab mereka naik train tiap hari.

Bagi kami harga tiket AUD 4,40 ( pulang pergi ) dari Mascot ke Central selama 8 menit perjalanan, sama dengan uang 4,4 x Rp. 9.000 = Rp. 39.600 atau Rp. 19.800,- pulang pergi. Kalau dinilai dengan  AUD terasa murah, tetapi bila dengan IDR akan terasa mahal, tetapi sebanding dengan pelayanan yang kita terima ( train yang bersih, dingin ber-AC, tepat waktu, aman, tidak ada asap rokok atau copet ).

Yang paling penting adalah on time ( tepat waktu ) sebab “Time is money” bukan? Tidak ada delay, kecuali keadaan memaksa ( kecelakaan, gangguan alam dsb yang tidak terjadi setiap hari ). Naik pesawat terbang saja sering mengalami delay yang menjengkelkan dan bahkan sampai berjam-jam. Cape deh. Padahal para penumpang yang jumlahnya ratusan orang diminta untuk datang 1-2 jam sebelum waktu keberangkatan pesawat.

Selain train, ada juga bus sebagai alat transportasi dalam dan luar kota dengan kwalitas sebaik naik train. Kita dapat naik train atau Bus tergantung kemana kita akan pergi.
Bila naik Sedan pribadi ke daerah City pada siang hari ( jam sibuk ) ada kendala tertentu, yaitu: sudah cari tempat parkir  dan  biaya parkir / jam terasa mahal ), makumlah City merupakan area CBD.

Ingin melihat kota Sydney dapat juga ikut Bus khusus. Asyik juga duduk di lantai atas Bus yang terbuka. Kalau di Indonesia bisa kena tilang Pak Polisi.

Foto Bus:



Kami turun di stasiun Central, kemudian berjalan kaki ( olah raga jalan kaki lagi ) menuju Market City ( dulu rasanya bernama Paddy’s Market ), suatu Pasar trdisionil yang besar yang khusus menjual barang-barang souvenir ( Baju, T shirt, Jaket, Gantungan kunci, Lukisan foto dan lain-lain.

Foto Market:



Banyak orang dari berbagai Bangsa dan bahasa ada disini. Bila penjualnya orang Chinese, maka tawar menawar ( mesti dilakukan di Pasar ini ), dalam bahasa Mandarin, bisa dapat harga lebih murah. Kalau saya perhatikan label harga dari barang-barang yang sama di tiap Kios berharga sama / seragam.

Suasana Tahun Baru Imlek mulai terasa di Pasar yang didominasi oleh ras Oriental ini. Lampion bewarna Merah banyak digantung di Lobi Pasar ini.

Foto Lampion:



Kami membeli beberapa souvenir untuk oleh-oleh dan berkeliling lagi ke Gedung-gedung Perbelanjaan lain dan Kedai Makan untuk Lunch. Kami mencicipi hidangan Thai di Chat Thai Resto. Konon hidangannya enak, tidak heran kami harus mengunggu antrian meja kosong selama sekitar 15 menit untuk dapat duduk dan memesan hidangan. Ayam panggang ala Thai, rasanya empuk, gurih dan enak. Seenak dengan harganya dalam AUD.

Hari ini sebenarnya kami ingin berkunjung ke Gedung yang bernama QVB ( Queen Victoria Building ) yang terkenal itu. QVB yang megah  ini tiap hari penuh dengan para pengunjng. Saat ini QVB ini menjadi Mall besar, mewah dan ramai. Beberapa tahun yang lalu kami pernah berkunjung dan berfoto bersama disini. Sebuah foto kenang-kenangan.
Disini terdapat patung Ratu Inggris, Victoria dan sebuah Jam besar yang berbentuk kotak. Pada jam-jam tertentu akan berbunyi dengan suara yang khas.

Foto:



Badan sudah lelah, waktu sudah menunjukkan 04.10 p.m. ( Sydney time ) dan kami ingin kembali ke Mascot.

Stasiun train terdekat dengan QVB ini adalah stasiun St. James yang juga berada di bawah tanah. Jalur kereta api ada dibawah tanah, sehingga tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas di permukaan tanah. Disini tidak ada Becak, Bajay, Angkutan kota dan Sepeda motor yang sering menimbulkan kemacetan lalu lintas yang serius seperti di tanah air.

Train meluncur dengan mulus ke arah Mascot dan berhenti di stasiun Museum, Central dan Green Square. Kami tiba dengan selamat di stasiun Mascot. Suasana hiruk pikuk, sibuk dan penuh sesak dengan orang di CDB, berganti dengan suasana Mascot yang lebih tenang, santai dan terlihat hanya beberapa penumpang yang berjalan santai. Beda area, berbeda pula suasananya.

Selesai sudah “City tour “ kami.
Badan lelah, mata ngantuk, sesuai dengan kapasitas usia kami, tetapi hati puas sudah dapat mengunjungi City lagi dengan naik train.

Sydney adalah kota besar, banyak Bangsa ( multirasial ), banyak Bahasa, banyak Kebudayaan dan merupakan kota dengan biaya hidup yang tinggi, sesudah kota London dan Tokio.

