Selasa, Januari 11, 2011

Aneh tapi nyata



Pk. 05.00 saya dibangunkan oleh bunyi alarm HP Huawei Android yang saya setting 05.00, wake up.

Saya pergi ke halaman depan rumah kami, masih gelap. Rupanya banyak awan di atas kota Cirebon. Pk. 05.00 biasanya langit sudah terang Pada musim penghujan saat ini udara lebih anyak berawan dan turun hujan. Saya melihat jalan aspal di muka halaman rumah kami nampak basah akibat hujan semalam.

Setelah cuci muka, mandi ala cowboy, saya meluncur ke Mesin ATM sebuah Bank pemerintah yang berjarak sekitar 2 km dari rumah kami. Setelah mengunci pintu rumah saya mengayuh sepeda saya. Saya akan mengambil uang secukupnya untuk keperluan sehari-hari.

Tanpa memakai Jaket udara terasa dingin menyegarkan. Sambil mengayuh sepeda  pikiran saya melayang ke tahun 1963-1966 saat saya duduk di bangku SMA ( sekarang SMU ). Berangkat dan pulang  sekolah selalu naik sepeda sejauh 6 Km pulang pergi. Terlintas ingatan ketika SMA saya naik sepeda dan 45 tahun kemudian saat saya sudah pensiunpun masih tetap naik sepeda. Kalau dahulu naik sepeda untuk menuntut ilmu, sekarang naik sepeda untuk alasan kesehatan agar tubuh tetap bugar. Tiada hari tanpa sepeda. Saya bersyukur di usia senja ini masih bisa mengayuh sepeda di jalan raya yang sepi belum ramai oleh mobil angkutan kota yang berjalan semau gue.

Dulu saya tidak bisa menikmati makanan yang saya inginkan karena tidak punya uang, sekarang ketika punya uang, tetapi tidak bisa makan semaunya, sebab beberapa makanan harus dihindari demi kesehatan. Nilai enak makanan ada di makanan yang berminyak yang rapat dengan Kolesterol. Kolesterol mesti dibatasi kalau mau sehat. Akhirnya tidak dapat makan enak setiap hari. Hidup banyak pilihan. Kalau mau sehat mesti pandai-pandai memilih makanan yang dikonsumsi. Orang Amrik bilang “ You are what you eat.” Ada benarnya juga.

Kalau berpapasan atau bertemu dengan seseorang ( tetangga, pasien, relasi ) saat naik sepeda selalu terdengar “Dok, kok naik sepeda?”

“Iya nih, olah raga keluar keringat untuk tetap sehat.”

“Setuju, Dok.” He..he.. kami tertawa bersamaan.

---

Semalam datang berobat, Sdr. A,  24 th. Ia diantar oleh Ibunya, Ny. M, 40 th.
A membawa HP Blackberry warna putih ( minggu lalu bawa BB warna Hitam ), Ciri khas anak muda yang berkecukupan. Dokternya sendiri menggunakan HP RRC Huawei, kalah pamor ditinjau dari HP nya. Ditinjau dari profesinya, ia kalah pamor dengan dokternya. He..he…

Ini pasien aneh menurut saya.
Seminggu yang lalu, A mengeluh demam sejak 2 hari, pegel linu, susah tidur.
Ibunya bertanya apakah A menderita DB ( Demam Berdarah)?
Saya jawab “Sebelum diperiksa Darahnya saya belum dapat memastikannya. Sebaiknya darah Andi diperiksa saja ya untuk memastikan apakah: DB, Tipes atau Infeksi Sal. Kencing yang  sering memberikan gejala demam kepada pasien.”

A dan Ibunya setuju. Saya membuatkan Surat Pengantar pemeriksaan Darah dan Urine ke sebuah Lab. Klinik Swasta terdekat dengan rumahnya.

Untuk A saya beri resep tablet pain killer dan tablet minor tranquilizer agar demam berkurang dan dapat tidur.

Keesokan sorenya A tidak datang ( padahal seharusnya sudah datang kembali membawa hasil pemeriksaan Lab. ). Pasien tidak menghiraukan advis Dokternya.  Ini keanehan yang ke 1.

