Rabu, Agustus 31, 2011

Permintaan yang tidak lazim


Hari Senin, 29 Agustus 2011 pukul 22.05 saat saya masih melihat tayangan sebuah film di TV di Ruang Keluarga, saya mendengar ada ketukan pada pintu pagar rumah kami.

Sebenarnya saya  segan untuk keluar rumah malam-malam begini untuk bertanya “Ada keperluan apa?”

Terdorong rasa ingin membantu, kalau-kalau orang tsb adalah pasien langganan yang datang ingin berobat atau ada keadaan kesehatan yang gawat darurat, saya  akhirnya keluar menuju pintu pagar.

Saya melihat dari balik pintu ada 3 orang laki-laki sekitar usia 30 tahunan di balik pagar. Sebuah mobil sedan warna gelap diparkir di tepi trotoir di depan rumah kami.

“Ada ada pak? Mau berobat” saya bertanya kepada mereka.

Terdengar suara seorang laki-laki menjawab “Pak, kami mau minta tolong.”

“Minta tolong apa ya?” saya bertanya lagi.

“Kalau boleh kami ingin meminta bunga buah Belimbng Wuluh” jawabnya.

Pohon Belimbing Wuluh kami tumbuh 1 meter dari pintu pagar. Minggu yang lalu pohon ini berbuah lebat dan buahnya sudah dipanen oleh isteri saya. Saat itu pohon ini belum berbunga lagi. Disana-sini memang masih ada bunga tetapi tidak banyak.

Aneh dan tidak lazim kalau ada orang yang minta bunga pohon itu pada malam hari pukul 22.00.

Kalau  pada pagi, siang atau sore hari rasanya masih lazim.
Kalau malam hari? Jangan-jangan  mereka mempunyai maksud yang lain. Saya kok jadi Paranoid seperti ini.

Saya bertanya lagi “Untuk apa sih bunga itu? Lagi pula saat ini pohon itu tidak sedang berbunga, tapi kalau mau minta,  ya silahkan saja ambil sendiri.” kata saya sambil membukakan kunci gembok pintu pagar itu.

2 orang laki-laki itu dengan minta ijin masuk dan segera memeriksa batang pohon itu sambil memetik beberapa kelompok bunga yang masih tersisa. Salah satu dari mereka berkata “Bunga ini untuk obat, pak.”

“Obat untuk penyakit apa? tanya saya.
Banyak pertanyaan saya yang mungkin dianggap rewel oleh mereka. Kami tidak pernah memanfaatkan bunga atau buah Belimbing Wuluh ini untuk obat, tetapi dipanen untuk dibuat manisan oleh Istri saya.

“Untuk obat Batuk.”

“Lah … kalau  sakit Batuk, mengapa tidak minum obat yang sudah jadi yang banyak dijual di Toko Obat atau Apotik saja?” jawab saya lagi.

Laki-laki itu menjawab “Sudah pak, tetapi belum sembuh juga.”

Saya membatin, kalau belum sembuh mengapa tidak sekalian berobat saja kepada saya atau kepada dokter lain? Atau jawabannya itu hanya sekedar bualan saja. Bunga pohon itu mungkin digunakan untuk maksud lain?

Ah…saya malas untuk menebak apa guna Bunga Belimbing Wuluh itu sebenarnya yang diminta oleh laki-laki itu.

Setelah dirasa cukup, mereka  berterima kasih dan mohon pamit kepada saya.
Saya menutup dan mengunci pagar itu.

Menurut anda apakah permintaan dan keinginan mereka masuk akal atau tidak?
Jawabannya bisa masuk akal dan bisa tidak masuk akal seperti pikiran saya, sebab kalau mau minta  bunga kan bisa pada saat yang lain ( pagi, siang atau sore ) dan tidak mengganggu orang lain pada pukul 22.00.

Semoga bunga Belimbing Wuluh itu dapat menyembuhkan penyakit Batuk yang diderita pasiennya. Aneh tapi nyata.-

2 komentar:

  1. banyak orang yg percaya kalau tanaman tertentu ( herbal ) memiliki khasiat dalam menyembuhkan penyakit. mereka tahu secara turun temurun atau karena dengar2 "katanya..".
    di keluarga kami sering menggunakan air rebusan daun salam utk mengobati asam urat, hasilnya lumayan, nyeri nya berkurang dalam hitungan jam...
    tapi, ya... nyari daun nya ngga sampai mengganggu pekarangan orang tengah malam juga, sih...

    BalasHapus
  2. he..he... terserah ajalah.

    Saya malam itu sudah berbagi kepada yang membutuhkan bunga itu.

    Semoga dapat bermanafaat.

    salam.

    BalasHapus