Selamat malam,-





Kamis, Desember 29, 2011

Berlibur di Sydney (11)




28 Desember 2011.

Belanja self service dan Kasir elektronik.
Saat membeli bahan bakar ( bensin atau solar ) di pompa bensin ( SPBU ) dilakukan secara self service, melayani sendiri. Kita di Indonesia selalu dilayani petugas SPBU / orang lain. Kita selalu ingin dilayani, padahal kita juga harus dapat melayani diri sendiri dan melayani orang lain.

Pagi ini udara cerah, matahari memberikan energinya dengan gratis untuk menyinari Bumi kita.
Pukul 10.30 putri kami, saya dan isteri meluncur ke IKEA Home Fornishing, suatu Mall besar yang menjual khusus barang-barang keperluan rumah tangga ( tempat tidur, rak buku, meja, sofa, dapur set dan lain-lain ). Putri kami ingin membeli 3 kursi tambahan untuk meja makan, seprei, Lampu berdiri untuk di Ruang keluarga dan lain-lain.

Foto Ikea Mall:


Barang-barang yang dijual bersifat knock down, mesti dirakit sendiri ( mirip produk Ligna di Indonesia ). Cukup banyak pengunjung di Mall ini, tetapi cukup sedikit petugas yang berada disana. Maklum honor pekerja mahal sehingga semua bersifat self service. Kami  belum penah mengunjungi sebuah toko / Mall yang demikian. Mall ini luas sekali, berudara sejuk, tidak ada plafond sehingga atap dan tabung-tabung AC, kabel-kabel listrik terlihat  jelas dan tertata rapih sekali. Dalam ruangan Mall yang luas, kami melihat hanya beberapa petugas dengan seragam T shirt berwarna kuning dan hitam dengan label Ikea.

Disini tersedia banyak Buku Katalog produk Ikea. Bila hendak membeli sebuah barang, dapat melihat di Buku atau melihat langsung saat kita berkeliling di ruangan yang sangat luas. Putri kami, N, memilih barang-barang yang hendak dibeli, mencatatnya pada sehelai ketas yang sudah tersedia, menuliskan kode barang dan kode tempat mengambil barang yang umumnya sudah dibungkus dengan karton tebal yang berlabel persis seperti dalam Buku Katalog.

Foto Alat-alat rumah tangga:







Setelah cukup memilih dan mencatat, kami menuju ruang tempat mengambil barang yang kami beli. Ruangan ini persis sebuah gudang besar. Semua barang yang akan dibeli berada disini. Barang dengan kode yang cocok harus dicari sendiri, diangkat sendiri dan diletakkan  di atas sebuah troli ( kereta dorong ) khusus. Paling nyaman kalau ada teman  saat belanja. Bila beli barang yang besar ( meja makan dan lain-lain ), repot juga sebab  barangnya cukup berat dan harus dibantu orang lain / teman. Mau minta bantuan petugas, tidak ada yang terlihat ( self service ). 

Saat kami bermalam di Flat putri kami, maka ini adalah kesempatan yang baik untuk belanja banyak barang rumah tangga ( ada yang membantu mengambil dan mendorong troli ).

Sesudah lengkap barang belanjaan, kami mendorong troli ke Kasir. Setiap pintu keluar ( ada 2 pintu ) terdapat 4 Kasir, semuanya elektronik. Setiap pembeli men-scanning label barang yang menempel ( digital code ) di  dus pembungkus barang belanjaan. Muncul tampilan  harga dan total harga barang yang dibeli pada LCD komputer. Kartu kredit tertentu digesekkan untuk membayar barang belanjaan. Bila mengalami kesulitan / macet, ada 2 petugas yang dapat membantu pembeli di kasir Elektronik.

Bila banyak belanjaannya, kami harus mengunggu antrian dalam waktu yang lama. Bagusnya disini  ada 2 pintu keluar dan masing-masing pintu ada 4 Kasir elektronik, sehingga kita dapat membayar pada Kasir yang sudah kosong. Setiap pembeli yang akan membayar selalu menunggu antrian, tidak pernah kami melihat ada orang yang menyerobot begitu saja. Kalau hal in terjadi maka kita akan diteriaki orang-orang lain.

Selanjutnya mesin akan mengeluarkan lembar / struk belanjaan seperti kita belanja di Mall di Indonesia. Selesai?

Ternyata belum. Masih ada prosedur yang terakhir. Saat kami akan meninggalkan ruang Kasir Elektronik ini ada 2 orang petugas Pria yang berseragam Ikea, akan memeriksa Struk belanjaan dan mencocokkan jumlahnya dengan barang belanjaan yang ada di atas Troli kita. Hal ini dilakukan kalau-kalau ada pembeli yang nakal / tidak jujur, misalnya ada barang belanjaan yang belum di bayar tetapi sudah ada di atas Troli. Setelah Petugas yakin belanjaan dan Struk cocok, maka dengan senyuman Petugas mempersilahkan kami meninggalkan ruangan itu. Selesai sudah kami belanja.

Repot? Tidak juga sih. Oleh karena prosedurnya demikian, maka penduduk sudah terbiasa dengan Kasir elektronik seperti itu.

Kesimpulan saya, untuk belanja di Mall dengan Kasir Elektronik, kita harus:


1.      Mempunyai Kartu Kredit, tidak perlu bawa uang kontan banyak, bisa dibayar bulan depan.
2.      Tidak gaptek ( gagap teknologi ).
3.      Jujur.


Suatu hal yang mesti diingat adalah “Jangan sampai terjadi besar pasak dari pada tiang.” Ceritanya bisa jadi panjang.

Selamat malam.-