Rabu, Februari 10, 2010

Terima kasih






2 kata yang mudah dilakukan, tetapi sering dilupakan yaitu: Maaf dan Terima kasih.

Kalau orang lupa berterima kasih, itu suatu hal yang wajar. Oleh karena itu, sebaiknya kita jangan mengharap mendapat rasa terima kasih, sebab hal itu hanya akan membuat hati kita jadi sakit dan kesal ( Dale Carnegie, Petunjuk Hidup Tentram dan Bahagia, PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 20 ed. 2004 )

Salah satu penyebab kata Maaf tidak mau diucapkan adalah perasaan gengsi. Gengsi itu mahal.
Terima kasih tidak disampaikan salah satu penyebabnya lupa. Lupa manusiawi juga kan, tapi kalau tiap hari lupa itu namanya apa ya.

---

Pasien yang sudah datang berobat kepada saya, ada yang mengucapkan terima kasih dan lebih banyak yang tidak mengucapkan terima kasih. Penyebabnya mungkin karena mereka merasa sudah membayar biaya pemeriksaan. Jadi untuk apa bilang terima kasih lagi? Betul, tapi mereka juga lupa bahwa mereka juga sudah ditolong bahkan pada hari Minggu / libur sekalipun.

Bila kita setiap detik menghirup udara segar dari alam sekitar kita dengan gratis, apakah kita patut / tidak patut mengucapkan terima kasih kepada Yang Diatas? Tuhan sudah memberikan dengan gratis.

Coba amatilah pasien-pasien yang dirawat di setiap rumah sakit yang mendapat hembusan gas Oksigen. Setiap hirupan Oksigen ada harganya dan keesokan paginya sudah terhitung sudah habis 1 tabung Oksigen dan berapa Rupiah akan ditagihkan kepada kita? Padahal di alam bebas kita menghidup Oksigen dari udara dengan gratis tis. Apakah kita perlu mengucapkan terima kasih kepadaNya?

Mestinya iya, tapi apa yang terjadi? Udara segar dirusak manusia akibat polusi udara ( air polution ) dimana-mana, baik di kota ( asap rokok, asap knalpot, asap pabrik/industri dll ) dan di luar kota ( pembakaran hutan, pertambangan dll ). Manusia lupa berterima kasih kepada Sang pencipta dan bahkan sudah merusaknya selama bertahun-tahun.

Apa akibatnya?
Ada banyak penyakit akibat polusi udara seperti: Bronchitis khronis ( akibat asap rokok, dll ), Asbestosis ( menghirup partikel asbes di pertambang ) dll.

Mulai dari sekarang kita mesti berterima kasih kepada orang lain dan kepada Sang Pencipta.
Caranya?
Jangan merusak alam, jangan membuat udara menjadi kotor dengan asap yang tidak perlu, menanam banyak pohon disekitar kita dll lagi.

Marilah kita rajin mengucapkan terima kasih dan kalau perlu minta maaf.

4 komentar:

  1. Makasih, Pak. Jujur, saya sering menghirup asap rokok, walaupun sebentar. Saya takut saat tua menginggal gara-gara kanker paru-paru. Bagaimana ini? terima kasih.

    BalasHapus
  2. To Kencana,

    Kalau anda perokok aktip atau perokok pasip, sudah waktunya mulai saat ini anda berhenti merokok. Kalau anda menemui asap rokok, anda boleh secara bijaksana mohon agar dia berhenti merokok.

    Seorang perokok sejak usia muda, baru akan menderita Kanker Paru 10 - 15 tahun kemudian. Proses berjalan terus tanpa kita sadari, tau-tau pada waktunya terkena Kanker Paru.

    Umur manusia hanya Tuhan yang tahu, meskipun demikian kita berusaha agar kita dapat hidup sehat.

    Selamat menikmati hidup yang sehat.

    Salam.

    BalasHapus
  3. terima kasih. Saya termasuk sendiri perokok pasif. Ayah saya yang merokok, jadi sering mendengurnya agar berhenti merkok.

    BalasHapus
  4. To Kencana,

    Sebagai seorang anak, tentulah ingin agar kedua orang tuanya dapat hidup sehat. Anda sudah berusaha agar Ayah anda berhenti merokok. Semoga Ayah anda mau memperhatikan nasihet putrinya. Kalau sudah terlambat, tidak ada gunanya lagi.

    salam.

    BalasHapus