Minggu, Agustus 26, 2012

Mumps




( foto ilustrasi )



Pagi hari ini kami mengikuti kebaktian di Gereja kami pukul 06.00.
Di halaman Gereja kami dihampiri oleh Pak B, 65 tahun.
“Selamat pagi, dokter Basuki.”
“Selamat pagi, Pak.”

Pak B berkata lagi “Ah..kebetulan nih ketemu dengan dokter. Ini Dok, pipi saya saat bangun tidur terasa sedikit nyeri dan bengkak,” sambil memperlihatkan pipi kanannya.

Saat itu belum banyak anggota jemaat gereja yang hadir. Saya langsung memeriksa wajah Pak B ini. Tampak ada pembengkakan di area submandibularis dextra ( dibawah rahang bawah sebelah kanan ).
Pada sisi kiri tampak normal.

Saat meraba pembengkakan itu saya bertanya kepada Pak B “Sakit, Pak?”

“Sedikit, dok” Pak B menjawab.

Pak B lupa, apakah saat masih anak-anak sudah menderita penyakit Gondongan.

Saya membuat kesimpulan bahwa ini adalah peradangan kelenjar ludah dibawah rahang bawah sebelah kanan atau yang biasa disebut sebagai penyakit Gondongan / Mumps / Parotitis acuta yang biasa terjadi pada usia anak-anak. Sedangkan Pak B ini sudah berusia 65 tahun. Tidak cocok.

Penyakit Mumps disebabkan oleh sejenis Virus, paramyxovirus yang biasa menyerang usia anak-anak.
Peradangan kelenjar ludah pada Pak B ini mungkin bukan oleh Virus tetapi disebabkan oleh Bakteri.

Saya mengambil selembar kertas Resep obat yang biasa saya simpan beberapa lembar di dompet saya , kalau-kalau suatu saat diperlukan kala saya tidak berada di Ruang Periksa. Segera saya pinjam sebuah Ballpoint di Ruang Satpam dan menuliskan resep obat berupa: tablet antibiotika, tablet pain killer dan tablet anti peradangan untuk Pak B.

Saya berkata “Ini pak, resep obatnya. Nanti diminum ya,” sambil menyerahkan lembaran resep obat kepada Pak B.

“Terima kasih, dokter Basuki,” kata Pak B saat menerima resep obat gratis ini. Tampak Pak B ini gembira dan sayapun ikut gembira dan lega yang sudah dapat memberikan pertolongan bagi orang lain.

“Sama-sama Pak, semoga lekas sembuh ya,” saya menjawab sambil bergegas memasuki Ruang Gereja bersama isteri saya untuk mengikuti kebaktian pagi hari ini.

Jumat, Agustus 17, 2012

Peduli Kasih 2012















Peka ( Peduli Kasih ) tahun 2012 kembali diadakan oleh Gereja kami pada tanggal 14 sampai 18 Agustus 2012.

Peka 2012 mengambil tempat di kompleks area SPBU Bendungan yang berlokasi 15 Km dari kota Cirebon ke arah kota Tegal. Di lokasi ini tersedia SPBU untuk mengisi bahan bakar sepeda motor, mobil pribadi, angkutan umum dan bus. Selain itu juga tersedia: Mini market, rest area, tempat, solat, toilet dan halaman parkir yang cukup luas.

Seperti tahun yang lalu Panitia juga sudah melaporkan kegiatan Peka ini kepada Kepala Sektor Kepolisian dan Bapak Camat setempat yang menghargai kegiatan Peduli Kasih yang kami adakan ini.

Misi Peka 2012 ialah memberikan secara gratis makanan cepat saji, minuman dingin / hangat bagi para pemudik yang tidak puasa dan pelayanan kesehatan ( P3K). Makanan cepat saji yang disediakan adalah Mie gelas dan Pop mie. Minuman dingin berupa air mineral gelas dan ale-ale. Minuman hangat tersedia Kopi hitam, Kopi susu, Wedang jahe dll. Bagi anak-anak tersedia Susu kotak siap saji dan biskuit. Logistik ini berasal dari para donator para anggota jemaat.

Pak I.S. selaku Ketua Panitia Peka 2012 membentuk Panitia yang terdiri dari sekitar 45 orang dan tercatat sekitar 100 orang relawan yang membantu pelayanan ini. Tiap hari pelayanan terdiri dari 2 kelompok dimana Kelompok I bertugas dari pukul 08.00 – 14.00 dan kelompok II bertugas dari pukul 14.00 – 20.00.

