Rabu, Desember 09, 2009

Pasien kritis.

 

Ketika praktik  tadi malam, saya dimohon  datang ke rumah seorang pasien Pak N, 59 tahun.

Rumahnya sekitar 200 meter dari tempat praktik saya. Kebetulan saat itu sedang tidak ada pasien sehingga saya segera dapat mengunjungi pasien ini.

Saya terkejut melihat ada begitu banyak sanak famili dan tetangga Pak N di sekitar rumah dan di dalam rumahnya.

Salah satu putra Pak N berkisah, bahwa Pak N ini baru  pulang dari sebuah RS swasta, setelah di opname selama 1 minggu. Konon Jantungnya bengkak dan diberi obat L ( sejenis diuretika, untuk melancarkan pipis sehingga  beban Jantung berkurang ). Saya melihat hasi Foto Thorax ( Jantung Paru-paru )  milik Pak N. Nampak besar Jantung > 50 %, Jantungnya membesar. Hari itu Pak N, meronta-ronta minta pulang. Keluarganya akhirnya membawa Pak N pulang ke rumah mereka, meskipun kesehatan pak N belum membaik benar dan  juga masih dipasang Infus pada lengan kanannya.

Saya punya pengalaman pasien-pasien  lain yang dirawat di RS yang minta pulang.

Pulang kemana?

Ada 2 kemungkinan: pulang ke rumah Bapa atau pulang ke rumah sendiri.

Sering kali dalam menghadapai pasien-pasien yang demikian berat penyakitnya, maka kemungkinan yang pertama yang akan terjadi, hanya pihak keluarga sering tidak menyadari dan tidak mengerti.

Saya memeriksa Pak T: kesadaran sopor, mendekati Coma, tekanan darah: tinggi, suhu tubuh tinggi ( ada demam ), reflex pupil ( anak mata ): positip lemah. Saya berkesimpulan kesehatan Pak N ini kritis.

Bermacam obat dari RS  tergolek di meja, tetapi bagaimana dapat diminum kalau pasien tidak sadar dan tidak dapat minum air. Saya menganjurkan kepada pihak keluarga agar Pak N ini kembali di rawat di RS semula.

Pihak Keluarga tampaknya enggan melakukannya. Saya mengerti, ini suatu dilema.

Baiklah, lalu saya berkata bahwa saya diminta tolong untuk datang dan memeriksa kesehatan pak N. Sebagai tenaga medis, ini pasien kritis dan harus segera mendapat perolongan. Pasien sudah tidak berdaya, maka hanya keluarganyalah  yang dapat menolong Pak N.

Pihak Keluarga  minta waktu untuk berunding. Saya persilahkan tetapi berundingnya  cukup  seperemat jam saja. Jangan menunggu sampai besok pagi dimana saat ini akan bertambah jelek keadaannya.

Ada seorang Ibu pihak keluarga yang bertanya bagaimana kemungkinannya kalau kembali masuk RS.

Saya menjawab “Kalau dibiarkan di rumah, maka tinggal tunggu saatnya saja.”

Ibu ini bertanya lagi “Apa maksudnya tunggu saatnya?” tampaknya ia tidak paham.

Saya jawab “ Tunggu saatnya, nanti ada yang menjemput Pak N pergi menuju alam baka. Kalau di tangan di RS maka setidaknya keadaan Pak N dapat lebih baik dan mungkin ia akan sadar kembali dan dapat berkomunikasi dengan pihak leuarga untuk menyampaikan sesuatu.”

Ibu ini bertanya lagi “ Berapa persen ia akan sembuh /”

Saya menawab “Saya tidak tahu. Soal umur di tangan Tuhan, tetapi minimal  pihak keluarga mau menolong Pak N yang sudah tidak berdaya. Kalau bukan Keluarganya lalu siapa lagi yang akan menolong pak N?”

Segera saya buatkan Surat Pengantar untuk masuk  Rumah Sakit tadi.

Saya mohon pamit. Saya tidak tahu bagaimana kelanjutan kisah Pak N ini.

2 komentar:

  1. Anonim6:20 PM

    saya seorang ibu tangga usia 34 tahun yang baru difonis oleh dr menderita penyakit TB. sebelumnya saya telah menderita batuk yang berkepanjangan selama kurang 3 bulan. pucaknya, batuk saya sudah disertai darah segar dengan jumlah yang cukup banyak.
    oleh dokter saya dianjurkan untuk menjalani opname di rumah untuk menghentikan bleeding yang saya derita.
    setelah bleeding berhenti, dokter mulai memberikan pengobatan selama 6 bulan sebagaimana layaknya seorang penderita TB.
    saat ini saya sudah menjalani pengobatan tersebut selama 14 hari.
    yang ingin saya tanyakan:
    1. kenapa batuk saya masih ada, meskipun frekwensi agak berkurang dibanding sebelumnya?
    2. apakah saya bisa mengkonsumi obat batuk lain selain obat tb yang telah diberikan oleh dokter (Rimstar 4-FDC)?
    3. makanan apa saja yang baik dikonsumsi untuk mempercepat pemulihan kondisi tubuh saya?
    4. adakah makanan-makanan tertentu yang sebaiknya saya hindari demi cepatnya pemulihan penyakit saya?
    5. bagaimana potensi penuluran penyakit saya kepada anggota keluarga yang lain (suami dan ketiga anak saya, khususnya yang masih balita)?
    demikian, terima kasih, kami mengharapkan jawaban dokter pada kesempatan pertama.

    wassalam,

    Fadilah Dewi Lestari, makassar

    BalasHapus
  2. To FDL, Makasar,

    1. Lama terapi minimal 6 bulan jadi, gejala batuk masih ada kalau baru minum obat selama 1/2 bulan saja.
    2. Obat batuk yang manjur berupa tablet Codein yang dapat dibeli hanya dengan R/ dokter.
    3. Makanan yang bermanfaat berupa Tinggi Kalori dan Tinggi Protein setiap hari.
    4. Larangan khusus tidak ada, tetapi sebaiknya: Rokok, Kopi, Alkohol dan Narkoba dihindarkan.
    5.Selama penyakit anda belum sembuh, anda dapat menjadi sumber penularan bagi orang sekitar anda ( maaf saya bicara apa adanya tanpa maksud yang negtaip thd anda ).
    6. Berobatlah secara teratut kpd dokter anda dan tetap semangat.-

    BalasHapus