Selasa, April 05, 2011

Kematian



Dalam 4 bulan terakhir ini, kami   sudah kehilangan 4 orang sanak famili dan relasi.
2 orang dimakamkan dan 2 orang dikremasikan. Berarti ada 1 orang setiap bulan yang telah meninggalkan kami.

Saat mendengarkan kotbah Rohaniawan sebelum peti jenasah di kirim ke Ruang Krematorium atau di masukkan ke dalam liang lahat, saya merenung bahwa suatu saat setiap dari kami ini akan pergi juga menghadapNya.

Kapan? Kami tidak tahu. Mungkin nanti malam, mungkin besok, mungkin 1 tahun lagi dst. Tidak ada seorangpun yang tahu kapan kita semua akan menghadapNya.

Betapapun kayanya dia, betapa tingginya kedudukan dia, betapapun hebatnya dia,  kalau sudah waktunya maka manusia tidak mempunyai kuasa apapun untuk mengindari saat dia menghadapNya.

Lalu apa yang akan saya perbuat sebelum waktu itu tiba?

Saya teringat akan kata-kata seorang yang bijak yang berkata:

Anda ingin bahagia?

Untuk sehari,  pergilah memancing ikan.
Untuk sebulan, menikahlah.
Untuk setahun, warisilah harta.
Untuk selamanya, tolonglah orang lain.

Sudahkah kita melakukan hal yang paling akhir itu?
Jawabannya ada di dalam hati kita masing-masing. Amin.-

4 komentar:

  1. Selamat pagi Pak Dokter, Semoga kebahagiaan selalu beserta Pak Dokter dan keluarga.

    Tulisannya menyentuh sekali.

    BalasHapus
  2. To Suster G,

    Terima kasih sudah berkunjung dan memberi komentar.

    Tuhan memberkati Anda.

    Salam.

    BalasHapus
  3. kematian memang tidak bisa diprediksi, kapan dia datang siapa yg tahu. bahkan yg muda-muda pun bisa mendahului yang sudah sepuh. rahasia kehidupan, kata banyak orang.
    maka menurut saya selama hidup hendaklah menabur yang baik sebanyak-banyaknya, dan tidak terlalu mengharapkan hasilnya, sebab suatu hari pasti akan dibalas setimpal. orang mati harus meninggalkan nama baik.
    dan, oh ya, dalam iman saya, kematian bukan sesuatu yg perlu ditakuti krn Tuhan akan membangkitkan orang yang percaya kepada-Nya.
    hehehe.
    salam.

    BalasHapus
  4. To Sectiocadaveris,

    Benar, setiap orang akan menuju kematian.
    Masalahnya apakah kita sudah siap menghadapi kematian? Ada yang sudah siap dan ada banyak orang yg belum siap. Tergantung kepada imannya.

    Pada pasien yg sudah dalam stadium terminal dan sangat menderita, sering kali timbul pertanyaan: apakah tidak lebih baik kalau mereka cepat-cepat menghadapNya?

    Kematian sering dianggap sebagai misteri.
    Kalau meninggal pada usia lanjut masih dapat diterima, tetapi mengapa ada banyak manusia dalam usia bayi, anak, dewasa muda pun mereka sudah meninggal dunia.

    Topik kematian dapat menjadi topik yg menarik dalam sebuah diskusi.

    Salam

    BalasHapus