Sebagai alat transportasi tersedia 2 Minibus pengangkut para relawan & Panitia dan 1 Minibus pengangkut bahan-bahan dan peralatan logistik. Selain itu juga ada relawan yang membawa mobil pribadi yang dapat dimanfaatkan mengangkut para relawan dan panitia.

Kunjungan para pemudik ke Pos Peka yang paling banyak adalah pada tanggal 17 dan 18 Agustus siang – sore hari yaitu 1-2 hari menjelang Hari Raya Idu Fitri 1433 H. Jumlah pengendara sepeda motor dari arah Jakarta menuju ke arah timur ( Tegal, Semarang dll ) sangat banyak, tidak terputus-putus. Para pengendara sepeda motor inilah yang merupakan pengunjung Pos Peka yang terbanyak. Tidak jarang para pemudik membawa anak-anak yang masih kecil. Tidak jarang 1 sepeda motor dinaiki oleh 3-4 orang, yang cukup berbahaya.

Selain tersedia makanan dan minuman cepat saji, tersedia juga 2 orang pemijat ( pria dan wanita ). Pemijat ini membantu para pemudik yang kelelahan untuk melemaskan otot-otot tubuh pemudik. Pelayanan pemijat ini juga gratis. Pemijat diberi honor oleh Panitia.

Panitia juga menyediakan alat musik Organ untuk menghibur para pemudik yang berhenti di Pos Peka ini. Perut kenyang, mata ngantuk dan pemudik dapat tidur di bawah tenda besar yang dipasang oleh Panitia.

Saya yang bertugas sebagai Seksi Kesehatan ( P3K ) melayani para pemudik yang mengalami kecelakaan sehingga terjadi luka pada kaki dan tangan, kepala pusing, perut mual dan lain-lain.

Ada pula pemudik wanita yang hamil muda mengalami kesakitan pada daerah perutnya sehingga perlu diantar ke Puskesmas terdekat.

Keluhan yang paling sering adalah mata perih terkena debu jalanan. Banyak mata pemudik yang kami tetesi dengan cairan obat tetes mata.

Kami mendapat kesan bahwa pelayanan Peka ini cukup bermanfaat dan sangat membantu para pemudik di dalam perjalanan mereka menuju kota tujuan masing-masing.

“Selamat Hari Raya Idul Fitri 1433 H. Mohon Maaf Lahir dan Batin”.

Minggu, Agustus 12, 2012

Sepeda santai








Dalam rangka Ulang Tahun Kemerdekaan R.I. tahun 2012 gereja kami, GKI Pengampon Cirebon mengadakan acara Sepeda santai. Acara yang diadakan pada tanggal 11 Agustus 2012 ini diikuti oleh sekitar 100 peserta.

Peserta kumpul pukul 05.00 pagi di Gedung pertemuan “Yakin” Jl. Pulasaren. Tiap peserta mendapat 1 buah T Shirt berlogo NKRI dan GKI Pengampon. Selain itu peserta mendapat sebuah bendera Merah-Putih yang dipasang di sepeda masing-masing.

Sebelum berangkat peserta mndapat pengarahan dari Panitia tentang tata tertib bersepeda dan route jalan yang akan ditempuh sejauh sekitar 5 Km. Selesai pengarahan dilanjutkan dengan doa oleh Pendeta Bpk I. Di depan gedung “Yakin” rombongan dilepas oleh Ketua Panitia, Bpk H.

Start dimulai pada pukul 06.30.
Penulis yang menjadi Seksi Kesehatan berada di mobil Pickup yang berjalan lambat di belakang rombongan peserta. Selain itu juga ada 1 Minibus yang mengiringi rombongan. Saya minta kepada Panitia agar disediakan 1 mobil Pickup, bak terbuka untuk mengantisipasi kalau-kalau ada sepeda yang mengalami gangguan ( ban kempes, sepeda rusak dll ), dapat diangkut oleh Pickup ini.

Rombongan dipandu oleh petugas dari Kepolisian dengan berkendaraan Sepeda motor. Route yang dilalui adalah: Jalan Pulasaren, Yos Sudarso, Sisingamangaraja, Diponegoro, Dr. Wahidin, Dr. Cipto M, P. Drajat, Jagasatru dan kembali ke jalan Pulasaren. Di setiap lampu traffic light bila lamu Merah, peserta juga berhenti menunggu lampu Hijau.

Peserta mengendarai sepeda masing-masing dengan santai dan gembira, diselilingi senda gurau. Pagi hari berolah raga naik sepeda. Asik juga nih.

