Kemarin sore datang berobat Pak D, 55 th.
Pak D adalah pasien lama yang merupakan pasien langganan saya.
Pak D diantar oleh adik iparnya, Pak O, 40 th. Saya mengenal Pak O sejak lama yang merupakan karyawan sebuah Bank di kota kami.
Saat memasuki Ruang Periksa wajah Pak D tampak seperti orang yang kesakitan sambil memegang perut bagian ulu hatinya.
Saat ditanya oleh saya, Pak D menjawab dengan suara lemah, tidak seperti biasanya.
“Perut saya sakit sekali, Dok” katanya.
“Dimana yang paling sakit?” saya bertanya.
“Disini , Dok.” Kata Pak D sambil menunjukkan ulu hatinya.
Tekanan darahnya dalam batas normal. Jantung & Paru-paru juga normal.
Pada pemerisaan ketok ( perkusi ) jelas terdengar suara rongga ( Lambung ) yang banyak berisi udara ( meterorismus ). Ada nyeri tekan daerah ulu hati.
Lambung Pak D ada gangguan akut. Pantes wajahnya menunjukan kesakitan.
Saya bertanya lagi “ Kemarin makan apa, Pak D? Sambel, pedas-pedas atau makanan yang tidak biasa?”
Pak D menjawab “ Kemarin saya makan sekantong plastik Keripik singkong, tidak makan sambel atau minum obat-obat tertentu. Kemarin saya sehat, Dok”
Kalau makan Keripik singkong sih rasanya tidak masalah. Ah...mungkin Pak D lupa telah makan makanan apa atau obat-obatan apa atau mungin juga Pak D terlambat makan siang atau makan malam.
Melihat orang kesakitan saya tidak tega. Menjadi seorang pasien memang tidak enak. Saya sudah 5 kali di rawat di RS dan merasa betapa tidak enaknya menjadi pasien.
Terlintas dalam benak saya agar saya memberikan Tablet untuk mengurangi penderitaannya.
Saya ambil dari persedian obat pribadi saya berupa 1 tablet untuk mentralisir Asam Lambung dan 1 tablet untuk mengurangi spasme ( kramp otot Lambung ).
Saya minta agar pak D segera minum tablet tsb sambil menyodorkan segelas plastik air mineral. Wajah Pak D tampak agak cerah, berharap agar nyeri uluhatinya segera lenyap.
Sambil menunggu bekerjanya obat-obat tadi, saya bertanya tentang pekerjaannya kepada Pak O.
Selang 5 menit kemudian, terdengar suara udara yang keluar dari Lambung Pak D. E…..E…. sebanyak 4 kali. Ini menunjukkan bahwa udara yang mengisi Lambungnya sudah keluar dan akan banyak mengurangi rasa tidak nyaman pada Pak D. Penyakit Gastritis atau Dispepsi akut-nya sudah membaik untuk sementara.
Saya bertanya kepada Pak D “ Bagaimana? Banyak berkurang nyerinya?”
Pak D menjawab “Iya, Dok lebih baikan dan nyerinya berkurang. Terima kasih.”
“Pak D, saya berikan resep untuk membeli obat di Apotik terdekat agar sakit Maagnya segera tuntas, jangan minum Kopi dan makanan pedas / sambal dahulu, ya.”
Setelah Pk D keluar dari Ruang Periksa, ada rasa plong dalam hati saya. Saya bersyukur saya dapat mengurangi penderitan pasien saya dalam waktu yang relatip singkat.
Ibu M, pasien berikutnya segera memasuki Ruang Periksa saya.
Wah…ada pasien lagi nih.
menjadi penderita gastritis ternyata sangat tidak mengenakkan ya dok... selain ndak bisa minum kopi yang rasa dan aromanya nikmat, juga ndak bisa makan bumbu sambel atau mi baso yang ada cuka-nya... duh..
BalasHapusTo Mr. Sectiocadaveris,
BalasHapusSaat ini sudah ada Kopi putih ( white coffee ) yang tidak merangsang lambung atau sekresi asam lambung. Boleh dicoba.
Kalau mau makan yang pedas atau makanan yg mengndung cuka, nikmati setelah atau bersamaan makan dan siap-sipa tablet utk menetralisir asam lambung yang berlebihan.
Lebih aman kalau dokternya diajak makan juga. he...he...