Rabu, Desember 28, 2011

Berlibur di Sydney (9)




26 Desember 2011:

05.55 wake up and take a shower.
Diguyur air hangat, badan terasa segar.  Melalui jendela kamar tidur, tampak gedung-gedung bertingkat tempat tinggal ( flat ). Kiri, kanan, belakang flat putri kami terdapat banyak gedung, nampak seperti Building forest.

Tiap 15 menit saya mendengar deru mesin pesawat di udara. Berbagai Maskapai penerbangan baik domestik maupun internasional tiap hari nampak di udara sekitar Flat. Makumlah flat ini berlokasi dekat Sydney Airport. Para penduduk akhirnya sudah terbiasa mendengar deru nesin jet di udara flat mereka.

26 Desember merupakan hari libur nasional Australia, Boxing day. Semula saya pikir ini ada hubungannya dengan olahraga Kick boxing atau tinju, ternyata bukan itu maksudnya. Boxing day merupakan hari untuk membuka kotak-kotak bingkisan Natal. 25 dan 26 Desember merupakan hari libur nasional. Ada 3 negara yang mempunyai Boxingday yaitu: Australia, Inggris dan Kanada.

Kalau saya amati pada saat hari libur tidak banyak mobil yang berlalu-lalang. Saat kami memasuki Mall, ternyata banyak penduduk yang berada disini. Mall bertingkat berapapun banyak pengunjungnya. Untuk parkir mobil saja sangat susah mencari tempat yang kosong. Kadang kala kami harus mencari tempat parkir di atap gedung ( biasanya  masih banyak yang kosong, ruginya kalau sedang turun hujan, harus siap dengan payung ).

Kami sekeluarga  meluncur ke daerah Bondi ( Bondai ), Bondai Mall yang berlantai 3, sekedar cuci mata. Saat kami melewati Coffee café, tercium semerbak bau Kopi. Tampak para pegunjung minum Kopi sambil menikmati Braekfast mereka. Pagi-pagi begini mereka sudah berada di Mall makan pagi sambil belanja, ciri masyarakat yang berkecukupan.

Berada di Mall waktu berjalan tidak terasa. Pukul 11.30 perut mulai lapar juga karena pagi hari kami hanya minum susu dan cereal gandum. Kami masuk ke sebuah Chinese restaurant. Wah…disinipun banyak tamu yang akan makan Yumcha ( yamca ) semacam makanan kecil ( siomay, udang goreng tepung, bapaw kecil sayuran rebus dll ( tidak ada Steam rice atau nasi putih ). 

Tamu harus antri apakah sudah tersedia bangku dan meja yang kosong, kecuali kalau sudah booking ( pesan tempat sebelumnya dan untuk berapa tamu ). Meskipun makanan kecil tetapi kalau  jumlahnya bayak, perut kenyang juga meskipun kalau tidak makan nasi. Kalaupun di rumah makan tersedia Nasi ( Steam rice ) tetapi disini tidak tersedia piring seperti layaknya  piring makan di negara kita, tetapi sebuah mangkuk kecil sebagai tempat Nasi. Nasi sedikit tetapi lauknya banyak. Kalau di negara kita umumnya Nasi yang banyak dan lauknya sedikit saya.

Foto:






Selesai Lunch kami menuju tempat parkir. Lumayan juga jauhnya putra kami parkir mobilnya. Setiap pejalan kaki ingin yang ingin menyebrang jalan, mereka harus menekan sebuah tombol di sebuah tiang pada daerah zebra cross. Kalau lampu hijau bagi pejalan kaki sudah nyala hijau, maka semua pedesterian akan berjalan kaki menyebrang jalan, tanpa takut tertabrak mobil. 

Sebaliknya para driver takut kalau menabrak pedesterian. Sangsinya berat, apalagi kalau sampai meninggal dunia. Para pedesterian sangat dihormati. Dari jauh pengendara mobil sudah melambatkan kecepatan mobilnya, memberi kesempatan mereka menyebang jalan di zebra cross.

Dalam perjalanan pulang, mata saya terpejam sebentar. Saat membuka mata, mobil sudah tiba di depan pintu garasi flat putra kami. Malam itu kami  beristirahat, sambil minum Teh bersama dan menonton siaran film di TV digital yang menampilkan mutu gambar yang prima. 

Demikian juga di Indonesia era TV analog sudah berganti menjadi TV Digital. Saat ini harga TV digital masih tinggi. Mirip harga sebuah Handphone yang berangsur-angsur saat ini sudah mulai terjangkau, kecuali Smartphone seperti BlackBerry, Iphone, Android phone.

Selamat malam.-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar