Senin, Juni 25, 2012

Hari Ulang Tahun



11 Juni 2012 sore hari sebelum dimulai Rapat Bulanan Pengurus Panti Wreda Kasih, kami para Pengurus Panti memperingati Hari Ulang Tahun Oma W, 73 tahun. Oma W ini  sejak 3 tahun yang lalu tinggal di Panti ini, karena sudah tidak mempunyai sanak famili yang dapat merawat Oma W.

Pada awal acara dibawakan sebuah Renungan yang saya sampaikan. Renungan ini diambil berdasar ayat Alkitab, Roma 13: 8-9 yang intinya “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”. Para Pengurus Panti yang bekerja nonprofit ini  bertahun-tahun merawat para Oma dan Opa, menyediakan makanan, memberikan tumpangan, memberikan pelayanan rohani setiap pagi, memberikan pelayanan kesehatan, mengajak rekreasi di luar Gedung Panti dan lain-lain. Semuanya itu merupakan penjabaran dari “Kasihilah sesamumu manusia, seperti dirimu sendiri.”

Selesai Renungan dimulailah acara HUT Oma W.
Lagu “Selamat Ulang Tahun” mulai dinyanyikan secara bersama-sama, tiup lilin kue ulang tahun, pemotongan kue dan pemberian ucapan Selamat Ulang Tahun kepada Oma W. Tampak wajah Oma W cerah dan gembira. Ia bersyukur kalau Ulang Tahun yang ke 73 dapat diperingati bersama-sama Oma dan Opa yang tinggal di Panti ini.

Saya ikut bergembira dan bersyukur pada sore hari itu. Turut bergembira memperingati Ulang Tahun Oma W. Umur saya belum mencapai umur tersebut. Saya tidak tahu apakah saya dapat mencapai umur itu, hanya Tuhan yang tahu.

Selesai acara Ulang Tahun itu, dilanjutkan dengan acara santap malam bersama. Selesai santap malam, kami para Pengurus Panti melanjutkan dengan acara Rapat Bulanan Pengurus Panti.
Selamat malam.-

Minggu, Juni 10, 2012

Suntik minded



Pemberian pengobatan kepada pasien yang berobat dapat berupa pemberian Resep obat yang harus dibeli di Apotik atau pemberian Resep dan diberi suntikan. Pemberian suntikan bila dianggap perlu, misalnya serangan Ashma bronchial ( serangan sesak nafas ), Kaligata akut ( menderita gatal yang hebat akibat alergi terhadap sesuatu ), atau Kejang-kejang. Pada pasien yang menderita Flu biasanya jarang diberikan suntikan.

---

Ada pasien saya, Tn S, 48 tahun, langganan saya yang sering berobat bila menderita Daire, Pegel linu, Flu, Luka di kaki, dan lain-lain. Suatu saat ia menderita Kaligata yang akut, mungkin salah makan sesuatu. Saya berikan suntikan Antihistamin untuk meredakan alerginya dan resep obat untuk diminum. Pasien sembuh dalam waktu yang tidak terlalu lama. Katanya ia merasa cocok dengan pemberian obat dari saya, terutama efek suntikan yang diberikan.

Lain kali bila pasien ini sakit, ia minta diberi suntikan. Semula saya menolak memberikan suntikan, karena dianggap tidak perlu, dan cukup diberikan resep obat saja. Pasien ngotot minta disuntik dengan alasan agar cepat sembuh dari keluhan yang saat itu dideritanya. Pasien juga tidak berkeberatan bila ada tambahan fee untuk biaya suntikan tadi. Baginya yang penting keluhan sakitnya cepat sembuh.

Memang efek pemberian suntikan akan cebih cepat ( dalam bilangan menit ) bila dibandingkan dengan minum obat yang perlu waktu untuk diserap dalam saluran pencernaan ( perlu waktu beberapa jam ).

Jadi tidak aneh bila ada banyak pasien yang minta disuntik saat berobat kepada dokter, tidak peduli mereka sakit apa atau bila dianggap suntikan tidaklah perlu diberikan, mereka tidak peduli. Yang penting cepat sembuh.

---

Sebaliknya ada banyak pasien yang takut disuntik. Apapun alasannya, pasien-pasien ini selalu menolak disuntik. Alasannya mereka takut melihat jarum suntik dan takut merasa sakit saat disuntik ( padahal tidak selalu benar ). Ada pasien yang bertubuh besar, tetapi takut disuntik. Tubuh yang besar tidak menjamin nyalinya juga besar kalau hendak disuntik. Mereka minta diberi resep obat saja.

Jadi dalam menghadapi para pasien saya sebelum menyuntik, saya minta ijin dahulu bahwa pasien akan diberi suntikan. Bila pasien setuju, suntikan diberikan. Kalau pasien tidak setuju, mereka tidak diberi suntikan. Jadi ada “win win solution”.

Juga harap diingat pada pemberian suntikan ada kemungkinan pasien tidak tahan dengan obat yang disuntikkan, mesti ditanya dahulu apakah pasien alergi terhadap sesuatu obat. Bila ada faktor alergi jangan diberikan obat yang sama untuk menghindari kejadian Anafilaktik shok.
Lebih bijaksana bila sudah disiapkan obat suntik anti alergi, saat hendak menyuntik pasien, kalau-kalau pasien mendapatkan reaksi yang tidak diinginkan.-

Jumat, Juni 08, 2012

Surat Keterangan Sehat


Sebagai Dokter Praktik Umum, saya sering membuat berbagai Surat Keterangan untuk berbagai keperluan, antara lain: Surat Keterangan Sakit, Surat Keterangan Sehat dan Surat Keterangan Kematian.

Kemarin pagi datang seorang Ibu, usia sekitar 40 tahun.

Saya bertanya kepadanya “Ada keperluan apa Ibu? Tampaknya Ibu tidak sakit.”

Ibu tadi menjawab “Dokter, saya ingin mendapatkan Surat Keterangan Sehat bagi anak saya. Ia akan melanjutkan sekolah.”

“Baik, mana anak Ibu?” saya bertanya kembali.

“O..anak saya masih di rumah.”

“Kalau anak Ibu tidak dibawa, saya tidak dapat membuat Surat tadi, sebab saya perlu data: Tinggi Badan, Berat Badan, Tekanan darah dan lain-lain data kesehatan untuknya. Nanti sore saja Ibu datang bersama anak Ibu untuk saya periksa.” Saya menjelaskan kepada Ibu tadi.

“Baiklah, Dok”

Sore hari dan sampai keesokan harinya Ibu tadi tidak datang kembali. Mungkin ia sudah mendapatkan Surat Keterangan Sehat bagi anaknya dari Teman Sejawat yang lain.

Untuk membuat Surat Keterangan Sehat / Sakit / Kematian, dokter mesti memeriksa atau melihat keadaan pasien terlebih dahulu, sebab dokter harus yakin dahulu untuk membuat Surat Keterangan tersebut.