7 hari kemudian ( kemarin ) A dan Ibunya datang kembali sambil menyodorkan hasil pemeriksan Darah saja, tanpa hasil pemeriksaan Urine. Alasannya A merasa tidak perlu diperiksa Urinenya. Jadi Andi lebih pintar dari pada Dokternya? Ini keanehan yang ke 2.

Hasil pemerisaan Darahnya tidak menunjukan adanya penyakit Tipes atau DB. Sedangkan hasil pemeriksaan Liver Function Test ( SGOT dan SGPT ) meninggi sampai 3 kali lebih tinggi dari nilai normal, ada gangguan fungsi Hati. A masih mengeluh sudah tidur malam.

Saya bertanya kepada Ibunya “Kalau siang, A tidur?”

“Tidur, dok, pules. Malam hari tidak bisa tidur.”

“Kalau dihitung per 24 jam sebenarnya  tiap orang dewasa butuh 7-8 jam untuk tidur yang gunanya untuk men-charge otaknya. A ini cukup tidur tetapi mempunyai waktu tidur yang terbalik bila dibandingkan dengan orang lain. Kalau jadi pekerja malam misalnya Satpam, A rasanya cocok. Siang tidur dan malam jaga. He..he..Kalau A membantu orang tuanya di sebuah Toko yang laris, mestinya siang jaga dan malam hari tidur. Ini kok terbalik ya.”

Ibu Andi bertanya lagi “ Jadi mesti bagaimana, dok?”

Saya menjawab “ Jam biologis A mesti di reset ulang sehingga malam dapat tidur dan siang  tidak tidur. Ada Suplemen ( tambahan ) berupa tablet/kapsul yang berfungsi memperbaiki jam biologis seseorang. Jam biologis setiap orang berbeda-beda. Kalau badan sudah terbiasa tidur pukul 22.00 dan bangun pukul 06.30, maka selanjutnya akan begitu juga, tidak peduli ia ada di kota / Negara   yang berlainan. Nah setting Jam biologis ini dipengaruhi oleh hormon Melatonin yang dihasilkan oleh tubuh kita sendiri. Saya akan berikan resep tablet / kapsul Melatonin 3 mg untuk A yang diminum sebelum tidur malam hari, sebab Melatonin bekerja pada malam hari. Usahakan agar pukul 22.00 A sudah harus berada di bed nya dan tidak melakukan aktifitas apa-apa ( main game di HP BB, lihat TV dsb ).”

Ibu Andi bertanya lagi ( banyak juga ya pertanyaannya ) “Untuk gangguan fungsi Hatinya diberi obat apa, Dok?”

“Untuk menurunkan kadar SGOT dan SGPT A saya akan beri kapsul untuk memperbaiki fungsi Hatinya ( semacam liver protector ).”  Saya menjawab.

Kemudian saya menambahkan “2 minggu setelah minum obat ini  silahkan diperiksa darahnya lagi untuk memeriksa apakah SGOT dan SGPT A membaik atau tidak. Semoga sih membaik. Jaga makanan yang sehat dan hindari makanan yang banyak minyak. O.K.?”

Kami mendengar dering sebuah lagu dari BB A. A langsung menerima panggilan HPnya, tidak peduli ia saat yang sama sedang  berkonsultasi dengan dokter tentang kesehatannya. Ia lebih mementingkan panggilan di HPnya dari pada konsultasi dengan dokternya. Ini keanehan yang ke 3 ( yang sering terjadi  juga terhadap pasien-pasien lain yang berobat ).

HP bagaikan pisau bermata dua. Suatu saat penting dan berguna untuk berkomunikasi dan pada saat yang lain sering kali menganggu konsentrasi dan pembicaraan seseorang. Kita mesti pandai-pandai menggunakan skala prioritas.



2 komentar:

  1. Anonim3:30 PM

    tak terlalu concern dg gadget dan suka sekali bersepeda,... ah,saya akan mengikuti jejak dokter juga hehehe.

    BalasHapus
  2. To Amilus,

    Terima kasih sudah berkunjung.
    Silahkan diambil apa yang baik dan jangan ditiru hal yang tidak baiknya. Semoga bermanfaat.
    Salam.

    BalasHapus