Ditengah perjalanan ada seorang peserta Pria yang mengalami ban kempes ( mungkin tertusuk paku ) sehingga sepeda diangkut Pickup. Tidak berapa lama kemudian ada peserta wanita yang mengalami gangguan pada rantai sepedanya sehingga tidak dapat berjalan baik. Sepeda inipun harus naik Pickup untuk menuju garis Finish. Peserta wanita ini naik Minibus.

Pukul 07. 45 kami tiba kembali di depan gedung “Yakin”. Kami bersyukur semua peserta tidak ada yang mengalami gangguan kesehatan. Peserta segera memasuki gedung “Yakin” untuk menikmati sarapan pagi berupa 1 paket Nasi Jamblang.

Senin, Agustus 06, 2012

Hipertensi


Hipertensi atau tekanan darah tinggi juga merupakan penyakit keturunan, sama halnya dengan penyakit Ashma bronchiale.

Hipertensi ada 2 golongan yaitu Hipertensi primer dan Hipertensi sekunder.
Pada Hipertensi primer tidak diketahui penyebabnya merupakan 95 % dari seluruh Hipertensi. Hipertensi primer disebut juga sebagai Hipertensi esensiil atau Hipertensi ideopatik.

Hipertensi sekunder atau Hipertensi renal terdapat sekitar 5 % kasus yang merupakan akibat dari adanya penyakit lain, seperti penyakit Ginjal, tumor Feokromositoma, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan dan lain-lain.

Obat untuk Hipertensi telah diuraikan dalam Blog ini dalam artikel “Losartan dan Disfungsi ereksi”.
---
2 hari yang lalu datang berobat Pak T, 60 tahun. Pak T adalah pasien langganan saya, yang menderita Hipertensi.

Keluhan Pak T adalah kepala sedikit pusing. Sudah lama Pak T tidak kontrol ulang Hipertensinya.

Pada pemeriksan tekanan darahnya : 160/90 mmHg. 2 bulan terakhhir saat ia kontrol tekanan darahnya : 130/80 mmHg.

Saya berkata “Pak T tekanan darahnya naik lagi nih.”
Pak T bertanya “Berapa, Dok?”
Saya menjawab “160/90, Pak. Rupanya Bapak tidak minum obat lagi ya?”

Pak T berkata “Terakhir saya kesini kan tekanan saya sudah normal, Dok.”
Saya menjawab “Benar, tetapi meskipun tekanan darahnya sudah normal, obat anti hipertensinya tetap harus diminum, Pak.”

“O..begitu ya.”

Rupanya bila tekanan darahnya sudah normal, pasien tidak perlu minum obat lagi. Hal ini sering terjadi juga pada pasien-pasien Hipertensi lainnya. Yang benar adalah minum obat anti Hipertensi harus dalam jangka panjang, praktis seumur hidup.

“Benar, Pak. Bapak harus terus minum obatnya agar tekanan darah Bapak tidak naik lagi dan tetap normal. Ini saya berikan resep obat untuk Bapak yang harus Bapak minum. 1 bulan lagi Bapak harus kontrol tekanan darah,” sambil menyerahkan kertas resep obat kepada Pak T.

Ashma


2 hari yang lalu datang berobat Nn. S, 20 tahun. Ia diantar oleh Ibunya.
Keluhannya batuk-batuk sejak 3 hari yang lalu. Tidak ada demam dan flu. Bila batuk ia tidak mengeluarkan dahak. Ia sudah minum tablet anti batuk yang dijual bebas, tetapi tidak kunjung sembuh.

Tampak wajah pasien murung dan tidak ceria.

Pada pemeriksaan dengar ( auskultasi ) dengan alat Stetoscop, terdengar suara wheezing dan ronchi kering di kedua paru-parunya. Ini gejala khas pada penyakit Ashma bronchiale. Kakeknya juga penderita Ashma. Pasien ini juga alergi terhadap Ikan laut.

Pada penyakit Ashma ini terdapat gejala: penyempitan saluran nafas ( bronchus ), sekresi lendir saluran nafas dan lendirnya bersifat lengket. Gejala penyakit ini tidak dapat diatasi dengan pemberian obat anti batuk biasa.

Untuk pasien ini saya memberikan resep obat utuk melebarkan bronchus ( bronchodilator ), tablet yang mengandung anti alergi dan peradangan dan tablet pengencer lender ( mukolitik ). Semoga penyakitnya dapat sembuh.

Saya menyarankan agar ia tidak makan ikan laut dan bila naik motor agar memakai masker agar debu jalanan tidak terhirup.

Sampai saya menulis artikel ini, Nn. S tidak datang kembali. Semoga ia sudah sembuh.

Minggu, Agustus 05, 2012

Gangguan Pencernaan


2 hari yang lalu datang berobat Ibu U, 50 tahun.
Keluhannya: perut kembung, sudah 2 hari tidak buang air besar.

Saat ditanya habis makan apa? Yang pedas-pedas? Ia membenarkan, saat sahur ia makan sambel terlalu banyak sehingga pencernaannya terganggu.

Pada pemeriksaan fisik : tekanan darah: normal, Jantung dan paru-paru : normal. Pada pemeriksaan Perkusi ( pemeriksan ketok ) pada dinding Perut tampak banyak angin ( meteorismus ), pada Auscultasi ( pemeriksaan dengar dengan alat Stetoskop ) terdengar bunyi usus bertambah.

Segera saya memberi Ibu U, sebuah tablet P ( obat Maag ) dan segelas air mineral, untuk mengeluarkan gas dalam Lambungnya. Setelah tablet itu ditelannya, tidak berapa lama kemudian terdengar suara ..ee.. dari mulut Ibu U. Ibu merasa lega sebab kembungnya sudah membaik.

Saya menyarankan agar saat makan tidak terlalu banyak makan sambal yang dapat menyebabkan gangguan Lambung ( yang mungkin peka terhadap pedas ). Saya memberikan resep obat berupa tablet Maag dan Multivitamin.

--

Pak S, 35 tahun mengeluh sudah 2 hari tidak buang air besar, tidak selera makan, tidak buang angin ( kentut, flatus ).

Saya bertanya apakah ia makan makanan yang terlalu pedas atau terlalu asam? Ia menjawab tidak.
Pertanyaan selanjutnya apakah ia mengalami Stres dalam rumah tangga atau di dalam pekerjaannya?
Pak S membenarkan bahwa ia mengalami adanya Stres yaitu beban pekerjaannya yang makin menumpuk dan sering dikerjakan di rumah juga, ia mengalami kurang tidur. Pengaruh Stres cukup besar terhadap kesehatan seseorang.

Stres dapat menyebabkan adanya gangguan tidur ( insomnia ), gangguan pencernaan ( irritable colon ), gangguan pernafasan ( ashma bronchiale ) dan lain-lain keluhan.

Saya memberikan resep obat kepada Pak S berupa tablet yang mengandung Enzym pencernaan untuk membantu pencernaannya, tablet penenang dan tablet Multivitamin.

Saya menyarankan kepada Pak S agar ia minta kepada atasannya seorang asisten untuk membantu meringankan beban pekerjaannya sehingga Stresnya berkurang atau hilang.

Demam (2)


3 hari yang lalu datang berobat Sdr.L, 20 tahun.
Keluhannya: sejak 2 hari yang lalu ada demam, tidak ada Flu, tidak ada gejala batuk.

Ada banyak penyakit dengan gejala demam, dimana suhu tubuh > 38 derajat Celsius, antara lain: Tipes perut, Demam Berdarah Dengue, Malaria, Bronchitis, TBC paru, Campak, Infeksi saluran Kencing dan lain-lain.

Pada pemeriksaan fisik Sdr. L. tidak ditemukan kelainan. Saya minta pemeriksaan penunjang ( Laboratorium ) berupa pemeriksaan Darah di Laboratorium Klinik terdekat.

Hasil pemeriksaan Darah didapatkan: Jumlah Lekosit ( sel darah putih ): 6.000 ( normal ), Jumlah Thrombosit: 200.000 ( normal ), Tes Widal: Negatip.

Jadi bukan penyakit Tipes ( Widal: negatip ) dan bukan DBD ( jumlah Thrombosit normal ). Lalu apa penyakitnya?

Saat saya membaca hasil pemeriksaan Urine, pada sedimentnya terdapat Sel-sel darah putih ( Lekosit ): ++, bakteri: +. Berarti Sdr. L ini menderita Infeksi saluran kencing. ISK ini sering kali luput dari pemeriksaan, kalau Urine tidak diperiksa. Biaya pemeriksaan Urine : tidaklah mahal, dan mudah dilakukan.

Bila Dokter tidak teliti memeriksa dan melakukan pemeriksaan penunjang Urine, sering kali Diagnosa ISK luput dari Diagnosa.

ISK ini biasanya disebabkan oleh Bakteri Gram Negatip seperti: E. Coli ( yang paling sering ) dan lain-lain. Terapi ISK adalah pemberian antibiotika yang sesuai untuk mengatasi bakteri Gram negatip ini.

Bila ada gejala batuk ( Bronchitis, TBC paru ) diperlukan pemeriksaan penunjang Foto Rotgen Jantung dan Paru-paru. Pada pasien Sdr. L ini tidak dilakukan sebab ia tidak mengeluh ada batuk.