Jumat, Oktober 21, 2011

Sakit kepala



Kemarin sore datang berobat Pak S, 38 tahun. Ia seorang karyawan di sebuah kantor swasta. Tugasnya di bagian Stok barang. Sepanjang hari ia menghadapi layar monitor komputer di tempat kerjanya. Ia sudah bekerja disitu sejak 4 tahun yang lalu. Gaji yang diterimanya cukup untuk hidup berdua dengan isterinya. Mereka belum mempunyai anak.

Keluhan Pak S adalah sakit kepala. Kepalanya terasa cekot-cekot, tidak ada rasa mual, muntah atau diare. Tekanan darah: dalam batas normal, tidak ada gangguan fisik lain, tidak ada riwayat keluarga penyakit Kencing Manis, Darah Tinggi, benturan di kepala ( akibat terjatuh atau kecelakaan lalu lintas ).

Pak S sudah minum tablet pain killer yang dijual bebas di sebuah apotik, tetapi keluhannya masih belum membaik.

Sakit kepala merupakan gejala yang paling banyak dikeluhkan para pasien yang datang berobat, selain keluhan: demam, pegel linu dan diare.

Penyebab sakit kepala ada banyak, seperti:
  1. Belum gajian ( tanggung bulan )
  2. Buka cek mundur, tetapi Rekening Bank mereka belum diisi uang, padahal hari jatuh tempo adalah besok hari.
  3. Menderita demam karena penyakit lain.
  4. Mengalami kejadian yang tidak menyenangkan (  dimarahi oleh atasan, putus hubungan dengan pacar, tidak lulus ujian /saringan masuk suatu pekerjaan, mengalami pemutusan hubungan kerja, diejek orang dll ).
  5. Akibat dari penyakit lain, seperti: hipertensi ( tidak selalu ), Radang Otak, Tumor Otak dll.

Oleh karena ada begitu banyak penyebab Sakit kepala, tentu tidak mudah mencari penyebabnya dan memerlukan banyak waktu dan pemeriksaan penunjang ( pemeriksaan Laboratrium, Foto Rontgen, USG, MRI dll ).

Akhirnya kepada Pak S, saya memberikan resep 1 macam tablet saja yang berupa pain killer yang juga mengandung sedikit  minor tranquilizer untuk membuat lebih mudah tertidur. Bila keluhannya  belum membaik, maka perlu dipertimbangkan dilakukan pemeriksaan penunjang.

Setelah membaca resep yang saya buat, dengan nada tidak percaya Pak S bertanya “Hanya 1 macam obat saja, Dok.”

Saya menjawab “Benar. Saya pikir anda sangat sibuk bekerja di kantor sehingga perlu lebih banyak istirahat. Kalau handphone, perlu di strum dahulu agar  punya tenaga lebih baik. Dengan minum tablet ini anda akan enak tidur dan akan bangun dengan tubuh yang lebih segar. Percayalah.”

Saya berkata dengan meyakinkan untuk memberikan sugesti, bahwa tubuhnya baik-baik saja dan hanya perlu lebih banyak tidur malam hari.

Dua hari kemudian saat saya praktik sore, saya menerima telepon dari Pak S yang menyatakan bahwa sakit kepalanya sudah hilang dan tubuhnya menjadi lebih segar.

Saya menjawab”Syukurlah anda sudah baik. Selamat bekerja kembali ya.”

4 komentar:

  1. Sangat menarik mas brooo...inspiratif!

    BalasHapus
  2. To Kevin,

    Terima kasih sudah berkunjung. Semoga dapat bermanfaat.

    Salam.

    BalasHapus
  3. Sekarang. tuntutan pekerjaan makin mengerikan. Kalo bisa kerja 24 jam seminggu sih pasti dituntut segitu. Makanya banyak pegawai kecil yang stress terus sakit kepala.

    BalasHapus
  4. To Kencana,

    Rupanya pasien saya ini kurang cukup istirahat ( tidur ). Ternyata setelah diberi resep yg mengandung penenang ia dapat tidur lebih nyenyak dan sakit kepalanya hilang. Saya bersyukur pasien saya sembuh dan dapat bekerja kembali.

    Salam.

    BalasHapus